Chapter 21 "Game Over"

1 0 0
                                    

Sea cemberut menatap tiga laki-laki yang duduk di depannya. Mereka diam, tapi matanya saling berbicara.
Hembusan napas kesal pun keluar. Dia tak paham dengan gaya bicara laki-laki.

'Situasi macam apa ini?'

Melongo sekian menit.

Romeo mulai geram. Berdecak menatap Zion dan Sean bergantian.

"Ayolah, kalian kenapa masih di sini? Pergi saja."

Sea melotot tak habis pikir.

"Hoi, Romeo, lo sendiri ngapain di sini? Pulang saja. Bukannya masih sakit?" cercanya.

Romeo tersenyum percaya diri setelahnya.

"Pertanyaan yang bagus. Sea, sebagai rasa terima kasih karena udah baik saat gue sakit, kemarilah! Akan kuturuti semua kemauanmu hari ini. Spesial pelayanan hanya untukmu, Sea."

Mengedipkan sebelah matanya.

Sea bergidik ngeri.

"Hiii makasih tapi nggak perlu! Gue nggak perlu dilayani. Kalau cuma itu lebih baik silahkan pergi." mempersilahkan menunjuk pintu.
Romeo berdecak pelan.

"Kejam sekali, Sea, tapi itulah juniorku. Kau manis!" mengangguk senang nan pasti.

Sea mendelik lagi.

'Romeo gila!'

Sean tertawa menyita perhatian.

"Hahaha, Senior Romeo, datang ke sini cuma mau ngasih hadiah sebagai ucapan terima kasih ya? Ide yang bagus. Kalau gitu gue juga mau ngasih hadiah ke Sea sebagai rasa terima kasih karena sudah diberikan jalan menemukan rumah kontrakan yang pas di lingkungan aman dan tenang ini. Sshhh, Sea mau apa? Susu stroberi lagi yang sangat manis? Akan kubeli bersama penjualnya kalau perlu."

Sean tersenyum bangga.

Sea menganga.

"Orang gila mana lagi yang ada di depan gue? Nggak usah dan nggak perlu, makasih!"

Seketika tangannya meng-stop Sean dari udara.

Romeo menyatukan alisnya.

"Ah, plagiarisme. Mengenai susu stroberi jangan pernah berikan itu lagi pada Sea. Dia bisa dimanjakan nanti."

Sea mengetatkan giginya.

"Gue bahkan nggak pernah Nerima susu itu! Lagian lo ada di pihak mana sih? Baik apa jahat sama gue?!"

Benar-benar tak paham sama Romeo.

"Oh, gue cuma senior lo yang baik hati. Bisa dikatakan gue keduanya." berkedip polos.

"Hiyaaaaa, tolong jauhkan gue dari dua mahkluk ini, Ya Tuhan!"

Menjambak rambutnya frustasi.

Zion meneleng bingung.

"Susu stroberi?"

Seketika Sea berhenti heboh sendiri. Wajah dingin Zion kembali menyadarkannya.

"Zi-Zion, bisakah gue minta tolong? Bilang pada mereka agar jangan mengganggu." meringis bodoh.

Zion menatap Romeo dan Sean bergantian. Ketiganya jadi saling tatap-tatapan. Lalu Zion berkedip sekali.

"Bukankah gue juga mengganggu di sini?" menunjuk dirinya sendiri.

Menganga sudah rahang Sea.

"Aaaa, nggak nggak nggak, emang tadinya bingungin sih tapi sekarang cuma Zion yang bertingkah normal. Jadi kalau Zion mau di sini juga nggak apa-apa, tapi usir mereka berdua, hehe."

The Story of SeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang