~Happy reading~
Setelah kejadian itu, Jieun dan Taehyung kembali seperti orang asing yang tidak pernah dekat sebelumnya.
Benar-benar tidak berinteraksi sama sekali, saling lirik pun tidak. Meskipun mereka satu kelas, Taehyung akan segera keluar dari kelas saat jam istirahat, jika melihat ada Jieun di dalamnya.
Gadis itu, kan memang penunggu kelas. Jarang sekali keluar, apalagi berkeliaran di area sekolah. Itu mengapa setidaknya, sangat membantu Taehyung untuk menjauhi Jieun saat jam istirahat.
Hari-hari kembali berlalu, tak terasa ujian akhir sudah mereka lewati, anak kelas akhir tinggal menunggu hari kelulusan mereka, menghabiskan waktu di rumah, ataupun jalan-jalan.
Termasuk Taehyung, pemuda tampan itu memilih menghabiskan waktunya dengan melakukan sesuatu yang baru. Bermain golf, latihan memanah dan berkuda, menembak, juga terkadang berenang. Sesekali Taehyung juga akan pergi belajar melukis. Ini sesuatu yang baru bagi laki-laki itu, karena sebelumnya, Taehyung sangat anti melakukan hal-hal yang harus mengeluarkan tenaga lebih, terkecuali olahraga yang ia lakukan cuma seminggu sekali. Selebihnya, akan ia habiskan dengan pergi bersama teman-temannya, bersenang-senang.
Satu bulan belajar hal baru, untuk pertama kalinya ia sadar, jika dirinya memiliki ketertarikan yang luar biasa pada benda yang disebut pistol itu. Taehyung sangat suka dengan sensasi saat ia menarik pelatuk itu, dan menembakkan objek yang menjadi sasarannya.
Ini jauh lebih menyenangkan, ketimbang menarik busur panah, ataupun memacu kuda. Melukis memang membuat emosinya sedikit tenang, tetapi menembak justru seakan menjadi pil vitamin baginya.
Ia menganggap memain golf, dan berenang hanyalah sesuatu yang membuang-buang waktu dan tenaga. Itu membuat pemuda Kim, sudah berhenti melakukan dua kegiatan tersebut.
Justru sekarang, yang menjadi fokus dan minatnya adalah menembak. Ia akan berlatih setiap harinya, semakin lama, ia semakin profesional. Tidak ada satupun peluru yang meleset dari objek yang ia tentukan, bahkan Taehyung bisa menembak burung yang terbang, tepat di kepalanya.
Itu merupakan suatu hal yang bisa Taehyung banggakan. Hanya itu, ia pandai menembak. Tidak seperti kakak laki-lakinya, Kim Seokjin, yang pintar dalam segala hal, menjadi anak kebanggaan Tuan Kim.
Membicarakan soal ayah, lagi-lagi Taehyung teringat ucapan menyakitkan Jieun. Semakin dirasa benar, karena Tuan Kim memang terlihat acuh tak acuh pada dirinya, bahkan ayah kandung pria itu tidak pernah menanyakan bagaimana ujian akhirnya, ataupun apa rencana Taehyung setelah ia lulus dari sekolah menengah atas ini.
Tidak sama sekali. Justru Taehyung tidak bisa memilih tujuannya, karena laki-laki itu sudah dimasukkan sang ayah ke universitas pilihan mereka. Taehyung menjadi sangat tertekan, ia rasa hidup bebasnya berakhir saat ia dinyatakan lulus. Karena setelah ini, Taehyung akan dituntut dengan pekerjaan dan perusahaan yang harus ia jalankan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Target ✅
RomantizmSiapa yang mengira jika masa lalu benar-benar memiliki andil yang besar terhadap masa depan? Lee Jieun si aktris terkemuka tak bisa menebak jika dirinya diculik saat pesta perayaan ulangtahunnya yang ke-30 di villa miliknya sendiri. Sebuah pengkhi...