Part 47 (End)

88 16 15
                                    



Happy reading

Pernikahan Min Yoongi seakan membuka lembaran baru bagi ke dua insan yang saling sayang dan benci dalam satu waktu itu.

Seakan baju putih yang terkenal lumpur lalu kemudian dicuci dengan pemutih, maka luntur lah lumpur tersebut. Begitupula dengan Lee Jieun, Korea Selatan yang selama ini ia anggap sebagai mimpi buruk, berubah menjadi negara paling Jieun syukuri.

Di negara itu ia dilahirkan, saksi dari lika-liku kehidupan dan karirnya, juga negara tempat ia dan Taehyung dipertemukan. Banyak kenangan dan hal membekas yang Korea Selatan berikan.

Maka, setelah perjumpaan tak terduga keduanya, hal yang tak disangka pula. Wanita bermarga Lee itu memutuskan untuk kembali menetap di negara kelahirannya. Berbeda dengan sang orang tua yang tetap ingin tinggal di Jepang dan melanjutkan bisnisnya.

Jieun membuka kembali Jijie's Garden miliknya yang terbengkalai selama lima tahun itu. Memulainya kembali dari nol. Dibantu dan disupport penuh oleh sang kekasih yang tak membiarkan wanitanya melakukan hal itu semua sendiri.

Mereka melewati masa sulit bersama-sama.

Jieun juga membantu dan berperan penting dalam memperbaiki hubungan Kim Taehyung dengan keluarganya.

Pertama-tama, tentunya Kim Seokjin menolak mentah-mentah kedatangan keduanya ke rumah keluarga Kim, bahkan mengusir adiknya dengan kasar, memaki-maki tanpa peduli bahwa Jieun yang notabenenya orang asing, menyaksikan hal itu.

Yoon Hee pun tak mencegah Seokjin, membiarkan anak sulungnya mengungkapkan emosi dan rasa tertekan yang selama ini ia tanggung. Tak mengelak, dirinya juga hampir gila, walaupun kejadian itu sudah terlewati lima tahun. Namun, lukanya tetap ada.

Seokjin sebagai si sulung yang menjadi tulang punggung bagi ibunya, tentunya memiliki tanggung jawab yang besar, lukanya lebih dalam lagi dari sang ibu, lebih ternganga. Namun tak bisa mengungkapkannya, harus ditahan sampai rasanya sesak.

Maka, saat Kim Taehyung kembali muncul, rasa sesak yang kian besar itu akhirnya meledak. Menyalahkan dan mengungkapkan semua perasaannya dengan emosi yang melambung tinggi.

Kim Taehyung tak melawan, bahkan tak ada satu kata perlawanan sedikitpun, hanya beribu kata maaf sembari bersimpuh di depan kaki sang kakak dan ibu. Mengharapkan pengampunan keduanya.

Meskipun selalu ditolak saat datang, Taehyung tetap tidak menyerah, bahkan setiap hari laki-laki tampan tersebut akan berkunjung.

Rumah besar yang dulunya menjadi istana keluarga Kim, sekarang terlihat sangat menyedihkan. Perabotan mahal sudah banyak dijual, menjadikan rumahnya kosong melompong. Beruntung rumah besarnya tak ikut terjual.

Hingga suatu hari--entah sudah ke berapa puluh kali pria itu menginjakkan kakinya--penantian Kim Taehyung pun datang. Ia dan sang kekasih melangkah masuk setelah tak ada pengusiran terhadap mereka.

Seokjin duduk di satu-satunya furniture yang ada di ruang tengah milik mereka--sofa berukuran besar. Laki-laki dengan bibir tebal itu duduk sembari bermain dengan laptopnya.

Bersimpuh di kaki Seokjin, Taehyung dengan senyuman getir menyapa sang kakak.

Seokjin menatapnya acuh, menghiraukan Taehyung dan fokus pada pekerjaan di laptopnya. Satu-satunya perusahaan yang ia pertahankan habis-habisan itu sudah mendapatkan investor tetapnya--keluarga Lee sudah menjual semua saham yang mereka punya di perusahaan itu sebelum mereka bangkrut, sekaligus menghentikan investasi--sehingga Seokjin juga harus memulainya dari nol.

Perusahaan keluarga Kim itu bergerak di bidang furniture, memproduksi alat-alat masak dan sejenisnya. Berkat kerja keras Kim Seokjin, project yang ia lakukan berakhir manis.

The Target ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang