Part 39

73 17 8
                                    

Mau nanya, kalian nemu cerita ini di mana? Dan kenapa masih bertahan baca sampai saat ini?

Selamat membaca

Di sisi lain.

Keluarga Hera tentunya menyadari jika anak bungsu mereka menghilang. Sudah dihitung dua hari, tak diketahui kemana anak itu pergi.

Tetapi, kemarahan dan rasa malu lebih mendominasi akibat perbuatan anaknya itu, sehingga Doohan bersikap tidak peduli, menganggap jika Hera melarikan diri dari tanggung jawab dan siksaan yang ia dapatkan.

Bahkan, masalah lain kembali mereka hadapi. Sebab beberapa orang yang sempat menandatangani kontrak bersama Hera, meminta uang kerugian dan kompensasi akibat skandal yang model itu alami. Juga meminta uang pembayaran yang sudah diambil Hera itu, untuk dikembalikan sepenuhnya.

Sudah saham perusahaan mereka turun, dan sekarang harus mengeluarkan uang lagi untuk membayar orang-orang itu.

Doohan memijit keningnya, seraya membaca komentar-komentar dari beberapa postingan viral yang speak up tentang perangai buruk Hera yang kadang kelepasan saat di tempat kerja.

Ribuan komentar jahat, cacian dan hinaan dilayangkan kepada model cantik tersebut.

Bahkan, Doohan tersulut emosi, membayangkan jika anak perempuan satu-satunya ini benar-benar diluar kendali.

Nama Kim Hera menjadi viral dan topik pembicaraan utama di jejaring sosial, tentunya banyak yang menyayangkan akan sikap model itu.

Usia masih sangat muda, tapi sudah terlibat skandal yang sangat berpengaruh untuk dirinya di masa yang akan datang. Hera bisa saja tak akan mendapatkan pekerjaan apapun, sebab jejak sosmed yang begitu menakutkan.

Perusahaan manapun tak mau mempekerjakan orang yang problematik.

Seokjin datang dan menghampiri sang ayah, duduk berhadapan. Laki-laki paruh baya itu tak lantas mengalihkan pandangannya dari ponsel, malah semakin mengepal kuat tangannya.

"Ayah ...," panggil Seokjin.

Barulah Doohan melihat ke arah pemuda itu, dan meletakkan ponselnya dengan kasar di atas meja yang menjadi pembatas keduanya.

"Bicaralah," perintah sang ayah.

Seokjin terdiam sebentar, berusaha memilih kata apa yang harus ia ucapkan pertama kali. Doohan mengernyitkan keningnya, mendorong Seokjin agar segera bicara.

"Harga saham jatuh bebas." Seokjin tak tahu harus bagaimana mengutarakannya, sehingga pemuda itu langsung berucap apa adanya.

Raut wajah Doohan shock, kemudian mengambil ponselnya dengan cepat, menelpon kepada sang sekretaris perusahaan utama.

Dan sekretaris itu mengkonfirmasi ini. Doohan berteriak marah, mulutnya memaki semua orang, bahkan Seokjin yang tak bersalah itu turut terkena kemarahan sang ayah.

Mendengar keributan ini, Yoon Hee yang sedang berada di kamarnya--menangis--bergegas menuju sumber keributan.

Ia mendapati sang suami yang sedang terduduk di sofa dengan Seokjin di sampingnya, Doohan mengalami sesak yang membuatnya kesulitan bernafas.

The Target ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang