Part 19

171 30 8
                                    

VOTE DULU SEBELUM MEMBACA!

Lagi-lagi di part sebelumnya, vote-nya berkurang. Apa kalian harus diingatkan secara panjang dulu, baru mau vote? Baru aja part 17 kemaren udah dikasih tau, part itu doang yang banyak votenya. Part 18? Malah hilang! Maksud aku, bukan cuman part yang dikasih WARNING doang! Tapi part sebelumnya (jika belum vote), dan part seterusnya! Ngerti nggak, sih kalian?

Kalian ini, kan udah ku kasih tau, kalo cuman mau siders dan gak menghargai tulisan aku, mending kalian cari cerita lain yang authornya gak masalah dengan siders. Sejujurnya aku udah difase kesal ya, apa salahnya tekan bintang sih? Kalo emang gak sreg, ya gak usah dibaca. Atau kalian mau krisar? Ya gak papa, dikomen atuh, mana letak kesalahan aku, biar bisa diperbaiki.

Ini mah justru jadi siders, itu sakit banget tau! Kalian bisa ngebayangin gak, seberapa effort banget, seorang author buat melanjutkan karyanya? Iya, aku tau, itu semua karena emang dari kitanya yang pengen bikin cerita. Tapi kan, sedikit banyaknya, ada yang menikmati cerita yang kami buat, makanya kami ini mau melanjutkan tulisan yang sudah dimulai.

Setidaknya kasih dukungan gitu lho, capek tau ngetik itu, belum lagi mikirin alur. Aku tau, ceritaku jauh dari kata bagus, tapi bukan berarti cerita aku gak layak buat diapresiasi. Aku juga manusia, aku butuh dukungan buat ngelanjutin ini.

Aku emang terkesan maksa, karena aku pengen ceritaku dihargai. Udah syukur, bacanya gratis, update sesuai jadwal(meskipun sebelumnya sempat acakadul jadwal upnya)tapi sekarang kan udah update tiap minggunya. Gak bisa kah, kalian menghargai perjuangan aku buat ngetik itu? 1000 kata per-part itu udah wajib, bahkan gak jarang ada part yang lebih dari itu jumlah katanya. Kalian mah, kalo bisa nikmatin doang, gak bakal tau sesusah apa buat update itu.

Yah, setidaknya apresiasi dikit, aku gak maksa kalian buat follow aku, tapi cuman pengen dikasih vote, susah banget deh kayaknya, tekan bintangnya. Kalo gitu, cerita ini berpotensi gak bakal tamat, alias berhenti tengah jalan.

Itukan mau kalian?

Yaudah deh, aku bakal pantau ini. Kalo emang gak ada kemajuan, mungkin ini up terakhir, karena Minggu depan cerita ini gak bakal update(kecuali jika banyak yang support, aku mungkin berubah pikiran).

.
.
.

~Enjoy Reading~

"Kami akan berusaha semampu kami, dalam menuntaskan kasus ini," ucap Kim Doohan kepada Dantae dan Jihyun.

Pria paruh baya itu lantas berdiri dari duduknya, dan mendekati bangkar tempat terbaringnya Dantae, lantas menunduk enam puluh derajat, yang menandakan sebuah salam penghormatan.

Dantae memperbaiki selang yang ada di hidungnya, kemudian mengangguk sedikit, dan mengisyaratkan kepada Doohan untuk kembali duduk di sofa, yang ada di ruangan pria Lee itu dirawat.

Memang setelah dari bandara, mereka sekeluarga langsung mendatangi rumah sakit ini, berniat menjenguk Lee Dantae, sekaligus membahas hal penting itu. Maka, di sanalah Taehyung, bersama orangtua dan saudaranya.

Jihyun yang duduk berhadap-hadapan dengan sepasang suami istri itu, menatap satu persatu anak dari pemilik perusahaan tempat suaminya berinvestasi. Dengan tatapan lembut, namun syarat akan ketegasan.

The Target ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang