Part 43

52 10 2
                                    

Beberapa episode lagi, cerita ini bakal tamat. Yeayy!!

Jangan lupa votenya guys! Tengks.

Happy reading

Dorr!

Krang!

Satu buah kaleng yang menjadi sasaran tembakan dari pistol yang Jieun gunakan itu terpelanting ke lantai. Disusul suara sorakan bangga dan tepuk tangan meriah dari Jihyun. Setelah sering berlatih hampir dua Minggu ini, peluru yang Jieun tembakkan semakin tepat, skillnya bertambah.

Meskipun sudah lama dijadikan tatanan kaleng, tetap lah menyisakan ketegangan yang dirasakan oleh Hera saat dirinya nyaris mati jika Jieun tak tepat sasaran, sembari menghirup seluruh udara yang terasa tercekat, bahunya bergetar hebat saat sebelumnya kaku seperti patung--sebab kepalanya menjadi tempat untuk meletakkan kaleng tersebut, yang membuat Hera tak bisa bergerak sesentipun, bahkan menahan nafasnya juga.

Sudah entah ke berapa kalinya, kepala Hera dijadikan tatanan itu, selama dua minggu ini. Mulai dari buah apel, pir, dan sekarang kaleng, tetapi keberaniannya dan sikap songongnya selalu menguap saat bahaya sedang mengintai di depan mata.

Jieun meniup ujung pistolnya yang berasap, dengan senyuman bangga ia kemudian melakukan tos dengan sang ibu.

Di sebelah mereka ada Taehyung yang tersenyum kecil, sembari merokok bersama Jungkook. Tak ada Yoongi di sini, pemuda itu masih dalam proses penyembuhan, karena ada masalah lain yang terjadi selain tertembak. Tangannya--lebih tepat bagian bahu-- ternyata patah sebab sempat diinjak keras dan ditendang saat dalam perkelahian tempo hari.

Wanita berambut panjang sepinggang itu lalu beranjak menuju tawanan lainnya; Park Jimin.

Di atas kepala pemuda itu, sudah diletakkan satu buah kiwi.

Atmosfer tegang dan takut langsung merambat ke tubuh Jimin, pemuda dengan eyes smile itu menengguk ludahnya susah payah, sembari berusaha berbicara meskipun mulutnya sedang ditutup lakban.

Sungguh, kepala Jimin berat sekali, badannya juga menggigil sejak kemarin. Kiwi yang ada di kepalanya ini berukuran terlalu kecil dibandingkan kaleng. Dan jelas hal tersebut, membuat tingkatkan berbahayanya naik level.

Di depan sana, berjarak sekitar empat meter. Jieun sudah di posisi siapnya. Tangan yang lurus ke depan, dengan pistol yang mengarah langsung pada Jimin yang terikat dikursi.

Jihyun kemudian menghitung mundur dari angka tiga, membuat Jieun lantas menutup sebelah matanya, dan fokus menatap sasaran.

Dorr!

Bunyi tembakan kembali terdengar, tepat setelah hitungan mundur itu selesai.

Kedua kelopak mata pria itu terpejam erat, seraya kedua tangan yang mengepal di balik bangku. Pusingnya kian bertambah ketika bunyi memekakkan dari peluru yang ditembakkan itu masuk ke indera pendengarannya.

Sehingga membuat aktor tampan itu tiba-tiba tak sadarkan diri. Pingsan.

Jungkook maupun Taehyung lantas berdiri dari jongkok mereka. Memadamkan puntung rokok, dan menginjaknya hingga hancur.

Jieun terkesiap saat melihat Jimin mendadak mimisan, begitupula Jihyun yang terpekik kaget. Matanya membulat sempurna.

Namjoon yang berada di lantai pojokan ruangan pun tak kalah terkejut, berbeda dengan Hera yang malah tertawa geli melihat kondisi Jimin.

Pemuda bermarga Jeon itu berjalan mendekati sang aktor, dirobeknya baju kaos Jimin, lantas dicoloknya ke dalam hidung mancung lelaki itu untuk menghentikan mimisan.

The Target ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang