Part 31

84 19 2
                                    

Double up yeay

Gimana kabarnya, Jwilers? Bentar lagi lebaran nih, mohon maaf lahir dan batin ya!

Maaf jika aku ada salah kata dan menyakiti hati kalian, terimakasih yang sudah setia menemani aku selama proses menamatkan cerita ini.

Terimakasih untuk yang selalu vote dan komen, sungguh, kalian itu penyemangat bagiku. Semoga kalian sehat selalu.

Cerita ini masih panjang, semoga kalian gak akan bosan nemenin aku, ya!

Terimakasih💓

|Selamat membaca|

"I-ibu?"

Tepat setelah kalimat itu selesai, Jieun langsung menghambur ke pelukan Jihyun yang sudah menangis tersedu.

Kedua ibu dan anak itu saling melepaskan rindu, Jihyun berkali-kali menciumi wajah Jieun, anak semata wayangnya. Aktris itu bahkan tak sanggup berkata apapun lagi, dan hanya bisa menangis juga. Dia sangat bahagia dengan momen ini, sudah tiga bulan Jieun terkurung di tempat yang menyebalkan baginya. Bertemu dengan ibunya, layaknya sebuah refreshing untuk otaknya juga mentalnya.

Jungkook tersenyum menatap itu, ia ikut bahagia kala Jieun bisa kembali tersenyum dan tertawa lepas seperti tak ada beban. Jieun menuntun Jihyun untuk duduk di sofa, wanita paruh baya itu kini berada di tengah-tengah antara Jieun dan Taehyung, dan Jungkook berdiri di samping Taehyung.

Saat Jieun sedang bercakap kecil dengan ibunya, bertanya tentang keadaan ayahnya. Wanita cantik itu dikejutkan dengan sang paman, Min Yoongi, bertekuk lutut dihadapan Jieun.

"Maafkan aku, Jie. Maafkan semua kesalahanku," katanya sembari menunduk hormat dan tak berani menatap ke matanya aktris tersebut.

Jieun mengerutkan keningnya, menatap kepada sang ibu yang justru menyuruh Jieun untuk menanggapi, Jihyun sudah tahu niat Yoongi apa, itu mengapa ia ikut membawa adik bungsunya ini.

Tentang keberadaan Jieun, hanya Jihyun dan Yoongi yang tahu saat ini.

Taehyung menarik senyum kecil tatkala Jieun ikut bersimpuh dan mengajak pamannya untuk berdiri. Ia kagum dengan sisi kelembutan hati Jieun, padahal wanita itu sudah tahu jika pamannya menutupi hal besar dibelakangnya.

Yoongi dituntun untuk duduk di samping Jihyun, dan Jieun memilih duduk di sofa single sampingnya.

Manajer restoran itu kembali merapalkan permintaan maaf, dan Jieun bisa melihat jika matanya sedikit berkaca.

"Jie, pamanmu ini memang seorang brengsek yang egois dan selalu menutup mata. Maafkan semua kesalahan paman, seharusnya aku lebih dulu memberitahumu tentang perselingkuhan Jimin, mungkin jika aku cepat bertindak, semua ini tidak akan terjadi." Yoongi meremas tangannya sendiri, masih belum berani menatap Jieun, ia hanya menatap pada lantai apartemen saja.

Jieun sempat terdiam, masih mencerna akan semua yang terjadi. Rasa sedih dan marah tentu ada untuk pamannya, wanita itu hanya tak menyangka, jika Yoongi tega berbuat demikian. Menutup mata akan hal besar yang bisa mempengaruhi jalan takdir hidup seseorang.

Namun, itikad baik Yoongi yang rela datang ke sini, dan bahkan bertekuk lutut pada seseorang yang lima tahun lebih muda darinya, tentu dihargai oleh Jieun.

The Target ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang