Part 34

86 17 7
                                    

Setelah libur satu Minggu, aku update hari ini.

Jangan lupa vote dan komennya, ya!

Selamat membaca

Sesuai dugaan, konferensi pers Jimin menyebar secepat api yang menyambar bensin.

Sosial media diguncangkan oleh skandal model pendatang baru itu. Membuatnya jadi bual-bualan semua orang. Wanita bernama lengkap Kim Hera itu dimaki dan dihujat habis-habisan di daring sosial.

Julukan baru diberi oleh netizen kepada Hera, jalang manipulatif yang tak bermoral.

Wanita yang dikurung oleh orangtuanya di kamarnya sendiri itu berteriak kencang kala membaca semua komentar buruk tentang dirinya. Menggebrak pintu untuk memaksa keluar dan ingin menngamuk kepada Taehyung, yang sudah mengambil hasil tes itu dan mengiriminya kepada Jimin.

Rasanya sakit sekali dikhianati oleh orang terdekat, Hera berteriak kencang memanggil nama Taehyung. Menggedor pintu secara brutal minta dikeluarkan.

"Bisa kau diam?!" Teriakan Seokjin dari balik pintu tak lantas menutup mulut wanita itu. Justru semakin berontak dan menendang-nendang pintu.

"Kau ingin ayah datang dan kembali memukulmu, ha?" ancam Seokjin, pemuda tampan itu menatap tajam kepada pintu kamar sang adik, seakan bisa menusuk kayu itu dan menembus ke dalam dengan tatapannya, sehingga bisa mengehentikan aksi Hera.

Model itu berteriak lagi, sambil menangis histeris.

"Diam, sialan! Ibu sedang menenangkan ayah agar tak mendatangimu!" Seokjin mendekat pada pintu sembari memukul dengan kencang, "kau mau mati dengan konyol di tangan ayahmu sendiri?!" bentaknya, kedua tangannya mengepal kencang, urat lehernya menonjol, juga rahangnya yang mengeras. Kentara sekali jika Seokjin sedang sangat marah.

Tak habis pikir pada sang adik, atas perbuatannya yang terlampau jahat.

Tidak terdengar suara apapun lagi di dalam sana, setelah menarik nafas dalam-dalam agar tak lepas kontrol, Seokjin berniat pergi.

Namun, sesuatu yang cair dan bewarna merah mengalir dari balik pintu hingga keluar ruangan melewati celah kecil pintu itu. Langkah kaki Seokjin terhenti, matanya membulat melihat darah tersebut.

Ia tentunya panik, dalam sana Hera tak menyahut saat dipanggil, memaksa Seokjin agar membuka pintu itu. CEO tampan tersebut berlari menuju lemari penyimpan barang-barang, mencari kunci cadangan kamar Hera, tak memungkinkan jika ia memaksa mendobrak, sebab sudah dipastikan jika Hera berada tepat di balik pintu itu.

Yoon Hee keluar dari kamar mereka setelah berhasil meredakan amarah sang suami, mendapati Seokjin yang tergesa-gesa balik dari ruang penyimpanan, dan tak menjawab saat dipanggil. Yoon Hee bingung sekaligus penasaran, sehingga membuntuti sang anak yang ternyata menuju kamar sang adik.

Wanita paruh baya itu menutup mulutnya tak percaya, dengan rasa khawatir yang tinggi, ia menyusul Seokjin yang sudah masuk.

Yoon Hee melihat Hera yang tengah dipangku oleh Seokjin, bagian bawah tubuh anak perempuannya dipenuhi darah yang juga membasahi seluruh lantai. Sedangkan Seokjin, berusaha payah mengangkat tubuh Hera.

"Panggil ambulans, Bu!" panik Seokjin.

Wanita itu bergegas mengeluarkan ponselnya dan memanggil nomor darurat. Beruntung, ambulans akan tiba dalam lima menit.

The Target ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang