Part 21

98 17 5
                                    

⚠️ Warning ⚠️

Part ini tidak cocok dibaca oleh anak di bawah umur. Juga sangat tidak disarankan membacanya di siang hari, saat bulan Ramadhan. (Meskipun part ini diupload sebelum bulan puasa, tetapi aku hanya mengingatkan bagi yang baru baca di bulan suci ini.)

Better baca pas udah berbuka, ya!

Jangan lupa voment!

~Happy Reading~

Suara ombak yang terdengar dan cahaya matahari yang masuk menyinari kamarnya. Membuat Kim Hera terbangun dengan wajah yang cemberut. Sebab dirinya baru saja tertidur sekitar empat jam, dan itu sungguh tidak cukup untuk dirinya, ia masih ingin tertidur. Tetapi suara ombak yang berasal dari pantai itu sangatlah mengganggu.

Hera menatap ke sebelahnya. Seorang pria tampan yang memiliki kulit seputih salju itu masih terlelap, seperti tak terganggu oleh suara berisik apapun.

Model cantik itu menyingkap selimut yang menutupi tubuh telanjangnya. Semalam adalah malam yang menggairahkan bagi keduanya, sehingga mereka baru bisa tidur sekitar jam tiga subuh.

Perutnya yang sudah terlihat membesar itu, sangat menarik perhatian. Empat bulan sudah kandungan Hera. Wanita itu berjalan dengan tanpa malu menuju jendela besar yang menyambungkannya ke balkon.

Menyingkap sedikit gorden putih tipis yang menghalangi pandangannya dari pantai. Hera bersidekap dada sembari menatap keindahan alam yang terpampang di depannya.

Nafasnya berkerja dengan teratur, berusaha mengimbangi laju ombak yang menerjang tepi pantai.

Sebuah tangan secara tiba-tiba memeluk tubuh Hera dari belakang, mata model itu perlahan menutup tatkala merasakan benda kenyal mulai menggerayangi lehernya yang jenjang.

Tangan pria itu bergantian memegang ke dua payudara Hera, meremasnya perlahan. Sesekali menggesek-gesekkan pahanya pada bokong Hera. Si cantik ini bisa merasakan sesuatu yang mengeras di sana.

Pria tampan itu secara cepat membalikkan tubuh Hera menghadap ke arahnya, dengan tidak sabaran melumat dan sesekali menggigit bibir Hera, membuatnya meringis kesakitan. Hera berusaha melerai ciuman sang pacar karena membuatnya sangat sesak.

Hal itu mendapatkan reaksi kekecewaan dari pria yang juga telanjang bulat di depannya.

"Ini masih pagi," kata Hera yang berusaha menetralkan nafasnya.

"Kenapa? Kau tahu, aku sangat rindu padamu. Sudah dua bulan kita tidak bersetubuh, aku tersiksa dengan itu, kau tahu?" Pemuda itu berusaha kembali meraup payudara Hera. Tetapi dengan tegas, Hera mendorong pria itu. Tubuhnya masih sangat lelah, ia masih butuh istirahat.

"Jadi kau hanya menginginkan tubuhku, dan tidak peduli akan perasaanku, ya?!" bentak Hera yang emosi mendengar penuturan pacarnya.

"Bukan begitu, aku hanya ... sangat merindukanmu. Kau ingat, aku mengajakmu ke sini untuk liburan, dan menghabiskan waktu bersama. Aku tidak mau kita bertengkar," jelas pemuda itu. Mereka berdua memang sedang berlibur di pantai ini, dengan menginap di villa hingga tiga hari ke depan. Mendengar itu membuat emosi Hera seketika mereda.

Mood swinging yang sangat-sangat luar biasa. Hera bisa marah dengan mudah, dan juga bisa luluh sama mudahnya.

Hera berdecak, "sudahlah. Aku ingin mandi," titahnya yang langsung berjalan menuju kamar mandi dalam.

The Target ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang