Part 13

138 23 2
                                    

~Fun Reading~

Kim Hera menghempaskan tubuhnya ke sandaran mobil, juga melempar benda persegi panjang itu ke dasboard. Raut wajahnya terlihat sangat tidak bersahabat, berkali-kali wanita yang berprofesi sebagai model ini terlihat menghembuskan nafasnya gusar. Sehingga menarik atensi dari pria yang sedang menyetir di sampingnya, Park Jimin.

"Putar balik mobilnya, Jim!" titah Hera, yang membuat kernyitan di dahi Jimin muncul.

"Kita sebentar lagi sampai, Sayang. Kau mau kemana lagi?" balas Jimin lembut, kembali mengingatkan Hera jika destinasi tujuan mereka hampir sampai, yang dimana itu adalah tempat kerja Hera.

Mereka memang langsung pergi setelah menghampiri THV12 di rumahnya yang ada di hutan itu. Itulah alasan mengapa, mereka tidak menunggu THV12 meng-eksekusi Jieun, dan membiarkan kelima bodyguard mereka menunggu, karena selain Hera memiliki jadwal, Jimin juga tidak ingin melihat orang yang ia sayang mati dihadapannya. Iya, Jimin masih sangat sayang dengan Jieun Noona-nya, akan tetapi takdir seakan mempermainkan emosi dan jiwanya. Membuat Jimin seakan ingin lari dari semua ini, tetapi pria itu tidak bisa, ada hal yang mengurungnya agar tidak bisa keluar dari lingkungan toxic ini.

Sebagai seorang model, Hera memiliki beberapa jadwal Fashion Show, dengan dia yang akan melakukan catwalk dengan pakaian dari brand yang bekerja sama dengan Hera. Dan sekarang, adalah jadwal Hera untuk berlatih, bisa dibilang ini adalah gladi bersih, yang dimana Hera wajib datang, agar tidak ada kesalahan pada acaranya yang akan dilangsungkan besok.

"Tetapi ini aneh, Jim. Aku mempunyai firasat buruk," jelas Hera akan perintahnya untuk putar balik.

"Tentang apa?" Sekilas Jimin menatap ke arah wanita yang ada di sampingnya, lalu kembali fokus pada jalanan.

"Para bodyguard sialan itu tidak mengangkat teleponku dari tadi! Membuatku kesal saja, jangan-jangan mereka sedang dalam masalah!" kata Hera dengan menggebu-gebu. Ia kembali mengambil ponselnya yang ia lempar ke atas dasboard, jarinya bergerak lincah di atas layar benda pintar itu. Lalu, sedetik kemudian, terdengar bunyi tut dari ponselnya berkali-kali, dan kemudian terdengar suara operator yang mengatakan jika nomor tujuan tidak bisa dihubungi.

"Kau lihat? Ini tidak seperti biasanya! Kau lupa, jika ini bersangkutan dengan THV12? Ku tekankan sekali lagi, T-H-V-12!" ucapnya mengeja kode nama dari pembunuh bayaran paling berbahaya. Hera berteriak frustasi, dia begitu emosi juga bimbang dalam satu waktu. Diantara putar balik, atau justru lanjut ke tempat kerjanya. Karena jujur saja, Hera baru meniti karirnya sebagai model, dan dia tidak mau jika karena masalah ini, karirnya berakhir. Tetapi di sisi lain, ia juga takut jika THV12 berkhianat.

"Aku sangat yakin jika mereka sedang tidak baik-baik saja, entah apa yang dilakukan oleh pembunuh sialan itu." Hera mengacak-acak rambutnya, kembali teringat fakta jika Jieun belum mati itu sungguh mengesalkan, mengapa juga THV12 tidak kunjung melaksanakan tugasnya? Apa hubungan keduanya hingga pembunuh itu bersikap tidak profesional?

"Sayang, jikapun kita putar balik. Memangnya bisa menjamin jika kita baik-baik saja? Bagaimana jika THV12 memang menghabisi bodyguard kita, bahkan ke-empat orang kekar itu bisa dikalahkan, apalagi kita? Aku tidak ingin mengambil resiko, kau juga sedang hamil, tidak baik memikirkan hal yang membuatmu stres." Jimin berusaha menasehati pacarnya yang keras kepala itu, karena Jimin memang tidak mau membahayakan nyawa mereka berdua, ralat, bertiga, bayi yang dikandung Hera juga sama pentingnya.

The Target ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang