Part 15

137 27 7
                                    

~Happy Reading~

Plak!

Sebuah tamparan keras diterima oleh Soobin--sang ketua kelompok--yang baru saja datang untuk melaporkan langsung tentang kehilangnya jejak kedua manusia itu kepada bosnya. Laki-laki yang bernama lengkap Choi Soobin itu duduk bersimpuh, menunduk dan memegang pipinya yang bekas tamparan itu, lantas matanya berkedip-kedip tak beraturan, berusaha menahan perih akibat tamparan.

Wanita itu, Kim Hera berteriak marah, lantas mengacak-acak rambutnya sendiri yang sudah tertata rapi. Wajahnya merah padam, lantas kembali menampar Soobin dengan brutal dan tak diberi ampun, memaki-maki dan bahkan mendikte semua nama hewan yang ada di kebun binatang. Membuat sang pacar berusaha melerainya.

"Kim Hera, cukup!" ucap Jimin sedikit berteriak. Menjauhkan Hera dari Soobin yang sudah babak belur oleh model cantik itu, namun Hera berusa berontak, tidak puas hanya dengan menampar Soobin saja, Jimin sekuat tenaga menahan wanita muda itu agar tak lepas kendali, tetapi ternyata, kekuatan Hera saat marah bertambah dua kali lipat dari biasanya, membuat Jimin yang memeluk erat Hera dari belakang itu terjatuh terduduk, karena Hera berhasil melarikan diri dari kungkungan pacarnya.

"Astaga, Hera, berhenti!" bentak Jimin yang dihiraukan oleh sang empu nama.

Hera berlari ke arah Soobin, langsung menerjang laki-laki berusia dua puluh dua tahun itu dengan tendangan kencang, kakinya yang sudah tidak memakai alas itu dengan tidak berperasaan menendang-nendang Soobin, sampai membuat pemuda itu terbaring di lantai, bahkan ujung bibir dan dahinya berdarah. Mengaduh kesakitan, dan tidak berusaha mengehentikan Hera. Laki-laki muda itu pasrah.

"Kim Hera stop! Kau tidak sadar kita sedang berada di mana, ha?!" Jimin berdiri kembali, menarik Hera dari Soobin yang sudah tidak bergerak di lantai dengan posisi terlungkup, mungkin pemuda Choi itu pingsan akibat serangan yang dilakukan Hera.

Mendengar suara Jimin yang sudah naik beberapa oktaf, wanita cantik itu berhenti mengamuk, dan melepaskan pergelangan tangannya secara paksa dari pegangan Jimin yang kencang itu. Hera mengembuskan napas kasar, lantas merapikan rambut dan penampilannya yang sedikit kusut. Juga memasang kembali high heels bewarna hitam miliknya itu yang sempat ia lepaskan sebelumnya.

Wanita itu jelas tau, jika mereka sedang berada di restoran yang menjadi langganan mereka. Restoran bintang lima yang selalu ramai, Hera yakin jika suara dan kegaduhan mereka itu terdengar hingga luar ruangan ini, karena memang mereka memesan Room VVIP, hanya mereka berdua, agar tidak ada yang mengenali. Tetapi, tidak menutup kemungkinan jika suaranya masih terdengar di luar, karena ruangan ini tidaklah dilengkapi dengan pengedap suara.

"Kau kelewatan Hera! Kita ini sedang berada di tempat publik! Jangan sampai ada rumor yang terbit besok pagi!" bentak Jimin, laki-laki itu masih belum bisa meredam amarahnya. Jimin merasa jika Hera sudah melampaui batas, Choi Soobin itu juga manusia, bukan sampah yang bisa Hera injak semaunya. Bagaimanapun, Jimin masih punya hati, tak tega melihat pemuda yang lebih muda darinya itu.

Jimin tak habis pikir, jika Hera bisa melakukan hal seperti ini. Hera sangat banyak berubah, ini seperti bukan Hera yang Jimin kenal dahulu.

Sebuah ketukan terdengar dari luar, dan tanpa menunggu persetujuan dalang dari ketukan pintu itu, langsung membukanya.

Seorang pria dengan penampilan rapi, dan kulit yang seputih pangsit itu berjalan masuk, tatapannya yang datar, sempat melirik ke arah Soobin yang pingsan. Lantas berhenti saat dirinya sudah berhadap-hadapan dengan Hera dan Jimin.

The Target ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang