"Gak bisa," pungkas Bambang dengan ekspresi wajah tegas.
Erlangga melirik ke arah ibunya, wanita ayu sudah melahirkan Erlangga ke dunia ini masih duduk dengan tenang. Keduanya cukup terkejut mendapati kehadiran gadis remaja seusia dengan sang putra berada di rumah mereka, keduanya baru saja kembali dari luar kota. Mengunjungi putra pertama mereka, merayakan ulang tahun sang cucu.
"Apa yang dikatakan oleh papamu benar, Erlangga. Dia gak bisa berada di sini, apa kata kerabat kita. Kalau sampai membiarkan dia tinggal satu atap dengan kita. Apalagi kami berdua punya anak lelaki sesusia dengan dia. Kalau emang seperti yang kamu katakan, kita bisa carikan tempat tinggal untuk dia. Serta memberikan beberapa uang untuk hidupnya." Rahayu ikut menimpali keputusan sang suami.
Erlangga menghela napas berat, gadis itu kini berada di dalam kamar tamu. Erlangga awalnya juga berpikir sama seperti orang tuanya, Saira tidak mungkin tinggal bersama dengan keluarganya. Namun waktu satu mingguan yang ia lewati bersama Saira, membuat remaja tampan ini memahami tentang kehidupan yang dijalani oleh Saira.
"Kenapa? Kok raut wajahmu kayak keberatan begitu. Kalian bukan pasangan kekasih 'kan? Mengingat kalian ini satu sekolah," selidik Bambang, menatap si bungsu.
Kepala Erlangga dengan cepat mengeleng, dan menjawab, "Dia anak baru di sekolahku, Papa. Kami pun baru kenal, aku hanya kasihan kalau dia tinggal di luar sana sendirian. Apalagi dia tidak punya orang tua yang peduli padanya, Saira bisa melakukan pekerjaan rumah. Dia cekatan, disiplin, dan juga jujur."
Bambang dan Rahayu saling adu lirikkan mata, putra mereka yang tidak pernah memuji orang lain. Kini sedang memberikan pujian pada gadis remaja bermata teduh itu, jangan-jangan ada sesuatu di antara sang putra dan gadis itu. Perasaan antara remaja, siapa yang bisa menerka
TAP! TAP!
Derap langkah kaki mendekati ke arah ruang tamu, gadis yang mereka bertiga bicarakan berhenti menghadap ke arah ketiganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELEGI (END)
Teen FictionJudul awal "Love Me, Please" Senandung nada "Syair Dukacita" merupakan musik yang hanya dapat didengarkan, dunia terus berputar. Namun, mengapa rindunya tak pernah pudar? Dunia orang lain tampak baik-baik saja. Tetapi dunia Erlangga tidak lagi begi...