Sudut bibir Chesy terlihat berkedut, melihat bagaimana ayah tirinya memberikan mainan baru pada sang adik. Ibunya meraih tas kerja yang diulurkan oleh Bobi.
"Apakah kamu sudah membayar kembali uang sekolah, Saira?" tanya Bobi pada Riri.
Kepala Riri mengangguk patah-patah, Chesy memaki dalam diam. Bagaimana ibunya kembali membayar uang sekolah anak kampungan itu? Tatapan tajam diam-diam Chesy layangan pada ayah tirinya itu.
"Lalu bagaimana dengan uang bulanan Saira, apakah sudah dikasih juga?" Bobi melepaskan dasi yang melilit di kerah kemeja kerjanya.
"Anu... itu belum, Mas. Sulit untuk menemui Saira, apalagi Mas sendirikan tahu kalau Saira gak suka sama aku," jawab Riri, menggigit bibir bawahnya.
Chesy bangkit dari posisi duduknya melangkah mendekat Bobi dan Riri, guratan ekspresi wajahnya terlihat berubah menjadi ramah.
"Mama biar aku aja yang kasih uang bulanan Saira, kami berdua satu sekolah. Dan selalu bertemu, aku rasa tidak akan sesulit Mama untuk bertemu sama Saira," celetuk Chesy, melirik Bobi dan Riri secara berganti-gantian.
Riri memberikan peringatan pada sang putri melalui pandangan mata, apa yang salah? Toh, ia bisa memakai uang itu untuk dirinya sendiri. Daripada harus diberikan pada Saira, Chesy pun berani jamin jikalau sang ibu pun tak ingin memberikan uang pada Saira.
Bobi tampak lama sekali berpikir, ia mengangguk perlahan. "Sepertinya Chesy benar, besok kasih saja uangnya sama Chesy. Biar dia yang memberikan pada Saira," putus Bobi sebelum melangkah meninggalkan ruangan santai keluarga.
Riri mengikis jarak di antara ia dan sang putri, tangan Riri menarik pergelangan tangan Chesy ke arah pojok ruangan.
"Apa yang sedang kamu rencanakan, Chesy?" tanya Riri, ekspresi Riri tampak tak mengerti.
"Apalagi, Mama? Kalau bukan mengamakan uang yang harusnya milik kita. Emangnya Mama mau memberikan uang itu pada si anak kampung?" Chesy membawa atensinya ke arah sang ibu, terlihat dilema.
"Ya, gak mungkinlah. Tetapi jika papamu tahu kalau uangnya gak sampai ke tangan Saira, semuanya akan runyam. Asalkan kamu tahu aja, uang bulanan untuk Mama dipotong sama Papa. Karena perihal uang sekolah Saira yang Mama tarik kembali, kalau sampai dia tahu. Kamu begitu, yang ada kamu bisa diusir dari rumah, Chesy." Riri memberikan peringatan pada sang putri.
Bahaya kalau sampai ketahuan oleh sang suami, maka sudah pasti Bobi akan marah besar. Bagaimana caranya Riri mencegahnya? Chesy bukan tanggung jawab Bobi. Akan tetapi karena cinta pada Riri, Bobi memberikan semua fasilitas terbaik untuk Chesy.
"Mama tenang aja, aku akan bilang kalau uangnya sudah diterima. Dan Saira berbohong, dengan cara membuat bukti palsu. Hal-hal seperti ini di zaman sekarang gak sulit, Mama. Mama aja yang katrok, serahkan aja semuanya sama aku, oke!" Chesy melepas genggaman tangan sang ibunda pada pergelangan tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELEGI (END)
Teen FictionJudul awal "Love Me, Please" Senandung nada "Syair Dukacita" merupakan musik yang hanya dapat didengarkan, dunia terus berputar. Namun, mengapa rindunya tak pernah pudar? Dunia orang lain tampak baik-baik saja. Tetapi dunia Erlangga tidak lagi begi...