Prolog

2K 510 848
                                    

Bandung, 16 Juni 2017.

Naura Dirandra, gadis kecil dengan seragam merah putih dan berkepang dua yang berumur 10 tahun itu pulang ke rumah sambil membawa kotak hadiah. Ia membukanya dan melihat ada kue kecil yang sangat lucu.

"Naura udah nabung yang banyak buat beli ini dan Naura bakalan ngerayain bareng Ayah sama Mama karena Naura dapet nilai IPA nya 100."

Tanpa sengaja Naura melihat sebuah boneka kecil berwarna pink tergeletak di jalanan. Boneka kecil berbentuk seperti robot itu menarik perhatiannya.

Naura tersenyum memperhatikan boneka itu. "Hai boneka! Aku Naura Dirandra. Kamu lucu banget deh."

Naura memperhatikan boneka robot itu. Ia melihat bahwa boneka tersebut terlihat kotor. Ia membersihkan kotoran yang menempel pada boneka kecil itu. "Kamu kotor banget. Siapa sih yang buang kamu?"

Naura melanjutkan, "Tapi Naura taruh di dekat rumput pinggir jalan deh. Kayaknya ada yang punya. Naura gak mau ambil punya orang."

Lalu Naura meletakkan boneka kecil itu di dekat rumput. Ia tidak ingin membiarkan barang sebagus ini berada di tengah jalan.

"Naura pergi dulu. Dadah boneka!" Naura pamit sambil melambaikan tangannya pada boneka kecil itu.

Akhirnya Naura pun pergi meninggalkan boneka kecil tersebut. Tanpa disadari boneka kecil itu perlahan mengeluarkan sinar yang begitu cerah.

Tibalah Naura di rumahnya lalu ia membuka pintu. Ia terkejut melihat rumahnya yang sangat berantakan. Beberapa furnitur rumahnya sudah hancur seperti dihancurkan oleh seseorang. Kaca lemari yang sudah pecah, bingkai foto yang berserakan bahkan guci tanaman sudah hancur.

Naura melangkah pelan sambil mencari keberadaan orangtuanya. "Ayah! Mama! Kalian di mana? Kok rumahnya berantakan semua."

PRANG! Langkah Naura terhenti ketika mendengar suara pecahan kaca. Gadis kecil itu mencoba pergi ke bagian dapur dan mengintip di balik dinding. Ia melihat seorang pria bertopi dengan kaus yang warnanya mencolok yaitu warna merah dan celana denim hitam. Pria itu memegang sebuah pisau dapur di belakang punggungnya.

Naura bisa lihat ada Mama Naura yang bernama Aurelia Aurita yang berhadapan dengan pria itu. Aurel berjalan mundur ketika pria itu perlahan mendekatinya.

"Sekarang pergi! Aku benci sama kamu! Jangan ganggu kehidupan aku lagi!" kata Aurel pada pria itu.

Tepat sekali pria itu langsung menunjukkan pisau dapur pada Aurel. Melihat pisau yang begitu tajam itu, mata Aurel membulat seakan takut bahwa hal buruk terjadi padanya.

Aurel menggeleng ketakutan. "Kamu mau ngapain?!"

Naura menaruh kotak kuenya di lantai. Ia bersandar di dinding sambil menutup telinganya. Rasanya ingin menangis melihat sang Mama diperlakukan seperti itu.

BRUK! Terdengar suara seseorang terjatuh. Naura berhenti menutup telinganya. Ia mencoba mengambil kembali kotak kue itu lalu berdiri dan berjalan memasuki dapur. Kini ia melihat bahwa lantai dapur penuh dengan darah berceceran.

"Rel! Aurel! Bangun, Rel! Aku mohon jangan kayak gini!"

Naura juga melihat orangtuanya sudah terluka parah. Ayahnya yang bernama Alvin Dirandra yang terus memeluk istrinya padahal pria itu sudah terluka di bagian samping kepalanya. Sementara istrinya sudah tidak sadarkan diri dengan luka dalam di bagian dadanya seperti tertusuk oleh pisau. Belum lagi adanya darah yang keluar dari mulutnya.

Naura melihat Alvin memegang pisau dapur. Itu adalah benda yang sama seperti pria yang menyembunyikan benda itu di balik punggungnya. Bahkan ia juga melihat Alvin menggunakan kaos merah dan denim hitam sama seperti pria tadi. Apakah Alvin yang sudah membunuh Aurel?

Kejadian itu membuat kotak kue itu terjatuh. Pemandangan berdarah yang sangat amat mengerikan bagi anak kecil sepertinya.

"Ayah?! Kenapa Ayah pegang pisau? Ayah abis bunuh Mama?" tanya Naura.

Alvin yang merasa anaknya sudah datang menatapnya. Ia menggeleng cepat. "Gak, Nak. Tadi ada--"

Tiba-tiba saja sekumpulan polisi memasuki rumah Naura. Melihat hal itu, membuat Naura sangat terkejut. Gadis kecil itu tidak mengerti kenapa ada polisi memasuki rumahnya.

Sang polisi menunjukkan surat perintah pada Alvin. "Anda ditangkap atas kasus pencurian dan pembunuhan! Mari ikut kami ke kantor polisi!"

Sekumpulan polisi itu langsung menangkap Alvin. Pria itu merasa sangat panik akan penangkapan yang tidak direncanakan itu.

"Bukan saya pelakunya! Saya juga korban! Saya gak ngelakuin apapun!" Alvin berusaha untuk memberontak. Ia pun melihat Aurel yang sudah berbaring tidak sadarkan diri. "Aurel! Aku mohon, bangun, Rel! Kamu bilang kamu tau siapa pelakunya!"

Naura menangis melihat sekumpulan polisi itu menyeret ayahnya meninggalkan rumah mereka. "Ayah! Jangan tinggalin Naura!"

Gadis kecil itu memperhatikan sang Mama. "Ma! Kenapa Mama tinggalin Naura? Siapa orang yang udah bikin Mama kayak gini? Bukan Ayah kan?"

Tepat sekali dari luar jendela terlihat sebuah robot imut berukuran kecil sedang memandang mereka. Robot kecil itu terlihat kasihan pada gadis kecil itu.

"Kasian sekali Naura. Aku janji suatu hari nanti aku akan menolongmu."

***

Hai hai hai panggil aku Author Uyaa yaa hehehe

Finally Uyaa bikin cerita baru nih. Sebenarnya cerita ini udah author bikin dari pas Januari 2023 kemarin sampe sekarang. Pokoknya selesai Uyaa buat cerita Starlaxy nahh Uyaa lanjut deh buat cerita 2005 (Back To The Past)

Ini masih prolog lohh yaa jadi ditunggu aja kelanjutannya. Selanjutnya Uyaa bakalan upload cast nya

Yang pastinya cast dari cerita ini cakep-cakep kok hehehe.

Jangan lupa yaa buat vote dan comment nya.

Kalo gitu, kenalan dulu nih sama Naura versi remaja nya.


2005 (Back To The Past) || kep1er & xikers [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang