51. Kisah Ortu Naura (2)

86 63 62
                                    

Berfokus pada cerita masa lalu orangtua Naura.

Berfokus pada cerita masa lalu orangtua Naura

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Bandung, 15 November 2006

Sudah lima bulan Alvin bekerja sebagai barista di Arborea Cafe milik Hanna Zhafira. Ia juga semakin pandai melayani para pembeli dan membuat berbagai macam jenis kopi.

Hal itu membuat Hanna kagum melihat kerja keras Alvin. Ia menjadi semakin menyukai laki-laki itu. Namun ia masih bingung bagaimana cara menyatakan perasaannya. Sejauh ini yang ia lakukan hanyalah membelikan laki-laki itu makan siang.

Saat ini Alvin sedang berada di bagian kasir. Ia mengecek handphone miliknya. "Padahal hari ini gue ulang tahun, ubur-ubur gak ngucapin ulang tahun ke gue."

Hanna datang menghampiri Alvin. "Alvin!"

Menyadari kedatangan sang bos membuat Alvin langsung memasukkan handphone miliknya ke saku celananya. "Ohh maaf Mbak saya cuman ngecek handphone doang kok, gak dimainin."

Hanna tersenyum. "Gak apa-apa kok." Lalu ia mengeluarkan sebatang coklat dan memberikannya pada Alvin. "Ini buat kamu."

"Saya? Buat apa?" tanya Alvin kebingungan.

Sikap Hanna pada Alvin saat ini membuat para karyawan itu memperhatikan mereka. Beberapa dari mereka membicarakannya.

"Akhir-akhir ini Mbak Hanna ngasih makanan mulu ke junior itu."
"Padahal Mbak Hanna gak pernah kayak gitu ke kita yaa."
"Pilih kasih banget Mbak Hanna."

Alvin mendengar omongan tersebut. Ia akui memang setiap hari Hanna selalu memberikan makanan padanya. Entah itu cemilan atau makan siang. Padahal tertera jelas kalau semua karyawan di cafe ini hanya diberi uang makan saja.

Hanna berkata, "Gak usah didengerin soal mereka. Ini ambil aja."

"Ahh okayy." Akhirnya Alvin terpaksa menerima coklat tersebut. "Makasih, Mbak."

"Nanti mau makan siang bareng? Kebetulan saya beli ayam Mekdi," tawar Hanna.

"Sama karyawan lain yaa, Mbak?" tanya Alvin.

Hanna menggeleng. "Cuman saya sama kamu doang kok."

Alvin semakin kebingungan. Bagaimana bisa seorang bos hanya mengajak salah satu karyawannya makan siang? Bukankah seharusnya bos itu mengajak semua karyawan makan siang bersamanya yaa.

"Ohh okayy, Mbak." Lagi-lagi Alvin memilih menurut saja. Ia tidak bisa membantah ucapan Hanna.

"Kalau begitu nanti kita makan bareng di depan cafe yaa." Lalu Hanna pun pamit. "Saya pergi dulu."

Akhirnya Hanna pun pergi meninggalkan Alvin menuju ruang pribadinya. Ia tersenyum senang bahwa orang yang disukainya menerima ajakannya.

***

2005 (Back To The Past) || kep1er & xikers [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang