Uchiha Sasuke *Modern

55.1K 1.4K 119
                                    

Aku tersenyum saat melihat ponsel, Sasuke mengajakku bertemu dengannya nanti. Sebenarnya wajar saja kalau Sasuke minta bertemu hari ini, kalau ia tidak melakukannya, maka akulah yang akan mengajaknya bertemu. Karena hari ini adalah hari jadi kami yang kedua! Aku tidak menyangka kalau hubungan kami bisa bertahan sampai selama ini.

Buru-buru aku mandi dan bersiap, Sasuke selalu datang lebih cepat dari janji kami karena itu ia selalu bisa melihat penampilanku yang masih berantakan. Ia tidak berkata agar aku memakai baju formal atau kasual, jadi aku memilih memakai setelan kasual, aku tidak pernah suka memakai sesuatu yang formal. Bel rumahku sudah berbunyi, lihat ia bilang akan datang jam lima sore sementara sekarang baru setengah lima. Astaga...

"Sebentar Sasuke," aku mengikat rambutku asal, biar kurapikan nanti saja.

Saat membuka pintu, yang kulihat adalah Sasuke dengan setelan semi formal, tampan seperti biasanya. Ia menatapku dari atas sampai bawah dengan pandangan menilai, seringai samar terbentuk di bibirnya.

"Aku memakai baju seperti ini, sementara kau memilih kasual. Seharusnya aku tahu kalau kau tidak akan berpakaian formal," ucap Sasuke.

Merasa sedikit bersalah, aku menawarkan diri. "Kau ingin aku mengganti baju?"

Sasuke menggeleng pelan. "Tidak usah, kita hanya akan jalan-jalan saja. Itachi-nii sangat menggangguku dirumah," Sasuke mengulurkan tangannya, menungguku untuk menyambutnya.

Beruntung aku sangat tahu sifat kekasihku ini, mana mau ia pergi ke tempat yang ramai dan berisik? Itulah sebabnya ia memilih untuk berjalan-jalan saja dan perjalanan kami berakhir di taman. Hah... rasanya sudah lama sekali aku tidak merasa santai seperti ini, Sasuke sibuk dengan pekerjaannya karena ayahnya memutuskan untuk menjadikannya wakil direktur, sementara aku sibuk dengan sekolahku. Kalau seperti itu, biasanya Itachi-nii yang akan mengatur pertemuan kami, ia bilang tidak suka melihat Sasuke dengan wajah muram di kantornya lebih lama lagi.

"Rasanya sudah lama sekali saat kita bersama, eh Sasuke?" tanyaku. Aku melirik Sasuke yang duduk di sebelahku dengan kedua tangan terlipat di depan dada.

"Hn," hanya itu respon Sasuke. Hah... sudah bertahun-tahun aku mengenalnya, tapi ia tidak bosan juga dengan kata itu, kalaupun huruf 'h' dan 'n' yang disatukan bisa disebut kata.

"Kau tahu, aku selalu merasa bersyukur karena aku memilikimu. Walaupun kau itu menyebalkan, keras kepala, dan egois," aku mendengar geraman marah dari Sasuke. "Tapi kaulah yang paling mengerti aku, kau tahu apa yang harus kau lakukan untukku, kau memperhatikanku, kau juga mendahulukan kepentinganku daripada dirimu, karena itulah aku merasa bersyukur."

Tidak ada balasan dari Sasuke, tapi aku bisa melihat wajahnya memerah samar. Aku terkekeh pelan saat Sasuke menggenggam tanganku dan meremas pelan. Tanpa harus berkata, ia sudah membuatku paham dengan apa yang ingin ia katakan, ia selalu menjadi laki-laki dengan tindakannya, bukan dengan ucapannya.

Baru saja kami akan merasakan ketenangan dengan kehadiran masing-masing, tapi sepertinya keberuntungan tidak berpihak pada kami. Naruto berteriak memanggil nama kami, aku mendengar Sasuke mendengus dan membuka matanya tidak rela.

"Ada apa Naruto?" tanyaku mewakili Sasuke yang menatap Naruto dengan tatapan membunuh.

"Kalian harus ikut denganku, terjadi sesuatu dengan Hinata dan aku tidak tahu apa yang harus dilakukan," ujar Naruto dengan panik. Hinata adalah sahabat baikku sekaligus kekasih Naruto, kalau Naruto sampai panik seperti ini, berarti benar-benar ada sesuatu yang buruk terjadi.

Berbeda denganku, Sasuke terlihat biasa saja, ia malah tidak terpengaruh dengan alasan Naruto memanggil kami. "Kenapa kami yang harus ikut? Hinata itu kekasihmu kan, dobe?"

Naruto One ShotsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang