"Asya."
"Asya, bangun nak."
"Hari sudah jam setengah 6 loh, sayang."
Gadis yang di panggil pun menggeliat diatas kasurnya. Ia melirik jam di dinding kamarnya seraya meregangkan semua otot-ototnya.
"Iya, bu. Asya udah bangun." Sahut Asya sambil menuruni ranjangnya.
Gadis yang bernama Hasya Auristela itu, langsung bergegas masuk ke dalam kamar mandinya. Setelah itu ia sarapan dan bersiap-siap untuk ke sekolah barunya di hari pertama ini.
"Ayah, ibu." Sapanya dengan tersenyum pagi.
"Waduh anak gadis ayah udah siap sekolah." Ucap Aryo ayahnya Asya seraya mengelus pucuk kepala anak semata wayangnya itu.
"Asya, kamu sarapan dulu ya. Nanti maag kamu kambuh sewaktu sekolah, nanti jadi ngerepotin guru-guru." Ucap Renjani ibunya Asya.
Renjani menaruh nasi goreng di atas piring Asya. Lalu wanita paruh baya itu menyodorkan piringnya kepada anaknya itu.
"Terimakasih ibu cantik." Ucap Asya tersenyum manis.
Sejak kecil Asya selalu di nasihati ibunya untuk tidak berbicara pada saat makan. Ketika sudah berada di meja makan, mereka tidak akan ada yang membuka suara ketika sedang makan.
"Habis." Seru Asya.
Aryo dan Renjani terkekeh melihat anaknya itu. Walaupun usia Asya sudah 17 tahun, bagi mereka anak semata wayangnya itu masih bayi sampai saat ini.
"Mau berangkat sekolah bareng ayah?"
Asya menggelengkan kepalanya seraya memasangkan tas sekolahnya ke punggung gadis itu.
"Asya bisa berangkat sendiri kok, ayah. Ayah pergi berangkat kerja aja sekarang, nanti ayah telat. Ini hari pertama ayah kerja juga." Jawab Asya menjulurkan tangannya untuk meminta salam kepada kedua orangtuanya.
"Asya berangkat ya bu, ayah."
"Hati-hati ya. Sekolah yang pinter." Sahut Renjani mengelus rambut anaknya.
"Siap bos. Asya janji akan membuat ayah sama ibu bangga. Terus nanti Asya bisa beliin ayah sama ibu rumah yang mewah, mobil, terus nanti Asya juga mau bikinin ibu usaha." Celotehnya.
Aryo dan Renjani hanya bisa tersenyum. Mereka akan selalu mendukung anaknya itu untuk terus mewujudkan mimpinya. Jika mimpi itu sudah berhasil anaknya wujud, mereka hanya akan menatap anak semata wayangnya itu bahagia. Disaat anaknya bahagia, mereka juga akan sangat bahagia.
Kebahagiaan mereka adalah ketika melihat anaknya tersenyum bahagia.
🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩
"Selamat pagi."
"Pagi bu!" Kompak semua siswa yang sedang berada di kelas 12 IPA 1.
"Hari ini saya ingin memperkenalkan teman baru untuk kalian semua. Silahkan kamu masuk."
Asya berjalan memasuki kelas barunya dengan menundukkan kepalanya. Ia begitu gugup. Bahkan telapak tangannya sudah keringat dingin sekarang.
"Silahkan kamu perkenalkan diri."
Asya mengangkat kepalanya menatap ke depan. Gadis itu mencoba untuk menghilangkan kegugupannya dengan cara meremas kuat roknya.
"Halo semuanya, perkenalkan nama aku Hasya Auristela. Kalian bisa panggil aku Asya. Aku pindahan dari desa." Ucap Asya dengan tersenyum ramah.
"Anak desa ternyata."
"Wajar aja sih, penampilannya aja begitu."
"Biasa aja penampilannya."
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSYA: My Naughty Boyfriend (END)
Genç KurguSamuel Argantara, pria yang dikenal sebagai pentolan sekolah. Seorang brandalan Arga ternyata ia juga salah satu murid pintar di sekolahnya. Bukan hanya menjadi ketua geng motor, Arga juga aktif di bidang basket dan osis. Pria yang dikenal dengan si...