Matahari pagi masuk menyelinap ke kamar kecil Asya. Gadis itu perlahan membuka matanya. Ia melirik jam sudah menunjukkan pukul setengah 6 pagi. Biasanya gadis itu selalu bangun pukul 5 pagi untuk sholat shubuh, tapi karena hari ini dirinya sedang mendapatkan tamu bulanan, gadis itu menjadi telat bangun.
Asya langsung bergegas masuk kedalam kamar mandi. Lalu setelah itu ia harus bersiap-siap sekolah.
Hari pertama haid membuat Asya meringis kesakitan di bagian perutnya. Bahkan moodnya menjadi turun naik.
Oh iya, untuk masalah Asya yang habis tampar ibu Arga kemarin, Renjani dan Aryo sama sekali tidak mengetahui hal itu. Bekas tamparan di pipi Asya juga sudah hilang saat itu.
Setelah sarapan, Asya langsung bersiap-siap sekolah. Hari ini Asya sangat tidak niat ke sekolah, perutnya sangat sakit bahkan kakinya pun terasa pegal.
"Bu, Ayah Asya pamit ya."
"Assalamualaikum."
Asya mengecup punggung tangan Aryo dan Renjani. Kedua orangtuanya juga mengecup pucuk kepala Asya.
"Waalaikumsalam."
"Kamu sakit, nak?" Tanya Renjani menatap wajah anaknya tampak pucat.
"Enggak kok bu. Tapi kebetulan Asya lagi dapet makanya sakit perut, tapi kan itu udah biasa." Jawab Asya tersenyum.
"Yaudah Asya pamit ya bu, ayah dadah."
"Hati-hati ya, Sya." Ucap Aryo melambaikan tangannya.
Asya berjalan keluar dari rumah. Ketika ia membuka pintu rumahnya, Asya tergelonjak kaget menatap sosok yang sudah berdiri didepan pintu dengan wajah dingin dan kedua tangan ia masukkan ke saku celananya.
"Astaghfirullahaladzim." Pekik Asya.
"Asya! Kenapa nak." Panik Renjani berlari menghampiri anaknya itu bersama sang suami.
"Enggak kok bu."
Asya melototkan matanya menatap sosok ayahnya yang berdiri di belakang istrinya. Asya gusar, gadis itu bingung harus menyembunyikan Arga dimana.
"Pagi pak, bu." Sapa Arga menjulurkan tangan untuk bersalam.
"Pagi." Sahut Renjani tersenyum.
"Ini siapa, Sya? Pacar kamu?" Celetuk Aryo membuat Asya langsung terkejut.
"B-bukan yah. Ini Arga temen Asya." Gelagapan Asya sekaligus panik.
"Temen? Perasaan dari dulu kamu gak pernah bawa temen cowok ke rumah."
"En-" Putus Asya.
"Nak, Arga kenapa pagi-pagi kerumah." Ramah Aryo tersenyum.
"Saya mau jemput Asya pak."
"Jemput? Yakin Sya cuma temen? Perasaan dari dulu kamu gak pernah ada cowok yang jemput kerumah." Cerca Aryo tersenyum menggoda anaknya.
"Ayah, Asya gak bohong. Arga temen Asya. Udah ah nanti Asya telat, Asya gak mau di hukum."
Asya langsung menarik tangan Arga secara paksa. Pria itu hanya diam ditarik-tarik Asya.
Ketika sudah berada di dekat motor Arga, gadis itu melepaskan tangan Arga.
"Kamu ngapain sih kerumah aku. Jadi gini kan." Kesal Asya.
Arga hanya diam mendengar gerutuan Asya. Pria itu melepaskan jaket kulitnya yang ada tulisan API-BOYS di pundak belakangnya.
"Pakek."
"Gue gak bawa mobil, nanti rok lo itu terbang." Sambungnya melemparkan jaketnya ke wajah Asya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSYA: My Naughty Boyfriend (END)
Teen FictionSamuel Argantara, pria yang dikenal sebagai pentolan sekolah. Seorang brandalan Arga ternyata ia juga salah satu murid pintar di sekolahnya. Bukan hanya menjadi ketua geng motor, Arga juga aktif di bidang basket dan osis. Pria yang dikenal dengan si...