Setelah menikmati weekend, hari ini Asya dan Arga kembali menjalankan tugasnya sebagai pelajar.
Senin memanglah hari yang sangat di benci semua murid. Hari dimana mereka harus mencium sinar matahari.
Dikelas 12 IPA 1, setelah upacara bendera selesai mereka akan memulai pelajaran pertama. Yaitu olahraga. Semua siswa berbondong-bondong mengganti pakaian mereka.
Setelah 15 kemudian, semua siswa sudah siap berdiri di tengah lapangan. Mereka berbaris menjadi 4 barisan, 2 barisan cewek dan 2 barisan cowok.
"Selamat pagi, semuanya."
"Pagi, pak." Kompak semua siswa.
"Baiklah, sebelum kita memulai olahraga pada pagi hari ini alangkah baiknya kita berdoa terlebih dahulu menurut agama dan kepercayaan kita masing-masing. Berdoa dimulai."
Semua siswa berdoa dengan khidmat. Ada yang mengepalkan tangan, ada yang mengadah, dan ada yang menundukkan kepala.
"Berdoa selesai."
"Sebelum lari mengelilingi lapangan, kita pemanasan dulu. Beni, silahkan kamu pimpin pemanasan."
Beni, sang ketua kelas maju ke depan barisan. Pemuda itu langsung memimpin teman-temannya pemanasan.
Setelah pemanasan usai, semua siswa mulai mengitari lapangan. Bukan siswa namanya kalo gak ngeluh jika di suruh seperti itu.
"Pak Man gak nanggung-nanggung nyuruh lari keliling lapangan."
"Mau protes tapi guru killer."
"Panas banget anjing! Make up gue luntur bangsat!"
"Berapa putaran lagi sih?!"
"Akhh, capek banget kaki gue."
Sedangkan Asya dan Aisyah, mereka berdua hanya diam menuruti perintah pak Manshur. Sebagai siswa teladan dan baik mereka hanya bisa pasrah.
Hingga putaran terakhir, semua siswa di berikan waktu istirahat 15 menit untuk meluruskan kaki mereka.
"Hari ini kita ambil nilai basket ya. Saya akan tentukan regunya."
"Grup A Beni, Ryan, Martin, Bagas dan Adam."
"Grup B Rahul, Gandhi, Kurniawan, Deden dan Jaka. Grup A melawan grub B."
"Grup C Sonia, Hasya, Aisyah, Ciara dan Fitri."
"Pak, saya gak mau seregu sama cewek kampung!" Protes Sonia.
Yahhh, Sonia adalah siswi yang duduk di belakang Asya dan Aisyah. Sonia dan Ciara lah yang selalu mencaci Asya.
"Kalau kamu mau protes tidak usah ambil nilai sekalian." Sekak pak Manshur.
Sonia melemparkan tatapan yang penuh kebencian kepada Asya. Asya hanya menatap Sonia dengan datar, lalu menundukkan kepalanya.
"Sabar ya, Sya." Bisik Aisyah mengelus pundak Asya memberikan semangat.
"Aku gakpapa kok." Jawab Asya dengan tersenyum manis.
"Untuk grup D Jihan, Fahira, Rena, Adelia dan Indri. Grup C melawan grup D."
"Sisanya nanti setelah putaran yang ini."
Semua siswa yang disebutkan langsung membentuk kelompok mereka. Asya dan Aisyah hanya bisa pasrah. Demi nilai tidak masalah bukan.
"Najis banget!" Sentak Sonia menatap jijik Asya dan Aisyah.
Asya menghelakan nafasnya dengan panjang, gadis itu memejamkan matanya sejenak guna meredamkan emosinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSYA: My Naughty Boyfriend (END)
Teen FictionSamuel Argantara, pria yang dikenal sebagai pentolan sekolah. Seorang brandalan Arga ternyata ia juga salah satu murid pintar di sekolahnya. Bukan hanya menjadi ketua geng motor, Arga juga aktif di bidang basket dan osis. Pria yang dikenal dengan si...