Semua orang sibuk membantu menyiapkan untuk pengajian 3 hari Aryo dan Renjani malam ini. Ada Arga, Aisyah dan beberapa anggota API-BOYS yang ikut membantu.
"Asya, kamu harus makan dulu sayang. Dari tadi kamu belom makan loh. Kamu harus isi perut kamu." Ujar seorang wanita bernama Senja Maranti, tante-nya dari kampung.
"Asya, gak laper tante."
"Asya, perut kamu dari tadi masih kosong. Kamu harus makan Asya, nanti kamu sakit." Ucap suaminya Senja bernama Rudi Hartono, adik kandung dari ibunya.
"Asya, gak laper om." Ucap Asya dengan tatapan kosongnya.
"Gimana ini, mas?" Tanya Senja kepada suaminya.
"Asya, kamu apa sekarang? Biar om turutin kemauan kamu. Coba bilang sama om, kamu mau apa?"
Asya menatap wajah Rudi dengan mata sayunya. Kondisi tubuh Asya sangat lemah. Wajahnya pun sudah sangat pucat.
"Asya mau ikut ayah sama ibu." Ucap Asya dengan lantang.
Rudi dan Senja menghelakan nafas dengan berat. Tangan Senja terulur mengelus pucuk kepala keponakannya itu.
"Asya, kamu harus ikhlas atas kepergian ibu sama ayah. Kamu jangan larut dalam kesedihan seperti ini. Ibu sama ayah udah bahagia disana. Om sama tante juga sama seperti kamu. Tapi kita gak boleh terlalu larut dalam kesedihan seperti ini. Asya gak mau bikin ayah sama ibu sedih kan disana. Ayah sama ibu pasti jadi sedih kalo liat anak kesayangan seperti ini. Asya harus tabah, harus menjadi anak yang kuat. Asya jangan merasa sendiri, ada om sama tante disini." Ujar Senja menasihati Asya dengan pelan agar keponakannya itu tidak kembali menangis.
Senja memeluk erat Asya. Gadis itu sudah menangis didalam dekapannya. Ia tau perasaan Asya. Ia juga merasakan hal yang sama dengan keponakannya. Tapi juga ia harus lebih kuat didepan keponakannya.
"Mau disuapin tante, om atau Arga hem?"
Arga memang ada disana. Ia menginap dirumah Asya sampai pengajian 3 hari Aryo dan Renjani malam hari ini. Ada beberapa teman Arga juga yang ikut membantu.
"Tante." Jawab Asya dengan pelan.
"Yasudah kalo begitu om keluar dulu ya." Ucap Rudi berjalan keluar dari kamar Asya.
🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩
Rudi menghampiri Arga dan temannya yang sedang berada di halaman rumah. Ada beberapa guru dan murid Pancasila juga yang datang.
Rudi meminta pengertian kepada mereka, karena Asya belum bisa dijenguk karena kondisinya yang belum stabil.
"Pak, bu, semuanya maaf ya Asya belum bisa di jenguk. Tante-nya lagi mencoba untuk menenangkan Asya."
"Iya gakpapa pak. Kita semua juga mengerti perasaan Hasya. Kita titip salam aja buat Hasya. Semoga Hasya bisa cepat kembali ceria seperti semula." Ucap salah satu guru wanita.
"Amiin. Terimakasih bu."
"Silahkan dimakan hidangannya." Ucap Rudi dengan ramah.
Arga berjalan menghampiri Rudi. Untuk masalah apakah Rudi dan Senja mengetahui Arga. Tentu saja iya. Selama Aryo dan Renjani pulang ke kampung minggu lalu, mereka sering membicarakan hubungan Arga dan Asya.
Aryo dan Renjani sangat mempercayai Arga. Dan mereka juga terkadang membicarakan kehidupan Arga yang bisa dikatakan tidak bahagia.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSYA: My Naughty Boyfriend (END)
Ficção AdolescenteSamuel Argantara, pria yang dikenal sebagai pentolan sekolah. Seorang brandalan Arga ternyata ia juga salah satu murid pintar di sekolahnya. Bukan hanya menjadi ketua geng motor, Arga juga aktif di bidang basket dan osis. Pria yang dikenal dengan si...