Asya akhirnya memutuskan untuk membantu Arga membersihkan semua kekacauan itu. Mulai dari kamar pria itu yang sangat-sangat kacau.
"Aku izin masuk kamar kamu, bersihinnya." Ucap Asya dengan tangan yang sudah memegang sapu, serokan, kantung plastik, dan pel-an.
Asya memulai membuka semua sprei kasur Arga. Gadis itu membersihkan semua serpihan-serpihan beling di atas kasur pria itu. Setelah itu, ia juga membuka jendela kamarnya untuk mengganti udara segar. Dan tidak lupa mengganti gordennya.
Setelah kasur sudah beres. Asya mulai menyapu semua sampah-sampah yang ada di lantai. Gadis itu membuang gitar yang sudah terbelah dua masuk ke dalam kantung sampah. Asya juga merapikan lemari baju, meja belajar, bahkan nakas-nakas milik Arga.
Pintu-pintu lemarinya pun sudah Asya hempaskan semua. Setelah membersihkan kamar usai, gadis itu mengecek kamar mandi milik Arga.
Dan yah.....Asya bisa bernapas dengan lega. Untung kamar mandinya tidak ikut menjadi korban Arga.
Asya beralih keluar kamar, gadis itu mulai membersihkan lantai dan meja.
"Minggir." Cetus Asya mengusir Arga yang sedang duduk di sofa.
Arga mengernyitkan dahinya. Pria itu menatap setiap pergerakan Asya.
Setelah ruang tamu selesai, Asya mengintip ke dapur milik pria itu. Lagi-lagi Asya bernapas dengan lega, dapurnya untung tidak menjadi korban Arga juga.
Asya berjalan mendekati pintu balkon. Gadis itu membuka lebar-lebar pintunya. Asya menghelakan nafas dengan panjang. Kamar mandi dan dapur aman, tidak dengan balkon. Semua tanaman sudah berserakan di lantai beserta tanah-tanahnya.
Kayaknya Arga udah gila deh.
Asya mulai membersihkan kekacauan yang ada di balkon. Gadis itu tanam kembali tanaman-tanaman yang sudah terkapas lemas di lantai.
Clingg
Semuanya sudah tidak seperti kapal pecah lagi. Apartemen Arga kembali seperti rumah normal tidak seperti tadi.
Eitsss, tapi tunggu. Ada bagian yang lupa Asya bersihkan.
Dinding. Yah dinding.
Asya mengelap dinding-dinding menggunakan lap basah. Ada banyak sekali bercak darah di dindingnya.
"Sampe darah kayak gini. Apa tangan Arga gak patah ya?" Gumam Asya dengan tangannya yang masih fokus membersihkan dinding.
Asya tidak tau apa yang sedang terjadi sampai apartemen Arga bisa seperti itu. Asya hanya mendengar sekilas suara Arga yang berteriak tadi sebelum Asya masuk ke dalam.
Asya mendengar Arga mengatakan, "Uang, uang, uang dan uang!"
Asya tidak paham apa maksud Arga. Gadis itu juga tidak berhak tau privasi tentang Arga. Yang Asya tau, pasti Arga saat ini sedang kacau sekacau-kacaunya.
"Sini aku bantu obatin luka kamu."
Asya menarik tangan Arga secara paksa. Daran di tangan pria itu sudah mengering. Gadis itu berinsiatif untuk merendam tangan Arga dengan air hangat dulu.
"Tunggu."
Tidak menunggu waktu lama, gadis itu sudah kembali dengan sebuah baskom di tangannya.
"Masukin tangan kamu kesini. Tahan sedikit perihnya."
Arga memasukkan kedua tangannya. Pria itu sedikit mendesis menahan perih. Siapa suruh nonjok-nonjok dinding, perihkan jadinya.
"Nyusahin banget." Gumam Asya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSYA: My Naughty Boyfriend (END)
Teen FictionSamuel Argantara, pria yang dikenal sebagai pentolan sekolah. Seorang brandalan Arga ternyata ia juga salah satu murid pintar di sekolahnya. Bukan hanya menjadi ketua geng motor, Arga juga aktif di bidang basket dan osis. Pria yang dikenal dengan si...