Bab 21: Help Asya

31.9K 1K 8
                                    

Jika dikatakan Arga mempunyai otak atau tidak, yang pasti jawabannya punya dong. Bahkan otak Arga sangat pintar. Tetapi, sekarang otak Arga sedang tidak digunakannya saat ini. Dengan santainya ia membawa Asya si gadis polos nan cantik itu ke sebuah club.

Arga benar-benar menggunakan haknya di dalam kontrak. Ia memaksa Asya untuk ikut bersamanya. Tapi, Asya hanya diminta untuk menemaninya bukan ikut-ikutan gila seperti Arga.

Suara musik yang kencang membuat Asya sangat tidak nyaman berada disana. Apalagi banyak sekali orang-orang yang menggunakan pakaian kurang bahan. Ada yang berjoget di dance floor dan ada juga yang sedang bercumbu dengan para pria berhidung belang.

Arga memeluk erat pinggang ramping Asya dari samping. Ia tidak biarkan gadisnya hilang ditelan bumi. Apalagi diculik pria-pria perut buncit.

Untuk pertama kalinya Asya datang ke tempat itu. Ia sangat tidak nyaman. Rasanya ingin segera pulang lalu tidur dikasur empuknya.

Jika Asya sangat gusar berada ditempat itu, lain halnya dengan Arga. Pria itu duduk dengan santai seraya meminum alkoholnya dengan menikmati. Ia tersenyum miring menatap Asya yang terus menatap kesana-kemari karena takut.

Dimatanya, Asya lah yang paling cantik didunia ini. Bahkan di tempat itu banyak sekali wanita-wanita yang cantik, semok, seksi dan bohay. Tetapi, ia sama sekali tidak minat. Padahal Asya hanya menggunakan celana panjang jeans hitam dan hoodie berwarna merah muda.

"Arga, ayo pulang." Rengek Asya menepak-nepak lengan Arga.

"Ga, kasian anak orang ketakutan." Sahut Paul.

"Ada gila-gilanya, ngajak Asya kesini. Agak goblok lo ternyata, Ga." Timpal Ikbal ingin rasanya menggeplak kepala Arga yang pintar itu.

Jika ketiga pria itu disuguhkan dengan minuman alkohol di atas meja, beda dengan Asya. Khusus gadis itu, Arga spesial membelikan susu kotak menggantikan minuman alkohol yang ada ditempat itu. Pria itu sengaja mampir dulu ke minimarket sebelum pergi ke club tadi.

Bukan hanya membeli 1, ia tidak tanggung-tanggung membelikan Asya 10 kotak susu 3 varian rasa. Coklat, vanila dan stroberi.

"Bentar, gue ngabisin ini dulu. Mubazir." Jawab Arga menuangkan alkohol ke gelasnya lagi.

Ehhhh busettt.....minuman kayak gitu dikata mubazir. Ckckck, otak Arga hilang. Tolong siapapun yang menemukan otak Arga, kasih tau author ya.

Asya bergidik ngeri. Arga meminum alkohol sudah kayak minum air putih.

Lancar bener tenggorokannya.

"Apa rasanya minuman itu?" Kepo Asya spontan bertanya.

Ketiga pria itu terkekeh. Mereka menatap cengo mendengar pertanyaan polos Asya.

"Mau coba?" Tawar Arga menyodorkan gelasnya.

"Gak!" Tolak Asya dengan tegas.

Tenang! Arga cuma bercanda aja. Lagian dia mana berani bikin gadisnya rusak.

"Susu lo belum abis."

"Bawa pulang aja." Sahut Asya beranjak dari duduknya bersiap untuk pulang.

Asya mengambil kantung kresek yang berisi susunya yang masih bersisa 6 kotak. Gadis itu hanya meminum 4 kotak saja, sisanya akan ia bawa pulang.

"Bopong gue. Pala gue pusing." Cetus Arga tangannya sudah bertengger di bahu Asya.

"Ck, nyusahin banget." Geram Asya.

Paul dan Ikbal membantu Asya membopong Arga. Untung saja Arga sudah mengajarkannya menyetir mobil jadi Asya bisa mengantarkan pria nyusahin ini pulang.

"Sya, lo beneran bisa?" Ragu Ikbal.

ARSYA: My Naughty Boyfriend (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang