"Pak Tono bukain gerbangnya dong." Pekik Asya memanggil penjaga sekolah.
Pak Tono langsung berlari menghampir Asya. "Tumben kamu telat." Ucap pak Tono membukakan pintu gerbang.
Ketika Asya ingin kabur, pak Tono langsung mencekal tangan Asya.
"Kamu jangan kabur ya. Hari ini kamu telat, jadi silahkan kamu hormat didepan tiang bendera dulu baru boleh masuk ke kelas."
Asya menghembuskan mafasnya dengan berat. Gadis itu berjalan malas ke tengah lapangan.
Hari ini Asya begitu sial. Semalam ia tidur di apartemen Arga. Dan lebih parahnya lagi, pria itu tidak pulang ke apartemennya. Pagi tadi Asya memutuskan untuk kabur dari apartemen Arga. Ia pulang kerumah untuk bersiap-siap sekolah.
Dan kesialan mendatangi Asya lagi. Ojol yang di naikki Asya tiba-tiba pecah ban. Alhasil Asya berhenti di tengah jalan. Gadis itu melanjutkan perjalanannya dengan berlari selagi menunggu angkot lewat.
"Lah ini Asya."
Asya mengangkat kepalanya. Ia menatap Paul dan Ikbal yang sedang dihukum juga.
"Kalian telat?" Tanya Asya dengan lemas.
"Biasa. Gara-gara si bos pagi-pagi udah mencak-mencak karena tau lo kabur dari apartemennya." Jawab Paul menaikkan turunkan kedua alisnya seraya tersenyum menggoda.
Deghh
Mata Asya melotot mendengar jawaban Paul. Ia berdiri dengan gusar menatap kedua pria itu.
"T-terus A-arga nya mana?"
"Oh bentar gue telpon dulu." Sahut Paul mengeluarkan ponselnya dari saku celana.
"Jangan!" Heboh Asya menahan tangan Paul untuk tidak menelpon Arga.
Paul dan Ikbal mengernyitkan dahi mereka. Kedua pria itu saling terkekeh geli melihat raut wajah Asya.
"Kenape lo, Sya?" Tanya Ikbal masih cekikikan.
"Aku takut. Nanti Arga marah-marah, makanya jangan di telpon."
Paul dan Ikbal kembali tertawa. Setelah itu Paul benar-benar menelpon Arga.
"Halo, Ga. Ini Asya nya ada disini."
"...."
"Oh oke."
Setelah itu sambungan telpon mereka terputus. Paul juga langsung memasukkan kembali ponselnya ke saku celana.
"Kata Arga lo jangan kemana-mana, disini aja." Ucap Paul.
Asya meneguk ludahnya dengan kasar. Ia berdiri dengan kaku menunggu kehadiran Arga yang sebentar lagi akan memarahinya.
"Santai aja, Sya. Lo gak akan di apa-apain Arga. Cuman di ceramahin sedikit aja pasti." Celetuk Ikbal membuat Asya langsung bercibik.
"Lo mau tau gak Sya semalem si bos mabuk-mabukkan karena lo minta putus. Ehh pas paginya dia minta temenin balik ke apartemen liat lo udah kabur jadi tambah mencak-mencak dia." Cerocos Ikbal langsung membuat Paul menahan tawanya.
"Aku eng---"
"Sejak dari kapan lo udah kabur?!" Sentak seseorang dengan nada yang tidak bersahabat dari arah belakang.
Degh
Asya mematung. Ia meremat kuat roknya. Gadis itu membalikkan tubuhnya dengan kaku.
"Aku gak kabur. Tadi pagi aku liat kamu gak balik dari semalem, yaudah aku pulang mau siap-siap sekolah." Jawab Asya dengan pelan dan gelagapan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSYA: My Naughty Boyfriend (END)
Teen FictionSamuel Argantara, pria yang dikenal sebagai pentolan sekolah. Seorang brandalan Arga ternyata ia juga salah satu murid pintar di sekolahnya. Bukan hanya menjadi ketua geng motor, Arga juga aktif di bidang basket dan osis. Pria yang dikenal dengan si...