Sesuai ucapan Arga, pria itu benar-benar memantau pemotretan Asya hari ini. Arga begitu terkesima menatap Asya begitu cantik hari ini.
Walau ada rasa kesal menatap pakaian minim bahan yang digunakan kekasihnya hari ini.
Arga mengukir senyum di sudut bibirnya. Dengan polesan make up dan high heels yang digunakan menjadi membuat Asya semakin anggun dilihat.
Seolah hanya Asya seorang diri disana, Arga tidak hentinya menatap kagum kekasihnya itu.
Asya terlihat seperti model yang sangat profesional. Ia terus mengeluarkan pose-pose yang sempat ia pelajari dari Rara.
"Pemotretan pertama selesai, waktunya istirahat sebentar setelah itu kita ganti baju kedua." Ucap Rara menyodorkan botol minum untuk Asya.
"Terimakasih kak." Ucap Asya dengan tersenyum.
Asya berjalan mendekati Arga. Didalam ruangan pemotretan terlihat banyak sekali AC tetapi entah kenapa Asya berkeringat karena kegugupannya.
Melihat Asya mendekatinya, Arga melepaskan jaket kulit yang ia gunakan. Ia juga sigap mengambilkan kursi untuk Asya duduk. Tindakan kecil itu mampu membuat Asya terkesima.
"Capek?" Tanya Arga mengambil tissu untuk mengelap keringat Asya.
"Enggak." Jawab Asya dengan jujur.
Tangan Arga terulur mengambil jaket yang ia lepaskan dari tubuhnya tadi, lalu ia pasangkan ke tubuh gadis tercintanya itu.
"Kamu gak capek dari tadi nungguin aku."
"Ini masih belum selesai loh, habis ini aku ganti baju lagi. Kalo kamu capek gakpapa pulang aja."
"Gue gak bilang kalo gue capek." Sarkas Arga mengambilkan kotak nasi untuk Asya isi perut.
Hari ini Asya selalu di buat speachless dengan tindakan-tindakan yang Arga lakukan kepadanya. Ia dibuat bagaikan seorang ratu dengan tindakan pria itu.
"Makan. Nanti lo sakit."
"Makasih." Jawab Asya tersenyum manis.
Siapa sih yang gak meleyot liat senyuman Asya. Untung saja Arga bisa jaga image kalo enggak hilang sudah wibawa nya sebagai pria tertampan dan dingin di sekolah.
"Kamu gak makan?"
"Gue masih kenyang." Jawab Arga seraya tangannya membuka minuman kaleng soda.
"Kita sharing aja gimana? Aku juga masih kenyang. Takutnya nanti gak habis mubazir kalo dibuang."
"Kalo kamu gak makan, aku juga gak makan." Sambungnya menatap Arga dengan puppy eye nya.
Arga mengangguk setuju. Ingin rasanya Arga memakan manusia gemes di hadapannya ini. Untung saja ia bisa menjaga diri dari godaan-godaan setan yang lewat.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSYA: My Naughty Boyfriend (END)
Teen FictionSamuel Argantara, pria yang dikenal sebagai pentolan sekolah. Seorang brandalan Arga ternyata ia juga salah satu murid pintar di sekolahnya. Bukan hanya menjadi ketua geng motor, Arga juga aktif di bidang basket dan osis. Pria yang dikenal dengan si...