Kringg!
Bel pulang telah berbunyi. Semua siswa langsung sibuk membereskan semua peralatan tulis dan buku mereka yang berserakan di atas meja.
"Baiklah, saya akhiri pelajaran pada hari ini. Saya ucapkan terimakasih. Dan untuk tugasnya saya akan bahas lusa nanti." Ucap seorang guru yang mengajar mata pelajaran B.Indonesia.
"Oke bu." Kompak semua siswa.
Setelah mengucapkan itu, guru yang bernama Putri Adiasari pun keluar dari dalam kelas 12 IPA 1.
"Sya, kamu pulang naik apa?" Tanya Aisyah yang sudah siap untuk pulang.
"Ojol atau gak angkot, Ais." Jawab Asya yang sedang memakai tasnya.
"Mau bareng aku gak? Kita kan searah." Tawar Aisyah kebetulan hari ini ia juga membawa motor.
"Emm, gak ngerepotin kamu?"
"Enggak dong. Yaudah ayo kita pulang!" Seru Aisyah menarik tangan Asya dengan semangat.
Kedua gadis itu berjalan keluar dari dalam kelas. Suasana sekolah tidak lagi ramai. Mereka berjalan menelusuri koridor.
SMA Pancasila memiliki 2 gedung, gedung A anak ips dan gedung B anak ips. Tiap gedung memiliki 3 lantai. Lantai 1 kelas 12, lantai 2 kelas 11 dan lantai 3 kelas 10. Begitupun di gedung A.
Dan di SMA Pancasila juga memilki gedung utama, yang berisi ruangan khusus guru, ruangan BK, UKS, perpustakaan, ruangan osis, ruangan musik dan masih banyak lagi.
Ting
Asya merogoh kantung seragamnya, gadis itu mengambil handphone miliknya melihat siapa yang mengirimkannya pesan chat.
✉️ Argantara
Temui gue di warung yang kemaren
Ngapain?
Ck, belajar bareng buat olimpiade bego!
Iya iya aku kesana
Telat 5 menit gue kasih lo hukuman
Iya aku lari biar gak telat
Asya kembali memasukkan handphonenya ke dalam saku seragamnya.
"Eh, Ais. Maaf ya aku gak jadi ikut kamu pulang bareng. Aku harus belajar bareng sama Arga untuk olimpiade nanti. Kamu gak marahkan sama aku."
"Arga? Kamu yakin Sya. Aku takut kamu di jahatin Arga, Sya." Jawab Aisyah sedikit terkejut mendengar nama Arga.
"Aku pasti baik-baik aja, Ais. Terimakasih sudah ngekhawatirin aku. Aku harus susul Arga sekarang. Kamu beneran gak marahkan Ais sama aku."
"Enggaklah, kenapa aku harus marah. Yaudah kamu susul Arga sana, semangat belajarnya Asya. Supaya bisa menang."
"Amiin, terimakasih Ais. Yaudah aku pergi ya, dadah." Ucap Asya lalu pergi meninggalkan Aisyah seraya melambaikan tangannya.
Asya harus lari. Ia tidak ingin mendapatkan amukan dari Arga. Ia juga tidak ingin mendapatkan hukuman dari Arga.
"Hossh, hoshh, aku gak telatkan? Aku gak akan mendapatkan hukuman kan?" Cerocos Asya dengan nafas tersenggal-senggal.
Arga menatap Asya dengan datar, pria itu duduk dikursinya seraya bersedekap dada dengan kaki satu ia letakkan ke atas pahanya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSYA: My Naughty Boyfriend (END)
Fiksi RemajaSamuel Argantara, pria yang dikenal sebagai pentolan sekolah. Seorang brandalan Arga ternyata ia juga salah satu murid pintar di sekolahnya. Bukan hanya menjadi ketua geng motor, Arga juga aktif di bidang basket dan osis. Pria yang dikenal dengan si...