Bab 18: Pasal kata 'temen'

31.4K 1K 39
                                    

Hari ini Asya tidak sekolah. Ia akan mengantarkan orangtuanya pulang kampung.

Setelah mengantarkan orangtuanya ke terminal, Asya tidak langsung pulang kerumah. Ia mampir ke sebuah taman yang tak jauh dari terminal.

"Hai, tatak." Sapa seorang bocil berkuncir dua yang ikut duduk di samping Asya.

Asya tersadar dari lamunannya, gadis itu menatap bocil di sampingnya dengan tersenyum manis.

"Eh, hai."

"Tatak tenapa?" Ucapnya menatap lekat wajah Asya.

"Kakak gak kenapa-kenapa kok." Sahutnya menoel pipi tembam anak kecil nan cantik itu.

"Nama atu beya, nama tatak tiapa?"

"Nama kakak Asya." Jawab Asya.

"Tatak Aca apain ditini?"

"Emmm, kakak bosen aja makanya main kesini."

Anak kecil tadi berdiri, ia menarik tangan Asya agar ikut dengannya.

"Bela mau ajak kakak kemana?" Tanya Asya, ia pasrah ditarik-tarik bocil itu. Kalo tidak dituruti pasti Bela akan menangis.

"Tetana." Seru Bela menunjuk taman bermain khusus anak kecil.

"Kakakkan udah gede, jadi gak boleh main kesana. Oh iya ibunya Bela kemana?"

"Undanya Beya agi beyi mam uat Beya." Sahut bocil itu seraya menaikki perosotan kecil dengan hati-hati.

"Tatak temenin Beya main ya ampe unda ateng." Sambungnya setelah ia berhasil meluncur dari perosotan itu.

Asya mengangguk sambil tersenyum. Gadis itu memperhatikan bocil itu yang terus berlari kesana kemari menaikki segala permainan.

"Ngapain lo disini?" Tanya seseorang yang datang dari arah belakangnya.

Asya berbalik, gadis itu menatap Arga yang berdiri tegap dengan kedua tangan di masukkan ke dalam saku celananya. Pria itu masih menggunakan seragam sekolah yang ditutupi hoodie berwarna abu-abu bertuliskan 'Nike'

"Enggak ngapa-ngapain." Jawab Asya dengan santai.

"Eh, kamu bolos ya?" Lanjut Asya menatap penampilan Arga yang masih menggunakan seragam sekolah.

"Ikut gue." Ucap Arga menarik pergelangan tangan Asya bukannya menjawab pertanyaan Asya.

"Om, om mau cuyik tatak Aca ya! Toyong!" Pekik Bela bergelendot di kaki Asya.

Asya menarik tangannya, ia menangkan Bela agar tidak jerit-jeritan lagi. Sedangkan Arga, pria itu menaikkan satu alisnya menatap datar bocah itu.

"Om, om angan cuyik tatak Aca dong!" Pekiknya seraya memukuli kaki Arga dengan tangan mungilnya.

"Am om am om. Udah tua banget gue dimata lo?!" Sentak Arga menatap sengit bocah di bawahnya itu.

"Bela, om ini baik kok. Om ini bukan mau nyulik kakak. Dia temennya kakak." Ucap Asya menenangkan Bela yang sudah berkaca-kaca.

"Akhhhh." Pekik Arga mengelus pahanya yang habis di gigit bocah itu.

Asya menjauhkan Bela dari hadapan Arga. Gadis itu sudah mengamankan Bela di gendongannya.

"Bangsat ni bocah!" Geram Arga menatap tajam Bela.

Melihat tatapan Arga, mata Bela sudah berkaca-kaca. Ia menyembunyikan wajahnya diceruk leher Asya.

"Anak siapa si dia?"

"Aku aja gaktau. Aku nemu disana. Dia minta temenin main, yaudah aku temenin." Jawab Asya mengedikkan bahunya.

ARSYA: My Naughty Boyfriend (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang