Bab 40: Siapa itu?

27.4K 777 8
                                    

1 bulan berlalu......

Sudah 1 bulan Arga pergi tak kunjung pulang. Hidup Asya benar-benar sepi. Ketika berada di sekolah Asya selalu tiba-tiba melamun. Bahkan Asya juga terkadang sering di panggil guru BK karena tidak pernah fokus pada saat jam pelajaran di mulai.

Sudah 1 bulan Asya masih setia menunggu Arga. Ia yakin jika Arga akan segera pulang.

Berita tentang Arga pun sudah menyebar luas di kalangan masyarakat Indonesia.

Dan untuk karir Asya. Nama Asya perlahan melambung tinggi. Baru 1 bulan lebih Asya baru menjadi seorang model, tapi namanya sudah mulai terkenal.

Hari ini seluruh murid kelas 12 di SMA PANCASILA menghadapai ujian nasional di hari terakhir mereka. Sehari sebelum ujian dimulai, Asya berharap jika Arga kembali lalu ikut ujian bersama mereka. Harapannya seketika sirna. Arga sama sekali tidak ada kabar. Keberadaan Arga pun ia tidak tau dimana. Bertanya kepada teman Arga pun tidak ada hasilnya. Mereka juga tidak tau kabar ataupun keberadaan Arga dimana.

"Sya."

"Asya." Pekik Aisyah menggoyangkan lengan Asya.

Asya tersentak. Ia langsung menoleh ke arah Aisyah. "Kenapa?"

"Kamu jangan kayak gini, Sya. Aku sedih kalo liat kamu terus murung gini. Arga pasti kembali. Dia kan udah janji sama kamu. Jadi kamu sabar aja tunggu Arga pulang." Ujar Aisyah mengelus pundak Asya.

"Kapan, Ais? Arga sama sekali gak ada kabar. Aku pun gak tau dia dimana sekarang." Ujar Asya meneteskan air mata.

"Kenapa semua orang yang aku sayang pergi ninggalin aku." Lanjutnya menatap sendu ke arah depan.

Saat ini kedua gadis itu sedang berada di kantin sekolah. Sedari tadi, Asya hanya mengaduk-aduk bubur ayam yang ia beli tapi tidak ia makan satu sendok pun.

"Aku gak akan ninggalin kamu. Lagian Arga kan udah bilang, kalo dia pergi cuma sebentar. Mungkin sebentar lagi dia pulang, trus ngasih kamu suprise gitu biar romantis."

"Aku gak butuh kejutan apapun. Aku cuma mau dia balik dalam keadaan sehat udah itu aja." Gumam Asya dengan mata berlinang-linang.

Tidak lama kemudian, Paul dan Ikbal menghampiri kedua gadis itu. Semenjak Arga pergi, anggota API-BOYS selalu menjaga Asya. Bahkan ketika ada jadwal pemotretan pun mereka siap mengawal Asya.

"Sya." Panggil Paul dari arah belakang mereka.

"Paul, Ikbal. Gimana kalian udah dapet kabar dari Arga? Trus Arga dimana sekarang?" Cerca Asya seraya tangannya menghapus bekas jejak air matanya.

Paul dan Ikbal kompak menghelakan nafas dengan berat. Mereka saling menatap satu sama lain, bingung mau bicara apa.

"Sorry, Sya. Kita gak dapet info apa-apa. Om Mirzan bener-bener nyembunyiin Arga dengan rapet. Kita gak bisa nyari tau Arga dimana." Jelas Ikbal dengan berat.

"Yang kita tau cuma, pihak polisi masih nguber keberadaan Arga." Timpal Paul.

Asya mengusap wajahnya dengan kasar.  Beberapa hari yang lalu, Paul dan Ikbal memberikan tawaran untuk membantunya mencari informasi tentang keberadaan Arga sekarang. Mendengar itu, Asya begitu bahagia. Tapi, lagi-lagi harapannya sirna.

"Gimana kabar kamu? Kamu dimana sekarang, aku kangen." Batin Asya.

Prokk

Prokk

Prokk

Suara tepukan tangan yang begitu nyaring datang dari arah belakang mereka.

Asya membalikkan badannya menatap ke sumber suara. Ia menghapus jejak air matanya, menatap orang yang dulu pernah membully-nya.

ARSYA: My Naughty Boyfriend (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang