"Asya mana?" Tanya Arga langsung to the point nada bicaranya pun begitu penuh kekhawatiran.
Arga datang bersama Ikbal, Paul, Gani, Tariq dan Emir. Arga mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi. Ia begitu khawatir dengan keadaan Asya sekarang.
"Asya didalem. Tadi udah sempet bangun. Karena dia ngamuk-ngamuk makanya sama dokter dikasih suntik obat penenang." Jelas Aisyah yang terus gusar berdiri di depan pintu ruangan Asya.
Arga langsung bergegas masuk ke dalam ruangan Asya. Tatapannya menjadi sendu kala ia menatap gadisnya terbaring lemah di atas brankar.
Ia langsung berjalan mendekati brankar Asya. Tangannya terulur mengusap pipi Asya.
"Hei. Bangun yok. Gue ada disini." Ucap Arga menatap lekat wajah tenang Asya.
"Lo perempuan kuat. Lo juga pasti bisa melewati ini. Gue janji akan selalu ada disamping lo. Lo punya gue dan gue punya lo." Ucap Arga mengecup kening Asya dengan singkat.
Enguhh
Asya tersadar dari pingsannya. Ia mencoba untuk memfokuskan penglihatannya.
"Are you okay?" Tanya Arga dengan lembut.
"A-arga." Ucap Asya dengan pelan.
"Why? Gue disini."
Asya mencoba untuk mendudukkan tubuhnya. Kepala terasa pusing. Dan Arga langsung membantu Asya duduk.
"Ibu, ayah!" Ucap Asya langsung bergegas untuk turun dari brankar.
"Asya, lo baru sadar. Inget kondisi tubuh lo." Tegas Arga menahan Asya.
Lagi-lagi Asya menangis. Ia berharap inu hanyalah mimpi. Jika benar ini mimpi maka Asya ingin segera bangun dari mimpi buruknya itu.
"Arga ini bohongkan. Ayah sama ibu baik-baik aja kan. Mereka pasti lagi nungguin aku jemput mereka. Arga aku harus pergi sekarang. Nanti ayah sama ibu kelamaan nunggu aku." Ucap Asya terus memberontak.
"Arga lepas!"
Bukannya melepaskan, Arga langsung menarik Asya masuk ke dalam dekapannya. Ia mengecup singkat pucuk kepala Asya.
"Arga lepas! Aku harus jemput ayah sama ibu. Aku udah janji mau jemput mereka." Histeris Asya terus memberontak.
"Lo udah jemput mereka. Mereka ada disini, Asya. Lo harus sadar. Mereka udah tenang disana. Lo harus Ikhlasin mereka." Ucap Arga dengan pelan.
"Gak! Gak! Gak! Kamu pasti sekongkol sama polisi itu kan. Ibu sama ayah baik-baik aja. Mereka udah janji mau pulang hari ini. Mereka pasti lagi nungguin aku jemput. Arga lepas!"
"Asya lo harus sadar! Dengan lo kayak gini, lo bisa bikin orangtua lo sedih disana! Lo harus Ikhlasin mereka. Mereka udah bahagia disana!" Tegas Arga melepaskan pelukannya dengan nada suara sedikit membentak Asya.
Asya semakin deras menangis. Hancur sudah dunianya. Kenapa dua orang yang ia sayang di ambil tuhan dengan bersamaan. Ia tidak tau harus bagaimana jika tidak ada orangtua di sampingnya. Apa ia bisa menjalani hidup tanpa sosok kedua orangtuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSYA: My Naughty Boyfriend (END)
Teen FictionSamuel Argantara, pria yang dikenal sebagai pentolan sekolah. Seorang brandalan Arga ternyata ia juga salah satu murid pintar di sekolahnya. Bukan hanya menjadi ketua geng motor, Arga juga aktif di bidang basket dan osis. Pria yang dikenal dengan si...