Bab 19: Isi kotak hitam

29.9K 975 14
                                    

Setelah mendengar jawaban Asya tadi, Arga kembali melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Ia tidak menghiraukan teriakkan Asya yang sudah ketakutan.

Ketika sudah sampai di apartemen milik Arga, pria itu langsung menyeret Asya dengan kasar. Bahkan pergelangan tangan gadis itu memerah akibat tarikan Arga.

Arga sudah kesetanan, ia membanting pintu unit apartemennya dengan kasar. Asya yang mendengar suara kencang itu, tergelonjak kaget.

Arga melepaskan cekalannya. Ia masuk ke dalam kamarnya tidak lupa membanting pintu kamarnya juga.

Asya menjatuhkan tubuhnya ke lantai, menatap pintu kamar Arga yang tertutup rapat. Gadis itu menyembunyikan wajahnya di lututnya. Tangisan sedari tadi belum reda, ia benar-benar takut melihat Arga.

Ceklek

Asya menegakkan kepalanya ketika mendengar pintu kamar Arga terbuka. Gadis itu menatap bingung ke arah Arga yang keluar kamar dengan penampilan sudah rapi.

"Kamu mau kemana?" Tanya Asya menahan tangan Arga yang hendak pergi membawa helm di tangan kanannya.

"Lo tunggu disini selama gue pergi. Jangan coba-coba buat kabur." Ucap Arga lalu pergi meninggalkan Asya seorang diri di apartemennya.

Asya bingung harus ngapain. Ia berjalan mendekati sofa diruang tamu. Asya duduk kaku. Ia menelisik sekelilingnya. Ini udah kali ketiga Asya datang ke apartemen milik Arga.

"Aku ngapain? Mau masak belanjaannya tadi belum di keluarin dari mobil Arga. Trus aku ngapain disini." Gumamnya mencibikkan bibirnya.

🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩

Arga datang ke markas API-BOYS. Ia juga menyuruh salah satu anggota untuk membelikannya Cherry Vodka. Alkohol kadar tinggi yang selalu ia minum ketika sedang ada masalah.

Entah kenapa Arga begitu marah mendengar ucapan Asya ketika dimobil tadi. Ia tidak suka jika Asya pergi meninggalkannya. Jika ditanya apakah Arga sudah mencintai gadis itu, jawabannya tidak tau. Yang pasti ia begitu nyaman ketika berada didekat gadis itu.

Arga meneguk alkoholnya hingga tandas. Ia menyandarkan tubuhnya ke punggung sofa. Kepalanya sudah terasa sedikit pusing.

"Lo kenapa, Ga? Kalo ada masalah tu cerita, jangan lo pendem sendiri." Ucap Paul menepuk pundak Arga.

"Gue gak masalah semua orang jauhin gue ataupun benci gue, tapi tolong jangan dia." Racau Arga dengan mata terpejam.

Semua anggota API-BOYS saling melemparkan tatapan. Mereka menatap ketua mereka dengan bingung.

"Dia? Dia siapa?" Tanya Paul takut-takut.

"Asya." Jawab Arga dengan pelan.

Semua mata membelalak. Mereka tercengo menatap ketua mereka untuk pertama kalinya mabuk karena patah hati. Dan Arga juga tidak sadar apa yang barusan ia ucapkan, karena efek dari mabuknya.

"A-asya kenapa?" Tanya Ikbal terbata-bata karena masih keadaan terkejut.

"Masa dia mau minta putus karena cuma masalah gue anak bokap gue. Gue gak masalah dia siapa. Gue gak peduli orang-orang mandang hubungan kita gimana." Cerocos Arga, maklum efek mabuk.

Plak

"Lah siak anying! Sejak kapan lo pacaran sama Asya. Giliran patah hati lo ngadu ke kita. Giliran jadian gak ada tu lo ngadu ke kita." Geram Ikbal menggeplak lengan Arga.

ARSYA: My Naughty Boyfriend (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang