Bab 14: Dalam masalah

29.4K 940 6
                                    

Jam istirahat sudah berbunyi. Asya dan Aisyah langsung keluar dari dalam kelas menuju kantin.

Sedari tadi pagi, semua orang masih saja membicarakan Asya. Asya hanya bisa diam menghelakan nafas.

Asya dan Aisyah memesan seporsi mie ayam dan jus jeruk. Asya sangat tidak minat untuk makan setelah apa yang sedang terjadi dengan dirinya saat ini.

"Gue sih nunggu banget apa yang bakal Liora lakuin nanti."

Ucapan Ciara tadi pagi terus terngiang-ngiang ditelinganya. Apa lagi Aisyah juga pernah bilang, jika Liora akan membully orang-orang yang sudah berani mendekati Arga.

Tapikan Asya gak mendekati Arga, Asya hanya terjebak di kontrak itu saja. Asya juga tidak pernah ada niatan untuk mendekati Arga. Malahan Asya ingin menjauhi Arga.

Byurr

Serangan tiba-tiba membuat Asya langsung tergelonjak kaget dan berhenti dari makannya.

Aisyah melototkan matanya, gadis itu sudah gemetaran melihat orang yang sudah menyiram Asya tiba-tiba.

Asya membuka matanya, gadis itu mendongakkan kepalanya menatap siapa pelakunya.

Dan deghh....Asya diam membeku. Orang yang sedari mengusik pikiran benar muncul di hadapannya. Dengan tatapan yang penuh amarah dan kebencian.

"Apa maksud lo minta Arga jemput lo!" Sentaknya.

"Lo bisa profesional kan? Guru hanya nyuruh lo jadi partner olimpiade Arga gak usah berlebihan. Minta jemput segala!"

"Kayaknya omongan Sonia sama Ciara bener, lo di bayar berapa sama Arga untuk semalem!"

Setiap untaian kata yang Liora lontarkan Asya hanya diam. Kupingnya terasa pengang mendengar kata kotor itu lagi-lagi dikeluarkan untuknya. Ia tidak bisa berbuat apa-apa. Menjadi orang lemah memang tidak enak. Ia tidak bisa membantah semua orang-orang yang menindas dirinya.

"Sekali lagi gue liat lo masih berani deketin Arga, lain dari kegiatan olimpiade gue pastikan hidup lo gak akan tenang!"

"Lo tu cuma orang kampung! Lo gak pantes sama Arga yang notebene nya orang kaya! Udah orang kampung miskin lagi!"

Mendengar kata itu Asya tersenyum. Sudah menahan sakit di perutnya, ditambah lagi Liora terus melontarkan kata-kata rendah untuknya.

Liora maju selangkah. Gadis itu tiba-tiba mendorong tubuh Asya ke belakang. Tapi untungnya ada seseorang yang sudah menahannya di belakang.

"Arga." Gumam Liora menatap Arga dengan berbinar-binar.

Arga tidak sendiri, Paul dan Ikbal juga ada disana. Kedua pria itu berdiri di belakang Arga.

Arga menyembunyikan tubuh Asya di belakang tubuhnya. Tangan pria itu tidak lepas menggenggam erat tangan Asya.

Brukk

Liora jatuh ke belakang menabrak meja. Liora meringis kesakitan. Arga sengaja mendorong Liora dengan kasar. Ia tidak peduli jika dia perempuan. Yang pasti Liora sudah kelewatan.

"Awww." Ringisnya menatap Arga meminta pertolongan.

"Apa? Mau bilang lagi kalo lo pacar gue?" Sentak Arga menatap tajam Liora.

Arga berjongkok di hadapan Liora. Tetapi tangannya tidak putus menggenggam tangan mungil Asya.

"Lo memang yang nembak gue duluan, tapi ketika lo ngungkapin perasaan lo ke gue ada gue pernah mengiyakan mau jadi pacar lo?! Lo udah membuat keputusan sebelah pihak! Gue gak pernah bilang iya!" Ucap Arga dengan lantang dan dapat di dengar semua orang yang berada di dalam kantin.

ARSYA: My Naughty Boyfriend (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang