"Shhh." Desis Arga menahan perih di bagian lukanya.
"Lo ikhlas gak sih ngobatin gue?!" Sentak Arga menatap tajam Asya.
Asya memutar bola mata malas. Biasanya cewek itu selalu benar tapi kalo di hadapan Arga, Asya selalu salah dan pria itu selalu benar.
"Ikhlas." Jawab Asya dengan tersenyum paksa.
"Setelah aku selesai obatin luka kamu, kamu langsung pulang ya." Sambung Asya dengan tangannya yang masih sibuk mengobati luka di bagian pelipis Arga.
"Ngusir gue lo!"
"B-bukan gitu, aku takut nanti ibu pulang." Ucap Asya dengan suara yang sudah lesu dan pasrah.
"Ngelak aja lo!"
"Hfuttt, salah lagi, salah lagi." Batin Asya.
"Sebentar aku ambil minum buat kamu dulu." Ucap Asya berdiri dari duduknya.
Sebenarnya itu hanya alasan Asya aja sih. Dia ingin menghindari pria itu. Asya juga capek lah, di salahin terus.
Asya mengambil segelas air putih dan beberapa cemilan. Asya juga membuatkan teh anget untuk Arga.
"Nih, minum dulu teh nya biar enakan badan kamu." Ucap Asya menyodorkan segelas teh anget yang ia buat.
"Assalamualaikum."
Deghh
Kejadian yang tidak diinginkan terjadi juga. Asya membulatkan matanya. Gadis itu menatap Arga dengan grasak-grusuk.
"Eh, ada tamu ya."
"Waalaikumsalam." Sahut Asya dengan pelan.
Kalo Arga kayaknya jawab dalem hati deh.
Asya berdiri dari duduknya, gadis itu langsung menjulurkan tangannya untuk bersalaman.
"I-ibu udah pulang? Capek gak bu? Kalo ibu capek istirahat aja bu langsung." Cerocos Asya.
"Ini siapa, Sya?" Tanya balik Renjani menatap sekilas Arga.
"Ini--"
"Halo bu, saya Arga temennya Asya." Sahut Arga menyela Asya seraya bersalaman dengan Renjani.
"Iya bu, temen Asya. Tadi Asya gak sengaja ketemu Arga di kroyok sama orang. Trus Asya bantu obatin luka-lukanya deh."
"Waduhhh, kenapa bisa di kroyok. Terus kamu gakpapa nak Arga? Kenapa gak langsung kamu bawa kerumah sakit, Sya." Ucap Renjani dengan raut wajah yang khawatir menatap Arga lalu beralih menatap anak gadisnya.
"Tadi Asya mau bawa ke klinik, tapi Arga gak mau makanya Asya bawa kerumah." Jawab Asya dengan tersenyum paksa tetapi hatinya sudah gusar takut.
"Sudah di obatin?" Tanya Renjani.
Asya mengangguk. Gadis itu berdiri kaku dengan telapak tangan sudah keringat dingin.
Arga hanya diam seraya menatap interaksi anak ibu itu. Matanya tidak putus ke arah Asya dan Renjani. Ada rasa yang tidak bisa ia jabarkan di dalam benaknya.
"Yasudah kalau begitu, ibu ke kamar dulu mau bersih-bersih. Kalian lanjut ngobrol aja." Ucap Renjani dengan tersenyum menatap Arga.
Arga membalas senyuman Renjani. Kedua remaja itu menatap punggung Renjani yang pergi menjauh.
"Hfuttt, akhirnya." Lega Asya menjatuhkan tubuhnya ke sofa.
"Ini baru ibu, belum ayah." Ucap Asya memejamkan matanya sejenak.
Asya merasa seperti ada janggal. Ia menatap Arga yang berdiri diam. Tatapannya pun entah kemana.
"Arga."
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSYA: My Naughty Boyfriend (END)
Teen FictionSamuel Argantara, pria yang dikenal sebagai pentolan sekolah. Seorang brandalan Arga ternyata ia juga salah satu murid pintar di sekolahnya. Bukan hanya menjadi ketua geng motor, Arga juga aktif di bidang basket dan osis. Pria yang dikenal dengan si...