Bright mulai memasuki kamar nya saat ia sudah selesai menina bobo kan keponakan kecil nya tersebut. Entah karena sudah lama tidak bertemu atau memang pembawaan Bright yang lembut dan hangat hingga membuat Syila tak ingin lepas dari Bright hingga akhir nya ia tertidur di dalam gendongan Bright.
Dapat Bright lihat wajah pulas Metawin saat ia sudah memasuki kamar nya. Perlahan Bright mendekat ke arah ranjang dan ikut memasuk kan diri nya kedalam selimut.
Setelah ia sudah berbaring sempurna di sisi Win ia pun mengangkat dengan perlahan kepala Metawin dan ia letakkan di atas lengan kokoh nya.
"Kamu sudah selesai bermain dengan keponakan kamu Bri?" Tanya Win yang terbangun dari tidur nya.
"Sudah baru saja aku mengantar kan nya ke kamar karena ia yang tertidur di dalam gendongan ku, maaf aku mengganggu tidur mu ya aku hanya ingin kamu tertidur di dalam pelukan ku sayang" ucap Bright sambil memberikan ciuman nya di kening Win.
"Aku hanya terkejut saja, maka nya aku terbangun" sahut Win sambil mendusel kan wajah nya di dada bidang suami nya untuk mencari kenyamanan di sana.
"Kalau begitu lanjut kan tidur mu" tapi bukan nya kembali melanjut kan tidur nya Win malah membuka mata nya semakin lebar dan menatap ke arah Bright
"Bri aku ingin bertanya boleh?" Tanya Win pada Bright
"Tanya apa?" Tanya Bright
"Apa kamu sangat menyukai anak anak?" Tanya Win pada Bright
"Kenapa kamu menanyakan itu?" Tanya Bright balik pada Win
"Aku hanya ingin tanya saja" sahut nya yang kembali membenam kan wajah nya di dada Bright
"Semua orang pasti menyukai anak anak karena mereka terlihat lucu dan menggemas kan bukan kah kamu juga begitu?" Tanya Bright yang di angguki oleh Win
"Iya kamu benar mereka memang sangat lucu dan menggemas kan, Bright apa-" belum sempat Win menyelesai kan kalimat nya Beight sudah memotong pembicaraan nya dan memeluk tubuh nya dengan erat.
"Besok lagi ya kalau memang kamu masih ingin bertanya ini sudah malam bukan kah lebih baik kita tidur" ucap Bright pada Win
"Baik lah, selamat malam Bri" ucap Win pada Bright
"Selamat malam sayang" sahut Bright yang kemudian memejam kan mata nya sambil memeluk erat tubuh Win.
.
.
.
Di sebuah rumah yang tidak terlalu besar tetapi selalu memiliki kehangatan di dalam nya, terlihat seorang wanita dewasa yang kecantikan nya tidak pernah termakan oleh usia sedang menyiap kan kopi panas untuk suami nya yang juga masih terlihat tampan dan gagah di usia nya yang sudah berada di kepala empat.
Kedua nya selalu tampak harmonis dan hampir tidak pernah ada pertengkaran atau pun perdebatan di antara kedua nya. Semenjak di tinggal anak semata wayang nya menikah dengan pilihan hati nya mereka pun kini hanya tinggal berdua saja di kediaman mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
DERANA
RandomBright awal nya menjadikan Win sebagai rumah nya tapi perlahan Bright juga yang menghancur kan rumah itu sedikit demi sedikit hingga akhir nya rumah tersebut tak layak lagi untuk di sebut sebagai rumah.