Pagi ini adalah pagi yang cukup berat untuk Win dimana ia harus segera memutus kan apa ia akan bertahan atau pergi dari sisi orang yang paling di cintai nya. Delapan tahun lama nya Win selalu hidup berdampingan dengan Bright dan selama delapan tahun itu pula Win selalu di jadikan prioritas oleh Bright.
Tapi siapa yang bisa mengira bahwa pada akhir nya Bright membagi prioritas nya juga dengan orang lain dengan orang yang tak asing bagi diri Win bukan kah itu sangat menyakit kan.
Seandai nya Win di tanya hal apa yang ingin di minta jika seandai nya waktu bisa di putar kembali mungkin Win akan meminta untuk tidak bertemu dengan Bright. Tapi sayang nya semua tidak bisa seperti itu jadi saat ini Win hanya bisa menguat kan hati nya dan mencoba kembali menata hati dan juga hidup nya.
Tok tok tok
Lamunan Win seketika buyar saat ia mendengar suara ketukan di pintu kamar nya yang memang sengaja tidak ia tutup dengan rapat. Tak lama setelah suara ketukan itu terdengar kini terlihat lah sosok sang ayah yang datang dengan membawa sebuah amplop di tangan nya.
"Apa ayah mengganggu?" Tanya Surya pada Win
"Tidak yah, tidak sama sekali" sahut Win pada ayah nya
"Lalu kenapa kamu melamun tadi apa kamu masih memikirkan Bright?" Tanya Sang ayah pada Win
"Bohong jika aku menjawab aku sudah tidak memikir kan nya, karena seperti yang ayah tahu aku sudah melewati banyak hal dengan nya dan terlalu banyak kenangan yang sudah kami ciptakan hingga aku tidak mungkin semudah itu melupakan nya yah" ucap Win sambil menundukkan kepala nya dan juga memainkan kuku kuku jari tangan nya.
"Nak percayalah pada ayah kalau suatu hari nanti kamu pasti akan mendapat kan kebahagiaan mu, jadi kamu tidak perlu menyesali apa yang kamu alami saat ini jadi kan lah semua ini sebagai pelajaran yang berharga untuk mu agar kedepan nya kamu bisa lebih berhati hati dalam memilih pasangan agar kamu tidak akan mengalami hubungan yang seperti ini lagi" sahut Surya pada Win
"Entah lah apa kedepan nya Win akan memiliki pasangan lagi atau tidak, karena jujur Win jadi takut yah Win takut kalau suatu saat Win kembali memiliki pasangan seseorang yang sama seperti Win maka kejadian ini akan kembali terulang dan semisal nya Win memiliki pasangan yang beda gender Win takut kalau Win tidak bisa mencintai nya dengan benar karena setelah Win memulai dengan Bright hati Win seolah tertutup untuk lawan jenis tapi kenapa Bright tidak ya yah?" Tanya nya pada sang ayah
"Ayah tidak tahu persis apa yang di rasakan oleh Bright apa dia juga sama seperti mu atau tidak tapi yang jelas nanti nya kamu tidak boleh takut atau pun trauma untuk kembali memiliki pasangan dan kalau kamu memang hal ini tidak terjadi lagi alangkah baik nya kalian membahas ini semua dari awal agar tidak timbul masalah seperti ini lagi, dan jangan lupa kamu pun harus memberikan pilihan jika memang pasangan mu nanti ingin memiliki keturunan kamu tidak boleh melarang nya dan sebalik nya kamu harus memilih kan opsi yang sekira nya tidak merugikan salah satu dari kalian dan dengan begitu ayah yakin kamu akan menjalani hubungan yang sehat ke depan nya" Win hanya mengangguk saat Ayah nya sedang memberikan nasihat untuk nya.
"Ayah benar komunikasi dan berdiskusi adalah hal yang paling utama yang harus di lakukan sebelum kita memulai suatu hubungan, sayang nya kemarin aku dan Bright tidak lebih dulu berdiskusi tentang opsi ini karena aku yang terlalu percaya pada nya saat ia mengatakan kalau ia tidak membutuh kan apapun di dalam hidup nya selain diriku dan juga cinta ku dan akhir nya sekarang semua nya terbukti kalau dia sudah membohongi ku dengan semua kata kata nya" Surya mengusap surai sang anak dengan sangat lembut dan tak lupa ia juga mengecup kening putra nya dengan penuh kasih sayang.
"Kamu adalah putra kebanggan ayah dan bunda kamu adalah segala nya bagi kami nak, maka itu kami selalu mengedepan kan kebahagian mu dari pada kebahagiaan kami jadi cari dan raih lah bahagia mu sayang dan apapun itu ayah akan selalu mendukung mu dan akan selalu ada di sisi mu nak" Win pun menghambur kan diri nya di pelukan Sang ayah dan kembali menitik kan air mata nya.
"Win sangat berterima kasih pada ayah dan bunda yang selalu mementingkan kebahagiaan Win, maaf kalau Win belum bisa membahagiakan kalian apalagi Win berbeda dengan anak anak lain nya" Surya memeluk tubuh sang anak dengan sangat erat
"Siapa yang bilang dirimu berbeda kamu sama seperti yang lain nya sayang, hanya saja cinta mu yang jauh lebih istimewa dari yang lain nya jadi jangan pernah berfikir kalau kamu berbeda hmm?" Win hanya mengangguk di dalam pelukan sang ayah.
"Ini surat perpisahan kalian, siapa yang akan memberikan nya pada Bright ayah atau dirimu?" Tanya nya pada Win
"Biar aku saja" sahut nya yang kini masih betah berada di pelukan sang ayah
"Kamu yakin, atau kamu ingin ayah temani?"
"Tidak perlu, aku akan menemui nya sendiri dan menunjukkan kalau aku baik baik saja dengan perpisahan ini"
"Kamu memang anak ayah" ucap Surya sambil mengerat kan pelukan nya pada Win.
"Kenapa bisa kalian berpelukan tanpa bunda, apa bunda sudah terlupakan disini?" Tanya Cesil yang baru saja tiba di kamar sang putra
"Kemarilah sayang mari kita kuat kan putra kita dengan pelukan sayang dan penuh cinta dari kita, agar putra manis kita ini menjadi lebih kuat dalam menjalani takdir nya" ucap Surya yang membuat Cesil bergabung dengan pelukan ayah dan anak tersebut.
"Anak bunda adalah yang terbaik, anak bunda juga sangat lah kuat dan hebat bunda yakin siapapun yang sudah menyia nyiakan anak bunda maka hanya penyesalan lah yang ia rasakan karena sudah membuang berlian demi sesuatu yang tidak ada harga nya sama sekali bunda yakin kamu akan lebih bahagia nanti nya dari mereka dan jangan pernah kamu tunjuk kan kesedihan mu di depan mereka atau mereka akan menertawakan mu nanti nya tunjuk kan lah kalau kamu baik baik saja dan segeralah bangkit dan tunjuk kan kebahagiaan mu pada mereka" ucap Cesil yang membuat Win mengangguk kan kepala nya dan kini mereka bertiga pun saling memeluk dengan erat hingga tidak ada lagi tangisan yang Win keluarkan melainkan tawa bahagia yang ia tunjukkan pada ayah dan juga bunda nya.
.
.
.
Setelah kejadian beberapa waktu lalu kini di sebuah rumah yang cukup besar dan nyaman sedang menjalani sebuah pertemuan rahasia yang di hadiri oleh ke empat orang yang sudah saling mengenal dengan lama hanya saja banyak yang tidak tahu tentang kedekatan mereka.Kini ke empat nya sedang membahas tentang posisi nya masing masing dan sedari tadi mereka terus saja berdiskusi tanpa mendapat kan sebuah solusi.
"Jadi bagaimana kelanjutan nya, apa yang ingin kamu lakukan?"
"Apa, aku juga tidak tahu"
"Kenapa tidak tahu, sedari awal kami disini yang membantu mu karena kami perduli padamu apalagi adik ku ini iyakan"
"Ya kami mau melakukan ini karena adik kami yang menyukai mu, kalau tidak kami juga tidak mau repot repot membantu mu"
"Jadi apa kamu juga menyukai adik ku?"
"Tidak"
"Lalu siapa yang kamu sukai"
"Bright tentu saja"
"Kasihan nya adik ku padahal dia sudah melakukan banyak hal disini sampai dia harus berbuat itu pada sahabat nya tapi tetap saja kamu tidak bisa menyukai adik ku"
"Tidak masalah bang karena perasaan itu gak bisa di paksakan kan, tapi gue yakin suatu saat dia bakal suka juga sama gue ya kan?"
"Idihh geer"
"Hahahaha sudah sudah, kalian ini selalu saja seperti itu kalau bertemu daripada kalian berdebat lebih baik kita diskusikan tentang liburan kita bagaimana"
"Kenapa hanya liburan yang lo pikirin sih, heran"
"Karena gue udah banyak berkorban ya disini jadi gue mau imbalan nya sesuai dengan apa yang gue lakukan gue gak mau tau itu"
"Bumil satu ini ribet sekali"
"Cepat kita bahas liburan kita"
"Iya iya cerewet"
"Hahahhahaa"
.
.
.
Thankyou
😗😗😗😗
KAMU SEDANG MEMBACA
DERANA
RandomBright awal nya menjadikan Win sebagai rumah nya tapi perlahan Bright juga yang menghancur kan rumah itu sedikit demi sedikit hingga akhir nya rumah tersebut tak layak lagi untuk di sebut sebagai rumah.