Sudah satu bulan setelah kejadian di kafe waktu itu tetapi sampai saat ini Bright belum kunjung juga membicarakan hal yang ia ingin katakan pada Win. Entah apa yang membuat hati Bright terus meragu untuk membicarakan hal ini pada Win padahal ia harus segera memberitahu kan Win tentang ke inginan nya agar keinginan nya bisa segera terwujud kan.
Dan sekarang disini lah Bright berada lebih tepat nya di kediaman kedua orang tua nya. Bright datang untuk memenuhi panggilan sang mami yang ingin menanyakan tentang rencana yang akan di langsung kan oleh sang putra.
"Kapan kamu akan menikahi nya Bright, mami sudah tidak sabar ingin menimang cucu dari mu" tanya mami Bright
"Mungkin secepat nya mih" sahut nya ragu
"Kenapa jawaban mu terdengar ragu Bright, jangan bilang kamu berubah pikiran?" Tanya papi nya
"Entah lah pih awal nya aku sudah sangat yakin tapi sekarang tiba tiba saja aku menjadi ragu" sahut nya yang membuat mami nya menatap ke arah nya.
"Apa Win sudah tahu?" Bright pun menggelengkan kepala nya
"Kamu bilang kamu akan bicara pada nya dan memberitahu kan tentang keinginan mu" ucap papi nya lagi
"Bri tidak punya keberanian untuk bicara dengan Win, karena sudah dapat Bri bayang kan akan seperti apa reaksi nya nanti dia pasti tidak akan bisa menerima nya mih" ucap Bright lagi
"Begini saja bagaimana kalau kamu tidak usah memberitahu kan Win sampai kamu sudah resmi menikah dan istrimu hamil dengan begitu pasti Win mau tidak mau akan menerima nya bukan karena dia tidak mungkin meminta mu untuk melepas tanggung jawab dari wanita yang sedang mengandung putra mu"
"Bagaimana Bri, apa kamu setuju dengan rencana mami mu?" Tanya papi nya
"Kamu harus setuju Bri, karena cepat atau lambat keluarga kita butuh seorang pewaris untuk meneruskan bisnis keluarga kita jadi secepat nya kamu harus membuat keputusan Bri karena semakin cepat akan semakin baik" ucap Sang mami yang membuat Bright berfikir dengan sangat keras
.
.
.
.
Win sendiri saat ini sedang berada di kafe milik ibu nya, ya setalah lulus kuliah dan menikah Win memilih untuk membantu bunda nya mengelola usaha kafe nya ya hitung hitung Win belajar untuk menggunakan ilmu yang di pelajari nya selama kuliah.
Saat ia sedang duduk bersantai di salah satu meja kafe sambil menikmati sepotong roti dan juga milkshake stroberi kesukaan nya, Win pun di buat terkejut dengan kehadiran Gigie yang memang sudah di tunggu kedatangan nya oleh diri nya.
"Bunny sori gue lama" sahut nya sambil meminum minuman milik Win
"Kebiasaan deh, suka main langsung minum aja" ucap Win yang pura pura kesal
"Heheheh haus Win" ucap Gie
"Mau minum apa?" Tanya Win pada Gigie
"Samain aja sama punya lo kaya nya enak tadi pas gue coba punya lo" ucap Gigie dan Win pun langsung meminta pelayan bunda nya untuk membuat kan minuman milik Gie.
"Kenapa sih lo selalu suka dengan apa yang gue suka juga?" Tanya Win pada Gigie
"Entah lah, gue juga bingung kenapa gue selalu ingin" sahut Gigie yang membuat Win memutar bola mata nya malas
"Oh ya lo mau curhat apa deh sama gue?" Tanya Gie sama Win
"Gue rasa akhir akhir ini sikap Bright berubah ke gue deh Gie" ucap Win yang membuat Gie mengerut kan kening nya
KAMU SEDANG MEMBACA
DERANA
RandomBright awal nya menjadikan Win sebagai rumah nya tapi perlahan Bright juga yang menghancur kan rumah itu sedikit demi sedikit hingga akhir nya rumah tersebut tak layak lagi untuk di sebut sebagai rumah.