Bright sudah berada di mobil nya untuk berangkat ke kantor nya sedang kan Thana sudah tidak bekerja karena kandungan nya yang sudah cukup besar jadi Bright melarang nya untuk datang ke kantor nya karena memang sedari awal tugas Thana bukan lah sebagai seorang sekretaris di perusahaan nya.
Bright mulai melangkah kan kaki nya untuk menuju ruangan nya, dan sesampai nya di ruangan Bright pun langsung menduduk kan diri nya di kursi milik nya dan menyandarkan tubuh nya di sana.
Bright mulai memejamkan mata nya sambil memikir kan berbagai kemungkinan yang akan terjadi pada hubungan nya dan juga Win. Kalau boleh Bright egois Bright tidak ingin kehilangan Win dan dia juga tidak mungkin bisa mengurus bayi nya jika dia tetap bersama dengan Win karena sudah di pastikan kalau Win tidak akan pernah mau mengurus bayi itu bersama sama.
Drrt drrt drrt
'Iya kenapa?'
'Bii, apa kamu akan pulang sore ini?'
'Kenapa memang nya?'
'Hatiku tidak enak Bii aku merasa gelisah sedari tadi'
'Ada apa memang nya?'
'Entah lah bii aku juga tidak tahu'
'Tapi baby baik baik saja kan?'
'Baby kita baik baik saja, hanya aku saja yang merasakan cemas berlebihan'
'Kalau begitu aku akan pulang cepat hari ini karena perasaan ku juga sama tidak tenang nya seperti mu'
'Iya kah, lalu apa yang akan terjadi pada kita berdua?'
'Aku tidak tahu'
'Baik lah selesai kan lah pekerjaan mu dan setelah nya cepat lah pulang'
'Baik'
Bright semakin merasakan pusing di kepala nya setelah ia mendapat kan panggilan dari istri nya. Entah lah hati Bright juga malah semakin cemas jadi nya Bright tidak tahu apa yang akan di hadapi nya nanti hingga membuat diri nya mengalami cemas yang berlebihan seperti ini.
"Semoga sesuatu yang buruk tidak terjadi hari ini" gumam nya dan setelah nya ia langsung mengerjakan beberapa pekerjaan nya agar ia bisa segera pulang dan menenang kan istri nya.
.
.
.
Win sendiri saat ini sedang menyantap sarapan pagi nya bersama dengan kedua orang tua nya. Seperti pagi pagi biasa nya pagi ini pun Win di buat bahagia dan bersyukur karena ia mempunyai kedua orang tua yang selalu ada untuk nya dan selalu melakukan hal hal yang terbaik untuk diri nya.
"Habis kan sarapan mu sayang" ucap Cesil saat ia melihat sang putra yang hanya menyuap kan sedikit saja sarapan nya
"Iya bun, pasti Win habis kan kok" sahut nya sambil kembali menyantap sarapan nya
"Sayang, pagi ini kamu ingin ikut bunda atau ada kegiatan di luar?" Tanya Surya pada sang putra
"Win akan ke kafe bunda kok nanti sore nya Win baru akan ke apartemen Bright untuk mengantar kan surat ini pada nya" ucap Win yang membuat ke dua orang tua nya saling berpandangan
"Mau kami temani?" Tanya Cesil pelan
"Tidak usah bun, bunda dan ayah urus saja pekerjaan kalian masing masing dan masalah ini biar Win yang urus ya" ucap Win pada ke dua orang tua nya.
"Ya sudah kalau memang itu mau mu" sahut Cesil
"Tapi kalau ada apa apa jangan lupa untuk menghubungi kami ya sayang" ucap Surya yang membuat Win mengangguk dalam sela makan nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DERANA
RandomBright awal nya menjadikan Win sebagai rumah nya tapi perlahan Bright juga yang menghancur kan rumah itu sedikit demi sedikit hingga akhir nya rumah tersebut tak layak lagi untuk di sebut sebagai rumah.