Setelah pesan nya tidak lagi di balas oleh Win, Bright pun bertekad untuk mengunjungi Win di kediaman orang tua nya. Dengan di bantu oleh supir nya saat ini Bright pun sudah berada di dalam mobil untuk menuju kediaman orang tua Win.
Sepanjang perjalanan hati Bright di buat cemas dan jantung nya pun terasa begitu cepat berdetak karena Bright takut kalau nanti kehadiran nya akan di tolak oleh kedua orang tua Win karena mengingat apa yang sudah di lakukan nya pada putra mereka.
Tapi itu semua tidak menyurut kan niat Bright untuk tetap bertemu dengan Win dan memperjuang kan lagi rasa cinta nya yang akan selalu ia berikan untuk Win nya. Semakin dekat jarak yang di tempuh dengan kediaman orang tua Win semakin jantung nya berdegub dengan kencang, tapi ia mencoba untuk tetap tenang agar ia tidak melakukan kesalahan ketika berbicara dengan orang tua Win nanti.
Setelah memakan waktu empat puluh lima menit lama nya akhir nya kini Bright pun sudah tiba di depan pagar tempat tinggal orang tua Win, setelah mengatur nafas nya akhir nya Bright pun mulai menuruni mobil nya dengan di bantu oleh sopir nya untuk duduk di atas kursi roda nya.
Setelah sudah duduk di atas kursi roda nya Bright pun meminta supir nya untuk membantu mendorong kursi roda nya untuk masuk ke dalam halaman rumah orang tua Win. Setelah ia dan sang supir sudah berada di depan pintu rumah orang tua Win ia pun meminta sang supir untuk menekan tombol bel yang berada di sisi pintu.
Ting nong ting nong
Detak jantung Bright memicu begitu cepat, hati nya harap harap cemas tentang siapa kah yang akan membuka kan pintu nya nanti. Walaupun sebenar nya ia sangat berharap kalau Win lah yang akan membuka kan pintu nya agar ia bisa langsung berbicara pada Win tanpa takut Win akan menghindari nya.
Ceklek
Pintu pun mulai terbuka sedikit demi sesikit dan tak lama tampak lah sosok wanita yang wajah nya masih terlihat cantik walaupun usia nya sudah tidak muda lagi, ya ialah Cesil ibunda Win yang membuka kan pintu untuk melihat siapa tamu yang datang berkunjung ke rumah nya pada waktu siang hari seperti ini.
Cesil pun terdiam di tempat nya saat ia melihat siapa tamu nya, "siang bun" sapa Bright dengan jantung yang berdegub dengan kencang. "Mau apa kamu kesini?" Tanya Cesil dengan nada yang tidak ramah sama sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
DERANA
RandomBright awal nya menjadikan Win sebagai rumah nya tapi perlahan Bright juga yang menghancur kan rumah itu sedikit demi sedikit hingga akhir nya rumah tersebut tak layak lagi untuk di sebut sebagai rumah.