Pusing

1K 78 1
                                    

Happy Reading...

Viola merasa jika kepalanya seperti mau meledak karena terlalu banyak pikiran, selesai masalah satu timbul masalah lain. Ditambah Manggala menolak jika Viola ingin membantu mencari Realine.

"Aduh Rea, kamu kabur kemana sih?" Frustasi Viola saat Realine tidak mengangkat telponnya untuk kesekian kalinya.

Tok...tok...tok...

"Dek.. buka Abang mau bicara." Suara Alex menyadarkan Viola dari lamunannya.

"Masuk!" Teriak viola Kemudian segera mengambil cardigan karena dirinya hanya menggunakan gaun tidur yang cukup tipis dan pendek.

Klik...

Alex masuk dan duduk disamping Viola yang duduk di tepi ranjang, wajah gadis itu nampak kelelahan seperti kurang tidur.

"Are u oke?" Tanya Alex saat merasa Viola terus saja melamun tanpa membuka suara sedikitpun.

"U'm, i'm oke." Jawab Viola lesu, padahal ia sedang banyak pikiran.

"Abang cuma mau bilang, kalau kamu udah wisuda nanti langsung ambil alih perusahaan Daddy yang ada di Canada." Jelas Alex pelan, tapi berusaha hati-hati takut menyinggung Viola yang cukup sensitif.

"Aku usahain ya, bang."

"Tolong nurut sama Daddy sekali aja, pokoknya Abang gak mau tau kamu harus ikutin kata Daddy. Kalau kamu nolak sama aja kamu ngebebanin Abang, jadi Abang harap kamu terima."

Setelahnya Alex keluar meninggalkan Viola sendirian yang larut dalam pikirannya sendiri.

"Akhhh!" Teriak viola melempar ponselnya kearah kaca meja hias, Sehingga membuat kaca itu pecah dan ponselnya retak.

"Kehidupan sialan!" Pekiknya keras, tapi setelahnya tubuhnya luruh kelantai.

"Ini sebenarnya karena ke egoisan kamu re, tapi aku gak bisa benci kamu karena aku sendiri yang maksa masuk kedalam kehidupan kamu." Monolog Viola dengan tangan yang berlumuran darah, gadis itu meremas pecahan kaca itu.

Klik...

"ASTAGA! ADEK KAMU NGAPAIN?!" Teriak sang ibu panik saat masuk kedalam kamar Viola dan langsung melihat tangan Viola yang sudah berlumuran darah.

Langsung saja ia mendekati Viola yang tersenyum miris, anaknya itu sungguh seram. Tak lama muncullah Alex dan Johnny yang juga panik saat mendengar teriakan Laura, mommy Viola.

"Pio? Pio? Sadar Pio." Ucap Alex panik saat melihat tubuh lemah Viola mulai lunglai, wajahnya juga sudah pucat.

"Panggil dokter." Seru Johnny sambil mengangkat tubuh lemah Viola ke kasur.

"Kita harus kedokteran, dad." Tolak Alex tidak terima jika Viola dirawat dirumah, ia takut Viola kehilangan banyak darah. Namun ditolak mentah-mentah oleh Johnny, pria setengah baya itu tetap kekeh tidak ingin membawa Viola kerumah sakit.

"Mommy! Mommy tenang oke? Semua akan baik-baik aja." Alex mencoba menenangkan Laura yang mematung.

***

Alex yang setia menunggu Viola sadar, namun adiknya belum sadar-sadar hingga sekarang, sudah terhitung 7 jam Viola belum sadar.

"Dek... Ayok sadar, kalau kamu udah sadar nanti Abang janji bakal bantu kamu cari Realine." Monolog Alex sambil menggenggam tangan Viola yang tidak di perban, lebih tepatnya pria itu menggenggam tangan Viola yang di Infus.

"Adek gak cape tidur terus? Bangun yok. Kangen berantem sama adek aku yang tercantik sedunia." Alex berusaha menghibur diri sendiri disaat Viola tak kunjung sadar.

Alex berpikir jika Viola akan cepat sadar, Namun nyatanya tidak. Pria itu berpikir jika luka itu hanya luka biasa yang tidak akan terjadi sesuatu yang buruk, tapi sampai saat ini Viola belum juga sadar karena kehilangan banyak darah.

Pria itu perlahan mulai terlelap dengan tangan Viola yang ia genggam, baru saja akan terlelap Tiba-tiba tangan Viola sedikit bergerak membuat Alex kembali tersadar.

"Dek? Pio hey? Kamu udah sadar?"

Mata itu perlahan-lahan mulai terbuka dan senyum bahagia terbit di wajah Alex yang sudah kelelahan.

"B-bang.." lirih viola, gadis itu merasa seluruh tubuhnya sakit dan kelelahan. Ini bukan hanya karena tangannya terluka namun ada faktor lainnya, kurang tidur dan makan tidak teratur juga membuat Viola tumbang.

"Iya?"

"Haus."

Alex langsung mengambil air yang ada diatas nakas, dan membantu Viola minum. Rasa bahagianya tidak bisa di jelaskan sekarang karena terlalu bahagia saat Viola sadar dan dia adalah orang pertama yang Viola lihat saat sadar.

"Ada yang sakit?" Tanya Alex khawatir.

"Tangan." Jawab Viola lirih, rasanya sangat sulit untuk berbicara.

"Tangan kamu cuma luka, seminggu lagi sembuh."

'matamu seminggu! Itu jahitan Alex bukan goresan biasa!' batin Alex.

"Abang ngapain disini?"

"Nungguin kamu lah! Nyusahin banget, udah tau bahaya masih aja buat nekat." Memang pada aslinya Alex selalu bersikap ketus pada Viola, padahal dalam hatinya ia menggerutu karena tidak bisa bersikap lembut.

"Maaf ya.."

"Iya!"

Setelahnya Alex pergi dari kamar Viola, meninggalkan gadis itu sendiri. Viola merenung menatap tangannya yang diperban dan itu sangatlah sakit.

TBC

Disarankan untuk tidak berekspektasi tinggi men-temen😀❤️

Kalau ada typo Tandain ya soalnya gak enak dipandang kalau typo, hehehe.

Jangan lupa follow akun Tiktok aku:

Rorakim30
D00_iii

Bye-bye guys, jangan lupa vomen dan follow me ❤️❗

See you next chapter ❤️❤️

Skripsi?|| Markhyuck gsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang