Mall With Manggala

1.2K 91 0
                                    

Happy Reading...

Manggala dan Viola saat ini sedang dalam perjalanan menuju mall, tapi sepanjang perjalanan hanya hening tidak ada yang mau membuka suara.

Viola yang pada ponselnya dan Manggala yang sibuk menyetir. Manggala sesekali melirik kearah Viola yang terlihat fokus pada ponselnya, merasa diacuhkan akhirnya Manggala memilih membuka suara.

"Sampai kapan kamu cuekin saya?" Tanya Manggala, Viola mengalihkan pandangan ke Manggala dengan mengernyit.

"Emang bapak merasa saya cuekin bapak?" Viola malah balik bertanya dan membuat Manggala salah tingkah namun pria itu langsung mengalihkan pandangannya ke jalanan.

"Saya udah bilang tadi stop panggil saya bapak saat diluar jam kampus, saya bukan bapak kamu!"

"Terserah bap-"

"Sekali lagi kamu manggil saya bapak, saya potong nilai kamu." Potong Manggala lebih dulu.

"Aelah! Gak seru kalau mainnya potong nilai." Seru Viola dengan memutar bola matanya malas.

"Mau saya Potong leher kamu?"

"Eh? Gak gitu juga dong, jadi saya harus manggil apa?" Tanya Viola sedikit kesal.

Pria itu mendekati wajahnya dengan telinga Viola membuat tubuh Viola meremang.

"Mas gala." Ucap pria itu dengan suara beratnya di dekat telinga Viola membuat tubuh Viola merinding.

"Najis!" Ucapnya sarkas kemudian keluar dari mobil karena mereka sudah sampai.

"Pio! Pio hey tungguin saya." Teriak Manggala berlari menyusul Viola yang sudah berada jauh didepannya.

Viola sama sekali tidak mengindahkan panggilan Manggala dan terus berjalan lurus kedepan, mengikuti nalurinya.

Saat gadis itu akan masuk ke dalam toko ice cream, tangannya langsung dicekal oleh seseorang di sampingnya. Tidak lain tidak bukan adalah, Manggala.

"Apa sih?! Sakit tau gak?" Viola juga tidak tau kenapa dirinya jadi mudah tersulut emosi tapi ia tidak berbohong jika Manggala mencekam tangannya cukup kuat.

"Maaf. Tapi lain kali jangan terlalu kasar jadi perempuan." Peringat Manggala dan melonggarkan cekalannya di lengan Viola, kemudian mengajak gadis itu ke bioskop berharap Viola tidak lagi kesal.

***

Viola tetap mendiami Manggala hingga film selesai, wajah datar dan sedikit raut kesedihan itu membuat Manggala merasa bersalah karena telah menggoda mahasiswanya itu, dan juga mencekam tangan Viola cukup kasar.

"Pio, kita pulang aja kalau kamu gak nyaman dan masih marah. Tapi saya minta maaf." Ujar Manggala menggandeng tangan mungil Viola yang sangat pas untuk ia genggam.

Saat mereka akan berjalan ke arah basement-maaf kalau salah-viola tetap berdiam ditempatnya membuat Manggala menatapnya bingung.

"M-mas.." ucap Viola terbata-bata, jujur saja kalimat itu sangat sulit untuk ia ucapkan.

"Iya?"

"Aku ke Timezone boleh?"

"Mau ke Timezone? Boleh kok."

"Makasih, m-mas."

Manggala terkekeh saat gadis itu terlihat kaku memanggilnya dengan embel-embel 'mas' padahal biasanya bapak.

***

Manggala seperti pergi bersama big baby, bagaimana mana tidak, sedari tadi ia terus mengikuti kemanapun Viola pergi. Sebenarnya yang minta di temani itu dirinya atau Viola? Entahlah Manggala juga heran.

"Makasih mas atas hari ini, maaf kalau hari ini saya merepotkan." Ucap viola dengan mulut penuh, mereka sekarang sedang makan siang menjelang sore.

"Habisin dulu Pio." Peringat Manggala pada gadis didepannya, setelah menghabiskan waktu 3 jam untuk bermain akhirnya Viola merasa lelah dan mengajak manggala untuk makan, tidak tau malu memang.

"Mas gala punya pacar?" Tanya Viola sengaja memancing Manggala apakah akan mengakui Realine sebagai calonnya atau malah sebaliknya?

"Emang kenapa nanya gitu?"

"Bukan apa-apa sih, cuma penasaran kok mas gak pernah posting pacar nya gitu."

"Masalah pacar saya Emang gak pernah pacaran, tapi saya di jodohin sama keluarga saya." Jawab Manggala terlihat santai.

Jawaban Manggala itu bukan jawaban yang Viola inginkan sebenarnya, tetapi tidak ingin membuat Manggala merasa risih dengan pertanyaan.

"Oh, di jodohin toh. Mas gala terima?"

"Terima aja soalnya saya yakin kalau pilihan orang tua saya itu terbaik."

'terbaik matamu!' batin viola, bukannya ia menjelekkan Realine namun gadis pendiam seperti Realine memang selalu terlihat anggun didepan umum berbeda jika mereka sedang berkumpul bertiga.

"Pasti mas gak laku makanya orang tua mas jodohin."

"Males nyari, jadi kalau ada yang mau tinggal terima aja." Balas Manggala, mereka sudah selesai makan dan hari juga menunjukan pukul Set5 sore. Mereka terlalu larut dalam pembicaraan sehingga lupa waktu.

"Mau pulang sekarang?" Tanya Manggala dan langsung di Angguki oleh Viola.

"Pekerjaan saya juga sudah selesai." Balas Viola.

"Kerja apanya orang kamu tadi cuma main dan saya hanya nungguin kamu." Cibir Manggala, Viola hanya nyengir.

"Yaudah ayok saya Antar pulang."

Mereka berjalan sambil bergandengan tangan, Viola sedikit heran dengan tingkah sang dosen hari ini.

TBC

Disarankan untuk tidak berekspektasi tinggi men-temen😀❤️

Kalau ada typo Tandain ya soalnya gak enak dipandang kalau typo, hehehe.

Jangan lupa follow akun Tiktok aku:

Rorakim30
D00_iii

Bye-bye guys, jangan lupa vomen dan follow me ❤️❗

See you next chapter ❤️❤️

Skripsi?|| Markhyuck gsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang