Perasaan Kendrick

375 26 1
                                    

Happy Reading...

Hujan deras mengguyur kota Toronto, Viola masih duduk di taman sambil menatap lurus kedepan. Ponselnya yang sedari tadi terus berdering ia abaikan, tubuhnya yang sudah basah kuyup dan menggigil tidak ia pedulikan yang ia ingin saat ini adalah pelampiasan.

"Nona, are you oke?" Tiba-tiba ada seorang pria datang dengan membawa payung mendekati Viola yang duduk di kursi taman seorang diri karena memang ini hujan deras.

Viola mendongak, dress yang ia pakai warna putih otomatis itu menerawang. Ia melihat tubuh tegap dan tinggi menjulang didepannya, dan wajah tampannya.

"Hm." Balas Viola hanya dengan deheman, dan Kembali menatap lurus kedepan membuat pria didepannya itu menghela nafas kasar.

"Setidaknya kamu berteduh, kamu bisa sakit jika terus duduk disini." Ucapnya, Viola menatap tajam pria yang menurutnya ikut campur Padahal baru pertama kali bertemu.

"Kau sendiri kenapa kesini?" Tanya Viola sewot tapi pandangannya masih kedepan melihat danau didepan sana.

"Ah? Aku.. aku kesini karena ingin mencari ibukku." Jawab pria itu patah-patah, Viola mendongak menatapnya tajam.

"Yasudah kalau begitu kamu bisa pergi, silahkan cari ibumu." Balas Viola sarkas membuat pria didepannya meneguk Salivanya dengan susah payah karena ternyata tebakannya salah, gadis didepannya jauh dari ekspektasinya karena ia tadi mengira jika kalem dan pendiam ternyata salah.

"Kamu tidak kedinginan, Nona?" Tanya pria itu mencoba untuk mencairkan suasana namun sepertinya Viola tidak bisa beramah tama terhadap orang didepannya.

"Emang ada kaitannya sama kamu kalo aku kedinginan?"

"B-bukan gitu maksudnya." Jawab pria itu, lalu mendudukan diri disamping Viola yang masih menatapnya tajam.

"Terus apa?"

Tetapi pria itu tidak menjawab dan malah melepaskan jaketnya lalu menyampirkannya di bahu Viola membuat gadis itu terkejut dengan apa yang dilakukannya.

"Kamu apa-apaan sih? Jangan sok asik, kita gak kenal." Sarkas Viola dengan mulut pedasnya, tetapi tidak ada niatan mengembalikan jaket tersebut karena tubuhnya juga menggigil.

"Aku Harvey." Ucap pria itu sambil menjulurkan tangannya untuk berniat mengajak Viola kenalan, namun viola hany menatap nya sekilas lalu beranjak pergi menuju parkiran mencari mobilnya.

Harvey langsung mengejarnya saat Viola berjalan menjauh darinya, ditengah hujan seperti ini ia merasa seperti di film India karena berlari-lari mengejar Anjeli.

"Kamu belum menyebutkan nama mu." Ucap Harvey yang berhasil mengimbangi langkah Viola yang tidak seberapa.

"Buat?" Tanya Viola membuat Harvey tidak tau harus menjawab apa.

"Aku hanya ingin kenalan, mungkin kita bisa berteman."

"Tapi aku tidak ingin berteman denganmu." Timpal Viola dengan kesal, hingga akhirnya ia sampai di samping mobilnya.

Ia melepaskan jaket Harvey lalu masuk kedalam mobil, berniat pergi karena ia akan demam jika terus seperti ini, ia masih menyayangi dirinya jika Viola juga membencinya.

"Viola." Ucap Viola sebelum pergi dari sana, Harvey yang juga sudah basah kuyup karena payung nya melayang saat ia mengejar Viola tadi.

Setelah mobil Viola hilang dari pandangannya ia mulai tersenyum penuh arti, ia tersenyum membayangkan wajah cantik Viola.

"Viola.. menarik." Gumamnya sebelum mengambil jaket yang jatuh ke tanah, lalu menuju mobilnya.

Ponselnya berdering membuat langkahnya berhenti untuk menuju ke mobil, dan ternyata itu adalah ibunya. Wanita yang ia cari sedari tadi, dan menyebabkan ia bertemu dengan gadis cantik seperti Viola.

Skripsi?|| Markhyuck gsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang