Kampus

494 29 5
                                    

Happy Reading...

Viola dan Manggala sudah sampai di kampus, mereka berdua berpencar karena keduanya sepakat untuk menyembunyikan pernikahan mereka dari semua orang kecuali keluarga dan sahabat.

"Loh? Pio kamu ngapain ke kampus?" Sapa seorang gadis yang tidak lain adalah Jenny, teman se-angkatannya hanya beda jurusan.

"Oh, hai Jen. Gue mau urus surat-surat, soalnya gue mau berhenti udah gak sanggup." Jawab Viola.

"Kok gitu? Bukannya Lo tinggal ujian habis itu selesai?"

"Ya kenyataan emang gitu, tapi kayaknya gue gak yakin."

"Oh, tapi Lo bakal lanjut kuliah kan? Cita-cita Lo kan jadi dokter."

"Tapi jurusan gue gak masuk sama kerjaan."

"Emang kenapa?"

Sebelum menjawab Viola mengajak jenny duduk di kursi yang tidak jauh dari tempat mereka berdiri, gadis itu hanya menurut.

"Mimpi gue buat jadi dokter kayaknya harus pupus soalnya gue disuruh ngurus perusahaan Daddy." Seru Viola berbohong, padahal jelas-jelas Kendrick yang menggantikannya.

"Harus semangat Dong, buktikan sama mereka kalo Lo itu bisa tanpa bantuan mereka. Lo itu punya bakat Pio."

"Tapi semangat gue buat lanjut kuliah udah hilang."

"Yaudah kalo gitu, gak bisa di paksain. Gue pergi dulu di panggil dosen soalnya." Pamit jenny saat melihat jam di tangannya, Viola mengangguk sambil melambaikan tangannya pada jenny yang perlahan menjauh.

Ia sendiri melanjutkan langkahnya menuju ruangan dosen pembimbingnya yang tidak lain adalah Manggala, namun sepertinya pria itu tidak ada disana jadi ia lebih memilih untuk di mencari Nattaya minta di temani tapi di koridor ia bertemu dengan Jiro jadilah pria itu yang mengantarkannya.

***

Kedua pasangan pengantin baru itu saat ini sedang makan siang di kantin fakultas teknik, maklum manggala sedang ingin seblak tapi di fakultas kedokteran tidak ada jadilah keduanya disini.

Banyak bisik-bisik tentang keduanya sedari masuk ke kantin namun apa peduli, mereka yang menjalani bukan mereka atau siapapun.

"Halo pak, udah lama gak ketemu makin ganteng aja." Seorang mahasiswi datang menghampiri mereka, bisa Viola lihat pakaian gadis itu sangat tipis pendek dan Viola tidak dapat menampik jika mahasiswi didepannya terlihat sexy namun bisa ia lihat manggala acuh dan Kembali menikmati seblak.

"Bapak selama ini kemana aja? Saya cariin buat ngumpul tugas yang bapak kasih." Lanjut mahasiswi itu dengan gestur menggoda.

"Kuliah baru masuk seminggu yang lalu, Somi." Balas manggala pada akhirnya, sedangkan Viola nampak risih melihat belahan dada mahasiswi yang bernama Somi itu sepertinya sengaja.

"Saya sudah berhenti, jadi kamu bisa mengumpulkannya pada dosen baru." Lanjut Manggala yang sudah selesai memakan seblaknya, Viola masih diam sembari memperhatikan keduanya.

"Tapi saya udah selesai dan saya mau bapak yang koreksi." Bujuk Somi dengan gaya sok imut membuat Viola ingin muntah, namun ia masih ingin menonton drama Indosiar yang ada di depannya secara langsung.

"Saya bukan dosen di sini lagi, Somi. Kamu bisa pergi karena saya juga akan pergi." Usir Manggala, namun Somi pura-pura menjatuhkan sesuatu lalu dengan sengaja membungkuk membuat buah dadanya terlihat, Manggala sok kalem dan langsung membuang muka karena takut Viola mengamuk saat tau jika ia melihat milik perempuan lain.

"Eh maaf pak, kalau begitu saya pamit." ucap Somi dengan kesal namun masih berusaha untuk menahannya dengan sikap lembut, Viola hampir tertawa karena melihat Somi menatap sinis kearahnya.

"Mahasiswa kamu ada-ada aja, masa pura-pura jatuhin barang. Murahan banget." Cibir Viola setelah kepergian Somi, Manggala hanya mengedikan bahunya lalu beranjak dari sana menuju parkiran meninggalkan Viola yang berteriak memanggil namanya.

"Selamat, Manggala kau selamat." Gumamnya sambil mengelus dada lega karena tidak terkena amukan Viola karena kecerobohan Somi tadi, padahal ia tadi sempat melirik dari ekor matanya.

"Mas gala! Ish sialan!" Pekik Viola kesal dan itu berhasil menghentikan langkah manggala.

Pria itu berbalik demi menatap Viola yang berkacak pinggang dan menatap sengit kearahnya, istri mungilnya itu sangat menggemaskan.

"Ngapain disitu, kesini kita pulang."

"Gak! Aku mau pulang sendiri." Gadis itu berbalik sambil mendiami Manggala, ia berharap Manggala mengejarnya atau membujuknya seperti pasangan lainnya.

Namun berbeda dari ekspektasinya, Manggala menggendong tubuhnya layaknya karung beras membuat Viola memekik.

"Turunin mas! Turunin gak enak dilihat orang." Teriak viola memberontak namun manggala tidak memperdulikannya.

"Makanya jangan bawel." Balas Manggala yang sudah membuka pintu mobil lalu mendudukan Viola di bangku samping pengemudi, tidak lupa pria memakaikan seat belt pada sang istri.

"Terserah!" Balas Viola dengan bersedekap dada dengan mempoutkan bibirnya, impiannya yang ingin menjadi psikologi sepertinya harus pupus karena ia lebih cocok jadi pasien.

Manggala segera masuk kedalam mobil setelahnya mereka melaju membelah jalanan yang Jakarta yang pada hari Sabtu ini cukup macet, Viola yang tanpa sadar terlelap karena terlalu lama terjebak macet.

Manggala yang melihat itu hanya bisa tersenyum karena wajah Viola nampak menggemaskan saat sedang terlelap seperti ini.

"Aku beneran udah jatuh dalam pesona kamu, Pio. Jadi aku gak bakal lepasin kamu sampai kapanpun karena sekarang cuman kamu harta berharga aku." Gumam Manggala, pria itu mendekat lalu mendaratkan kecupan singkat di bibir plum yang menggoda.

"Aku mohon Jangan Tinggalin aku.." lanjut Manggala lalu fokus menyetir, Viola masih tidur tidak terganggu sama sekali dan malah semakin pulas.

TBC

Disarankan untuk tidak berekspektasi tinggi men-temen😀❤️

Kalau ada typo Tandain ya soalnya gak enak dipandang kalau typo, hehehe.

Jangan lupa follow akun Tiktok aku:

Rorakim30
D00_iii

Bye-bye guys, jangan lupa vomen dan follow me ❤️❗

See you next chapter ❤️❤️

Skripsi?|| Markhyuck gsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang