Ajakan nikah

1K 69 1
                                    

Happy reading...

Saat nattaya dan Viola sampai dilantai unit apartemen gadis itu langsung melihat Manggala yang datang dengan kaos oblong dan celana pendek, rambutnya nampak berantakan. Pokoknya yang Nattaya lihat sekarang sangat berbeda dengan Manggala yang suka semena-mena saat di kampus.

Mereka berdua perlahan mendekat kearah Manggala dan Jevan yang berdiri di depan unit apartemen miliknya, sedangkan Manggala yang melihat Viola berjalan kearahnya langsung memeluk tubuh mungil itu erat.

"Maafin saya, tadi pagi itu-"

"Gak perlu!" Potong Viola ketus, tangannya berusaha melepaskan pelukan Manggala namun tenaga Manggala lebih besar darinya.

"Dengerin penjelasan aku, dulu.." mohon Manggala dengan rasa bersalah semakin mengeratkan pelukannya, pria itu merasa bersalah karena berulang kali menolak telpon dari Viola karena tadi dirinya sangat mengantuk.

"Gak perlu, Manggala!" Bentak Viola dengan mendorong Manggala menjauh, kemudian dia mendekati Jevan sedangkan Nattaya hanya diam menyimak.

"Van, kali ini please bantuin gue." Bisik Viola pada Jevan yang kebingungan.

"Pio, saya jelasin ini semua gak sesuai dugaan kamu." Manggala mencoba untuk menggapai tangan Viola namun langsung ditepis oleh Jevan dengan kasar.

"Lo denger gak sih? Kalau dia bilang gak mau, Ya gak mau! Gak usah maksa, punya telinga kan?" Sarkas Jevan.

"Gak usah ikut campur! Ini gak ada hubungannya sama kamu!"

Dan jadilah berdebatan diantara dua pria itu, membuat nattaya pusing dibuat keduanya. Setelah diam dan hanya menyimak, akhirnya ia bergerak dan menjewer telinga manggala dan Jevan.

"Udah cukup, kalau kaya gini gak bakal selesai masalahnya. Kalian kaya anak kecil tau gak?!" Kesalnya sambil menjewer telinga manggala dan Jevan membuat kedua pria itu memekik kesakitan.

"Lepas, sakit woy!" Pekik Jevan dengan menepuk-nepuk tangan Nattaya yang menjewernya.

"Lepas Nattaya! Kamu mau saya Aduin sama om Yudha?!" Ancam Manggala membuat Nattaya langsung melepaskan jewerannya, ia menjadi ciut.

"Jevan Lo balik unit apartemen Lo! Manggala Lo jelasin semuanya didalam." Putus Nattaya kemudian tanpa mengucapkan sepatah kata lagi ia langsung masuk kedalam unit apartemen milik Viola meninggalkan ketiga orang yang nampak bengong.

"Yaudah gue mau nyusul nattaya! Lo berdua terserah." Ucap Viola dan langsung ikut menyusul Nattaya yang sudah duduk di sofa ruang tamu.

"Apa Lo?!" Sinis Jevan dengan menatap julid Manggala yang menatapnya datar.

"Idih geer banget! Dasar bocah!" Ucap Manggala tak kalah sewot, kemudian mereka berbalik masuk ke dalam apartemen masing-masing.

Saat Manggala masuk langsung disambut dengan tatapan mengintimidasi Viola, membuatnya menelan Saliva dengan susah payah. Duduk berhadapan dengan singa betina yang sedang marah lebih menakutkan daripada menghadapi dosen killer.

"Jadi gini.."

"Stop! Tunggu bentar gue mau ambil cemilan biar seru." Seru nattaya membuat Manggala yang ingin menjelaskan terjeda karena Nattaya yang memotong.

"Aish!" Decak Viola saat Nattaya sudah pergi dari sana, tapi tak lama karena setelah selesai Nattaya langsung kembali duduk.

Manggala menghela nafas panjang sebelum mulai menjelaskan semua yang terjadi tadi pagi.

"Jadi gini, tadi pagi saya tidur dirumah orangtua jadi apartemen saya kosong. Dan tadi kenapa saya nolak panggilan kamu karena saya terlalu lelah dan butuh istirahat lebih, dan yang mengangkat sambungan tadi itu adik saya. Namanya fressy, biasanya dipanggil sysy. Saya tadi di kasih tak sama dia kalau kamu nelpon. Saya udah coba nelpon kamu balik tapi gak aktif jadi saya berinisiatif untuk ke apartemen kamu tapi ternyata saya ketemu sama bocah tengil itu." Jelas Manggala panjang lebar, Viola melotot kaget karena sudah salah paham.

"Jadi maksud Lo, Lo nginep di rumah orangtua Lo?!" Pekik Nattaya kaget, bahkan Snack yang didalam mulutnya muncrat kewajah Manggala.

"Iya Nattaya." Jawab Manggala mencoba setenang mungkin dengan menyingkirkan cipratan Nattaya.

"Waduh kita salah sangka, Pio." Bisik Nattaya pada Viola.

"Gue Bingung sekarang, Nat." Balas Viola juga berbisik pada Nattaya.

"Kalian berdua kenapa?" Tanya Manggala heran dengan kedua perempuan didepannya yang sedang berbisik-bisik padahal dirinya mendengar semua.

"Gapapa." Jawab Nattaya berusaha sok cool.

"Maksud undangan kemarin apa?" Tanya Viola dan menatap tajam Manggala didepannya.

"Anu.. itu, saya pernah ceritakan kalau saya udah jatuh hati sama seseorang yang gak bisa saya kasih tau siapa itu, tapi asalkan kamu tau itu adalah kamu sendiri, Pio."

"What the fuc- maksud Lo mau nikahin gue?!"

"Kalau saya jawab iya gimana?"

"Lo pada mau nikah? Realine gimana?" Sekarang giliran Nattaya yang bertanya.

"Gak kok! Siapa juga yang mau nikah."

"Ini Mutlak Viola! Kamu harus tetap harus nikah sama saya kalau gak mau perusahaan Wijaya akan diambang bangkrut."

"Apa sangkut pautnya sama gue?"

"Papa angkat lo?" Tanya Manggala dengan nada mengejek.

"Jangan bawa-bawa om Keano bisa gak?!"

"Gak bisa kalau kamu tetap gak mau nikah sama saya."

"Lo berdua bisa gak gak usah teriak-teriak?! Gue gak budeg!" Tengah Nattaya yang sedari tadi diam.

"Pokoknya gue gak bakal nikah sama Lo." Sarkas Viola kemudian berlalu masuk kedalam kamar.

"Dan Lo, karena sahabat gue gak mau Lo ada disini. Mending Lo pergi!" Usir Nattaya kepada Manggala membuat pria itu memutar bola malas sebelum pergi dari sana meninggalkan Nattaya yang menatap kepergian Manggala dengan geram.

"Dasar orang aneh."

TBC

Disarankan untuk tidak berekspektasi tinggi men-temen😀❤️

Kalau ada typo Tandain ya soalnya gak enak dipandang kalau typo, hehehe.

Jangan lupa follow akun Tiktok aku:

Rorakim30
D00_iii

Bye-bye guys, jangan lupa vomen dan follow me ❤️❗

See you next chapter ❤️❤️

Skripsi?|| Markhyuck gsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang