Mansion Wirdantara

846 58 5
                                    

Happy Reading...

Setelah melewati banyak drama akhirnya kedua anak Adam itu datang juga di mansion Wirdantara, Viola benar-benar dibuat ternganga melihat Mansion didepannya ini yang jauh lebih besar dari mansion milik Johnny. Ini lebih mirip seperti istana yang dihuni oleh pangeran.

"Ini beneran?" Tanya Viola menunjuk mansion didepannya, Manggala mengangguk sembari mengambil alih Michaela dari gendongan Viola.

Wajah gadis kecil itu sudah belepotan bekas es cream, Manggala mengambil tisu untuk mengelap itu karena bisa-bisa ia kena amukan dari sepupunya jika tau jika anaknya nampak seperti gembel.

"Yaudah ayo masuk." Ajak Manggala setelah selesai membersihkan noda Belepotan di wajah Michiela.

Viola mengangguk gugup, jika terus bersanding dengan Manggala bisa-bisa ia terbanting dengan visual keluarganya yang keturunan darah biru.

Saat mereka masuk, semua tatapan tertuju pada mereka bertiga terutama Viola yang nampak asing bagi mereka.

"Loh gala! Kamu bawa siapa itu? Calon baru ya?" Seru Tante-tante yang terlihat mendekati mereka, apalagi wanita itu terlihat menatap kearah Viola dengan tatapan menilai. Apalagi Viola nampak tersinggung dengan 'calon baru' terlihat sekali jika membedakannya dengan Realine yang kalem bin sopan.

Sangat berbeda dengan Viola yang nampak kekanakan tidak menunjukkan sikap dewasa sedikit saja.

"Iya Tante, calon gala." Balas Manggala dengan senyum sedikit sinis.

"Beda banget ya sama Realine." Sindirnya melirik Viola yang nampak meremas tangan Manggala yang menggenggam tangannya.

"Jelas beda Tante, Percuma kalau sopan dan dewasa kalau kabur. Malu-maluin banget." Celetuk seorang gadis yang duduk tak jauh dari tempat mereka berdiri. Ya, mereka masih berdiri belum disuruh untuk tidur.

"Sysy." Tegur Manggala karena itu adalah sikap tidak sopan, apalagi pada Tante didepannya.

"Tante cuma mau bilang kalau kamu mau cari calon itu pinter-pinter, nanti kamu diporot lagi. Jangan yang matre." Balas Kinasih–tante manggala– kemudian pergi, tapi sebelum pergi ia sempat melirik mengejek kearah Viola yang sedari tadi diam.

Manggala membawa Viola untuk duduk disamping fressy dan sepupunya yang lain, Viola hanya berdiam diri tanpa berniat untuk ikut mengobrol. Jika biasanya Viola akan cerewet, berbeda dengan sekarang yang berubah 180°.

"Ini siapa?" Tanya seorang gadis yang sedari tadi memperhatikan Viola, sepertinya seumuran dengan viola.

"Viola." Jawab Manggala karena Viola memberi kode untuknya yang menjawab karena ia terlalu gugup.

"Kenalin aku Xena, biar gak ribet panggil aja Cici." Seru gadis bernama Xena itu menjulurkan tangannya berniat untuk berkenalan dengan Viola, dengan ragu Viola membalas uluran tangan itu dengan ramah.

"Aku Viola, panggil aja Pio. Kayaknya kita seumuran." Ujar Viola sambil tersenyum canggung.

"Aku Samuel dan ini Azka." Celetuk pria yang sedari tadi bermain PS, Viola hanya mengangguk.

"Kamu kok mau sama orang sekaku, bang gala?" Tanya pria bernama Azka itu, tanpa melihat Viola dan masih fokus pada layar didepannya.

"Terserah Pio, lah. Mau bang gala sekaku apapun kalau cinta ya gak bisa." Timpal Samuel.

"Udah-udah, upin-ipin kok berantem?" Goda fressy membuat Samuel dan Azka menatapnya tajam.

"Ngomong-ngomong kapan nikah ini?" Tanya Xena dengan menaik-turunkan alisnya berniat menggoda Manggala dan Viola.

Skripsi?|| Markhyuck gsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang