tanggung jawab

371 17 3
                                    

Happy Reading...

Manggala tengah sibuk dengan laptopnya, sedangkan Viola tengah membantu kedua bocil kematian mengerjakan tugas.

Kelvin dan Bianca tadi pulang karena di usir Manggala dan kembali lagi setelah isya untuk minta diajarin oleh Viola tugas matematika.

"Kamu itu tolol ya bie? Masa satu tambah satu hasilnya satu." Seru Kelvin saat melihat hasil Bianca sangat berbeda dengannya, Viola tidak percaya pun mengambil buku Bianca untuk dilihat hasilnya dan benar saja semua jawabannya ngelantur.

"Ya bener dong, buktinya kak Pio sama kak gala hasilnya udah ada di perut kak pio." Jawab gadis itu enteng, Manggala yang mendengar itu auto ngakak, Kelvin sudah tidak sanggup menghadapi otak sengklek Bianca.

"Apa kata mu bocah, jika begitu itu tugas biologi bukan matematika!" Ucap Manggala disela tawanya.

"Sudah kakak diam, lihat saja aku akan membuktikan jika satu tambah satu hasilnya satu. Lihat saja." Balasnya percaya diri.

"Kau akan membuktikannya bersama siapa? Berhentilah pikiranmu terlalu polos." Tungkas Manggala masih mengejek Bianca.

"Lupakan! Aku masih terlalu polos."  Ucapnya menekan kata polos membuat Viola muak.

"Kalian bisa berhenti gak? Atau mau aku sumpel bubuk cabe dulu mulutnya?" Lerainya, Kelvin sok-sokan nulis sementara Manggala lanjut fokus kepada laptopnya.

Nah ini anak satu beda nih, bukannya lanjut belajar malah beralih main ponsel menggulir tiktok.

"Bibie, aku capek nih pulang yuk." Ajak Kelvin dengan mata yang sudah berat, Bianca menurunkan ponselnya dan menatap Kelvin.

"Pulang aja sendiri, kita kan gak serumah."

"Biasanya jodoh." Sindir Manggala tanpa mengalihkan pandangannya dari laptop.

"Kalo jodoh sih aku harap sih Kelvin udah glow up." Acuh Bianca sembari merapikan alat tulisnya, Kelvin menatap malas kearah Bianca yang acuh.

"Sialan emang si bibie." Umpat Kelvin pelan.

Saat pukul menunjukkan setengah sepuluh malam akhirnya kedua bocah itu meninggalkan rumah Manggala dan Viola.

"Tumben banget bibie gak tantrum pas belajar biasanya aja ngereog pas di kasih contoh soal."

"Yah gitu deh, kadang heran sama bibie yang keliatannya kalem tapi pas tau udahlah mending lari."

"Bener ya kata orang jangan pernah liat sampul luarnya doang."

"Lah jadi ghibah, udah yuk mending kita tidur."

"Sayang~" panggil Manggala mendayu, Viola yang hendak masuk kedalam kamar jadi gagal dan berbalik menatap suaminya.

"Apa?"

"Laper.." jawabnya pelan, Viola terkekeh melihat wajah memelas Manggala.

"Loh bukannya mas tadi udah makan?"

"Aku mau nasgor, buatan istri tercinta." Mendengar gombalan kaku Manggala membuat Viola merinding sebadan-badan.

"Yaudah ayok bantuin, kupas bawang merah."

"Big no! Itu bikin mata aku perih."

"Gak usah lebay ayo bantuin." Viola berlari menuju Manggala dan menarik tangan pria itu Menuju dapur.

"Tuhan tolong selamatkan saya." Melasnya, namun Viola malah semakin menariknya sehingga tubuhnya jatuh kelantai syukur laptopnya sudah diatas meja.

"Punya suami dramatis banget."

***

Pagi hari yang cerah nattaya sudah diganggu oleh Jevan yang datang-datang curhat kepadanya, pria yang selama satu bulan hilang itu tiba-tiba datang dengan penampilan kacau.

"Nat kasih gue jalan keluar please, gue ngelakuin itu secara gak sadar serius." Mohon nya, nattaya sedikit iba tapi itu memang konsekuensinya. Jevan harus tanggung jawab.

Kalian ingat Cleo? Ya Cleo Gadis yang pernah di booking oleh Alvaro namun di cancel karena Manggala menolak. Ya Jevan mengaku jika pria itu telah menghamili anak orang, itulah sebabnya pria itu menghilang selama satu bulan.

"Gue juga gak tau, Lo sih kenapa bisa kebobolan sih?!" Nattaya juga bingung sekarang, Jevan bilang jika mereka di jebak tapi disisi lain wanita ini kasihan pada janin di perut wanita yang Jevan hamilin.

"Gue udah suruh gugurin tapi tu cewek gak ma–"

Plak!

"Lo udah gila? Mikir anak yang mau Lo bunuh itu darah daging lo, buktiin kalo Lo itu gentleman." Nattaya menampar wajah Jevan saat mendengar jika pria itu mencoba untuk membunuh darah dagingnya sendiri.

"Gue sama Cleo itu beda jauh, dari status sosial aja kita udah beda." Sumpah nattaya tidak pernah terpikir jika mulut Jevan bisa selemes ini, nattaya jadi memikirkan nasib wanita itu.

"Jangan lari dari tanggung jawab, berani berbuat Lo juga harus berani bertanggung jawab." Nattaya menepuk pundak Jevan, pria itu hancur tapi lebih hancur Cleo.

"Nanti siang bawa Cleo ketemu gue, jangan pernah mau ikutin pikiran setan Lo itu." Nattaya memeluk Jevan, mereka sudah dekat layaknya kakak adik karena mereka sama-sama anak tunggal yang saling melengkapi.

"Gue malu sama diri gue sendiri nat, gue hamilin anak orang yang gak gue kenal sama sekali." Lirih jevan, nattaya melontarkan kalimat penenang namun Jevan tetap saja gelisah.

"Lo gak mau dosa kan?" Jevan mengangguk seadanya.

"Nikahin Cleo, jangan malu untuk mengakui."

"Yang bener aja? Masa gue nikahin cewek gak jelas kaya Cleo!" Protes jevan melepaskan pelukannya.

Jtak!

Nattaya menjitak dahi jevan keras, sungguh mulut pria brengsek. Pas nyoblos aja manis tapi pas hasil malah kabur.

"Sekali lagi Lo ngeremehin orang gue sunat Lo." Ucapnya lalu pergi menuju kamar meninggalkan jevan sendirian di ruang tamu.

TBC

Kalian masih inget Cleo gak? Yang muncul pas part Manggala ke club Alvaro, jevan udah gak perjaka guys😱

Udah lupain sekarang balik lagi sama aku, udah lama gak muncul jadi kangen bikin cerita lagi tapi kayaknya ini cerita terakhir aku, pasti kalian nanya kenapa 'kan? Jawabannya simple, aku kehabisan ide😩😌

Tapi tenang aja aku gak bakal berhenti jadi penumpang kapal markhyuck kok, masih setia ini cuman lagi fokus belajar bikin au😘😘

Btw Minal aidzin wal Faidzin mohon maaf lahir dan batin🙏🙏

Bye bye guys, jangan lupa follow dan vomen ya, kalo paket lengkap nanti aku kasih thr dari markhyuck😏🥰

Skripsi?|| Markhyuck gsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang