baikan

394 22 1
                                    

Happy Reading...

Manggala sungguh terkejut mendengarnya namun ia tidak bisa menyembunyikan raut kebahagiaannya, tidak mempedulikan kepalanya yang pusing dan perutnya yang mual ia langsung memeluk Viola.

"Makasih udah Nerima aku." Serunya Bahagia, namun pekikan minji membuat dua anak Adam itu melepaskan pelukannya.

"Tante!" Pekiknya, manggala menatap bocah itu dengan jengah.

"Kenapa, sayang?" Tanya Viola lembut ia mengambil minji ke pangkuannya, sepertinya anak itu bosan didalam stroller.

"Om gak boleh deket-deket sama Tante aku!" Minji tidak menjawab Viola tapi malah mengomeli manggala layaknya ibu mengomeli anak.

"Kenapa, ini istri om jadi terserah om dong." Balas Manggala, ia sedang bahagia karena saat ini Benar-benar saat yang membahagiakan untuknya.

"Ini Tante aku!" Minji sebal karena manggala sangat nyebelin.

"Tapi ini istri om dan di perut Tante kamu juga ada dedek bayi buat gantiin kamu jadi kesayangan Tante kamu." Balas manggala mengejek.

"Ihh ngeselin, huaa!" Anak itu tiba-tiba menangis karena kalau debat dengan manggala, ia memeluk Viola dan bersandar di dada Viola dengan menumpahkan tangisnya.

"Om itu jahat." Adu minji dengan tangis masih belum reda.

"Tenang-tenang ya, om itu gak jahat." Viola mengelus punggung minji, ia menatap manggala yang tersenyum penuh kemenangan.

"Gak! Om itu jahat, dia bilang aku bakal gak disayang tante."

Viola menatap manggala memberi isyarat untuk diam, pria itu diam tapi berlari ke kamar mandi dengan membawa tiang infus. Lagi-lagi manggala mual dan ingin memuntahkan isi perutnya.

Viola hendak menyusul tetapi minji tidak mau, dan keduanya menunggu sambil duduk diam hanya bisa mendengar manggala yang muntah-muntah didalam sana, minji tetap pada acara menangisinya hingga tanpa sadar tertidur.

Tak lama manggala keluar dengan wajah pucat dan tubuh lemasnya, makanan yang baru ia telan tadi sudah keluar kembali membuat tubuhnya lemas.

"You okay?" Tanya Viola memastikan, manggala menggeleng lemah. Pria itu merebahkan tubuhnya, rasanya ini sangat menyiksa.

"Lemas.. disini cuman ada aku sendiri sedangkan papi mami dan keluarga lainnya udah gak peduli sama aku. Bisa dibilang kalo aku di buang sama keluarga aku sendiri." Manggala tertawa getir di akhir ucapannya, Viola bisa melihat kondisi manggala yang sangat mengkhawatirkan.

"Perusahaan udah diambil alih sama Samuel sebagai cucu kesayangan, sedangkan aku udah kaya barang yang gak di butuhkan lagi lalu dibuang."

"So, kalo kamu mau ninggalin aku silahkan. Aku udah gak punya apa-apa lagi, aku udah miskin."

Rentetan kalimat itu penuh kepedihan dan sakit, Viola mengelus dahi pria itu yang berkeringat. Ia sungguh tidak tau jika ini akan berdampak pada manggala sampai-sampai dermawan membuang cucunya sendiri.

"Tapi kalo aku ninggalin kamu, siapa yang jadi sandaran kamu? Aku emang awalnya kecewa tapi setelah dapet kabar kalo kamu sakit entah kenapa rasa khawatir itu muncul dengan sendirinya."

"Aku udah gak punya apa-apa lagi Pio, aku udah miskin. Kamu mau makan aja. Uang aku sekarang pas-pasan."

"Kamu lupa kalo kamu sarjana kedokteran?" Tanya Viola, tangannya masih setia mengelus dahi sang suami.

"Dokter spesialis anak, dan aku gak tau cara deketin anak kecil."

"Kamu bisa belajar dengan deketin minji, gak usah mikirin uang. Walau perusahaan Daddy juga diambang kebangkrutan karena kakekmu tapi kami mempunyai tabungan."

Skripsi?|| Markhyuck gsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang