lingerie merah

1.3K 57 0
                                    

Happy Reading...

Hari Selasa, hari yang Viola tunggu selama seminggu ini. Ia hari ini akan berenang bersama Nattaya namun kebahagiaan itu harus pupus karena ia kedatangan tamu bulanan.

"Lo Beneran gak jadi?" Tanya Nattaya diseberang sana, Viola cemberut menatap wajah cantik Nattaya dilayar ponselnya.

"Iya, gue lagi dapet." Jawab Viola sedih, Nattaya yang sudah lelah dengan mood Viola yang berubah-ubah hanya bisa menghela nafas panjang.

"Gue ke apartemen Lo, ya. Sama Jiro." Ucap Nattaya dan dibalas anggukan oleh Viola, sambungan terputus dan hanya keheningan menyelimuti apartemen Viola.

Tok...Tok...Tok...

"Pio..." Sudah Viola tebak siapa yang datang, siapa lagi jika bukan bocah sialan Jevan.

"Gue gak Nerima tamu, mending Lo pergi." Teriak viola dari dalam, sangat malas apalagi ini hari pertama membuat moodnya berantakan.

"Pio, aku cuma mau ngasih sesuatu bukan buat ngetamu." Jawab Jevan dan semakin gencar mengetuk pintu rumahnya seperti orang kesetanan.

Klik...

"Anjing! Bisa santai dikit gak kalau ngetuk pintu orang?!" Mau tidak mau akhirnya Viola membuka pintu karena sepertinya Jevan tidak mengenal kata sopan, saat pintu terbuka kalimat umpatan yang pertama meluncur dari mulut Viola.

"Gak bisa!" Tantang Jevan, Viola bersedekap dada sambil menatap tajam pria didepannya.

"Yaudah, mau apa Lo kesini?" Tanya Viola mulai melunak, ia ingin Jevan cepat pergi dari sini sebelum Nattaya datang karena bisa panjang jika Nattaya melihat.

Jevan menyodorkan kantung plastik ditangannya, sepertinya cemilan. Didalam hati Viola tersenyum saat melihat banyaknya jajanan tapi ia masih memasang wajah datar. Kebetulan sekali cemilannya sedang habis dan lupa tadi menitip pada Nattaya, batin viola bersorak.

"Apa ini?" Tanya Viola sok cool padahal tangannya sudah greget ingin merampas kantung itu tapi terlalu gengsi.

"Terima aja." Ujar Jevan, pria itu mengambil tangan mungil itu lalu memberikan kantung belanjaan itu.

Tentu saja Viola terima karena tidak mungkin ia menolak, namun gengsi untuk mengakui. Setelahnya Jevan pamit pergi masuk kedalam apartemen disampingnya.

"Makasih." Teriak viola sebelum Jevan masuk kedalam apartemen, pria itu menimbulkan kepalanya diantara pintu kemudian mengangguk.

Viola Kembali masuk kedalam apartemennya, dengan senyum sumringan karena mendapat banyak jajanan gratis. Walau ia tau ini adalah salah satu modus Jevan agar dekat dengannya, namun Viola cukup kagum dengan perjuangannya.

10 menit Kemudian Nattaya datang dengan Jiro di belakangnya, dua anak Adam itu sepertinya tidak bisa jika tidak bertemu sehari saja, Viola yakin akan meriang karena tidak bertemu sehari.

Belum-sebelum tubuh mungil Viola sudah di peluk Nattaya erat seperti tidak bertemu lama padahal mereka hanya tidak bertemu selama seminggu, Dasar lebay.

"Na, sesek Weh. Erat banget Lo meluk gue." Teriak viola di dekapan Nattaya, tubuh Nattaya lebih tinggi dari Viola tapi jika dibandingkan yang lebih mungil darinya adalah Realine.

"Kosong ya sekarang, biasanya pelukan bertiga tapi sekarang cuma berdua." Lirih Nattaya, mereka berdua tertawa sumbang karena sampai saat ini Realine juga belum ditemukan, entahlah mungkin Realine terlalu pintar bersembunyi.

"Gimana kalau kita hari ini ke mall? Gue traktir." Ajak Jiro karena tidak tega melihat kedua orang yang sedang berpelukan itu sedih.

Viola terlihat menatap Nattaya, meminta persetujuan. Dan tanpa disangka Nattaya mengangguk hanya saja wanita itu ingin mengajak makhluk sialan unit apartemen sebelah.

Skripsi?|| Markhyuck gsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang