preman gang

299 19 2
                                    

Enam bulan kemudian

Hari demi hari berlalu dan begitu juga Viola dan manggala yang semakin hari semakin dekat dengan hpl, selama ini juga Manggala menderita karena istrinya sangat sensitif membuatnya frustasi.

Seperti saat ini Viola merengek ingin mengkepang rambut panjang preman dekat puskesmas, Manggala ketar-ketir takut preman itu menolak dan Viola dengan kebiasaannya–menangis.

"Ayolah mas, sekali ini aja bilangin. Anak kamu loh mas yang mau bukan aku." Rengek Viola mengayun-ayunkan tangan Manggala, pria itu menelan Salivanya susah payah.

"Yang lain aja ya, mas takut nanti orangnya gak mau." Bujuk Manggala memelas, istrinya itu mendengus keras lalu mendorong tubuh suaminya.

"Oke, kalo mas gak mau aku sendiri yang bilang!" Sebal Viola Kemudian pergi berlalu menuju para preman itu, Manggala hendak mencegah tapi sang istri sudah lebih dulu pergi.

"Permisi.." ucap Viola pelan, nyalinya tiba-tiba ciut saat melihat tatapan tajam para preman itu. Wanita dengan perut buncit itu mendekat kesalah satu preman yang rambutnya cukup panjang.

"Maaf, saya boleh kepang rambut mas nya.  Saya lagi ngidam mau kepang rambut mas." Tuturnya Pelan takut ditolak, pria didepannya nampak menelisik penampilannya dan bergantian Melihat para teman-temannya.

Sedangkan disisi lain Manggala belum berani mendekat tapi jika istrinya di jahati ia akan segera melindungi Viola, jujur jantungnya berdisko saat Viola mendekati seseorang dengan perawakan seram.

"Demi tuhan preman itu sungguh seram mirip setan." Gumamnya merinding sedangkan Viola nampak biasa saja seakan sudah berteman.

"Lo mau ngepang rambut gue?" Tanya preman itu ngegas, dengan cepat Viola mengangguk antusias.

"Iya, saya mau kepang rambut mas nya kalo di izinin, masa mas gak kasihan sama anak saya nanti ileran gara-gara ngidamnya gak di turutin." Viola tidak peduli jika dirinya ini di cap sok akrab ini semua demi ngidamnya, rasa takutnya ia buang jauh-jauh.

Pria itu tampak melihat ke teman-temannya yang lain seperti meminta pendapat namun semua preman itu mengedikan bahunya tanda tidak tau.

"Yaudah Lo boleh ngepang rambut gue, kebetulan gue lagi gerah banget ini." Balas preman itu pada akhirnya, Viola bahagia tanpa sadar bertepuk tangan ceria.

Wanita itu berbalik untuk memanggil Manggala, pria itu segera mendekati istrinya.

"Ini siapa, pacar Lo atau jangan-jangan Lo hamil anak di luar nikah?" Celetuk salah satu preman saat Manggala datang, wajah Manggala terkejut.

"Bukan dong mas, saya udah nikah dan dia suami saya. Gimana Ganteng gak?"

"Gak, ganteng-an juga gue." Balas preman itu lalu kembali mengupas kuaci.

"Premannya mau sayang?" Bisik Manggala sepelan mungkin, Viola menatap Manggala sekilas lalu mengangguk antusias.

"Lo lama banget, mau apa gak?" Ketus pria yang hendak Viola kepang rambutnya.

"Oh iya iya, duduk sini ya mas." Ucap viola mengambil kursi yang sedikit pendek dari yang lainnya, pria itu langsung duduk dan Viola duduk di kursi tempat preman tadi.

Skripsi?|| Markhyuck gsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang