45. Dia orang yang sama

5.6K 643 99
                                    

Hati Jihoon tetap sama, pandangannya pada Ben tak pernah berubah masih seperti dulu, penuh cinta dan kekaguman.

Seperti saat ini, keduanya berada disebuah cafe bernuansa klasik menikmati hidangan mereka, hari sudah mulai siang bahkan Jihoon melupakan janjinya untuk pergi ke kediaman keluarga Kim.

Matanya tak henti memandang sosok pemuda yang ia kagumi selama ini, sedangkan disudut meja lain Haechan tampak memperhatikan keduanya, memperhatikan bagaimana Jihoon yang terus menatap Ben dengan penuh rasa cinta.

Kasihan sekali si pak tua, dia pasti galau setelah tahu jika tuan muda kecil mencintai pria lain

Dalam hati Haechan tergelak namun disatu sisi ia juga merasa kasihan, sorot mata Junkyu tak pernah berbohong seperti menyimpan perasaan lebih pada Jihoon namun Haechan tak melihat sebaliknya, Jihoon terlihat menyimpan kekesalan pada Junkyu.

"Kenapa kau terus menatapku seperti itu?"

Ben menyeruput kopi hitam miliknya, pemuda itu menoleh pada Jihoon yang sedang meminum susu hangat.

"Lama tidak bertemu, kamu semakin tampan"

Jihoon yang memuji namun wajah Jihoon juga yang memerah, lihatlah pemuda itu kini menunduk dengan semburat merah di pipinya, Ben yang melihat tak bisa menahan gemas, pemuda itu mencubit kedua pipi berisi milik si Park.

"Kau juga, semakin menggemaskan"

Tangan Ben mengusak gemas rambut milik sahabatnya namun rasanya hati Jihoon ikut berantakan, wajahnya semakin memerah saja.

"Pasti kau sudah memiliki kekasih-"

"Tidak, aku masih jomblo!" Jawab Jihoon cepat dengan suara lantang, bahkan suaranya terdengar cukup keras hingga membuat beberapa pengunjung menoleh kearahnya, Haechan yang mendengarnya menutup wajah dengan buku menu, sungguh ia ikut malu.

Ternyata tak perlu tes DNA untuk menunjukkan jika Jihoon anak dari nyonya Rose, mereka sama cerobohnya.

Tapi lihatlah yang membuat onar seakan tak memperhatikan sekitar, kedua tangan Jihoon terlipat diatas meja, matanya menatap lurus pada Ben, seperti anak yang sedang disiplinkan.

"Oh apakah benar?" Tanya Ben mencondongkan wajahnya lebih dekat dengan Jihoon.

"Benar, apa kau mau jadi kekasihku sekarang?" Tanya Jihoon to the points tanpa ingin berbelit-belit, Ben memundurkan tubuhnya, pemuda itu berdehem pelan.

Cukup lama Ben terdiam, pemuda itu melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya.

"Aku masih memiliki urusan lain, sampai bertemu dilain waktu"











*************




"Kenapa wajahmu ditekuk?"

Beberapa tangkai bunga sudah dipetik, mereka membawa keranjang kecil pada sebuah gazebo disana sudah disiapkan beberapa vas bunga yang sudah diisi air.

Jihoon mendudukkan tubuhnya disamping Haruto, mengambil bunga-bunga yang telah di petiknya barusan.

"Aku ditolak, lagi"

Jihoon semakin menunduk, suaranya terdengar sangat lirih, bahkan Haruto sampai mendekatkan tubuhnya.

"Ditolak siapa?"

Helaan nafas berat terdengar, Jihoon menatap langit yang cukup mending, sama seperti suasana hatinya.

"Dia seseorang yang dulu aku ceritakan padamu"

Only Mine [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang