Epilog

4.3K 414 71
                                    

Junkyu benar-benar dilanda pusing dengan tiga balita yang terus bertengkar setiap detiknya, apalagi ketika Jihoon memasak membuatkan anak-anak mereka makan, ketiga balita itu sedang ada di masa gtm sulit untuk Junkyu yang kesabarannya setipis tissue untuk mengontrol emosi.

"Rami astaga Gyuvin jangan di jambak!"

Dua balita itu masih sibuk adu jotos dengan tangan gempal mereka, sedangkan satunya lagi hanya diam menyimak, memang dari ketiganya Ruka lah yang paling anteng.

Junkyu dan Jihoon dikaruniai bayi kembar tiga, selama masa kehamilan Jihoon memang sering drop bahkan saat persalinan Junkyu hampir kehilangan sang pujaan hati tapi untung saja nasib baik masih berpihak pada mereka.

Kim Ruka balita perempuan itu jauh lebih pendiam daripada kedua saudaranya yang lain, tatapan datar yang ditunjukkan balita itu persis seperti ayahnya.

Kim Rami atau Kim Haram, balita perempuan itu terlihat lebih periang bahkan banyak sekali mengoceh namun jika bertemu orang baru dia akan mendadak diam tak berkutik, ringan tangan terhadap saudaranya yang laki-laki namun jika pada Ruka pada balita itu tak berani mengganggu, katanya Ruka itu menyeramkan.

Sedangkan satunya lagi Kim Gyuvin, memiliki sifat tak jauh beda dari Rami namun Gyuvin jauh lebih extrovert, balita itu bisa saja mudah di culik karena jika bertemu orang baru selalu minta untuk di gendong, dari ketiganya Gyuvin yang paling cengeng itu sebabnya Rami begitu senang menjahili satu saudaranya ini.

Dan Junkyu benar-benar dibuat pusing oleh dua fotokopian Jihoon, ia lebih memilih untuk bersama Ruka setiap harinya daripada harus bersama dengan dua balita yang sering bertengkar itu.

Ruka yang sudah kepalang kesal karena mendengar dua saudaranya yang tak henti teriak langsung saja berjalan meskipun langkahnya terlihat masih tak seimbang, balita mungil itu mengambil dua pacifier berwarna biru dan gold lantas menyumpalkan pada dua mulut saudaranya.

Seketika mereka terdiam, menatap takut pada mata tajam Ruka.

"Belisik!" Sentak Ruka masih dengan mata tajamnya, Rami dan Gyuvin menunduk takut, kedua tangan gempal mereka saling berpegangan seolah yang mereka hadapi sekarang adalah monster menakutkan.

Disatu sisi Jihoon yang membawa nampan berisi makan siang ketiga anaknya hanya bisa menggeleng samar, Ruka itu benar-benar Junkyu versi kecil.

Si cengeng Gyuvin langsung saja menatap ibunya, seolah mengadu namun Jihoon hanya terkekeh kecil.

"Makanya jangan nakal, udah sekarang kalian makan-"

"Nda!" Kompak kedua balita itu menutup mulutnya, melemparkan pacifier yang ada di mulut mereka.

Ruka lagi-lagi dibuat menghela nafas lelah, balita mungil itu merangkak mendekat kearah ibunya.

Lantas Ruka melihat kearah dua saudaranya.

"Mu Ka cuapi?"

Mendengar pertanyaan itu tangis Gyuvin semakin kencang bersahutan dengan tangis Rami yang ikut ketakutan melihat Ruka sudah dengan sendok kematiannya.

Junkyu hanya menghela nafas berat, kenapa anak-anaknya tidak ada yang betul?

Tiada hari tanpa tangisan dan teriakan.






*************
















"Morning"

Jeongwoo menghampiri Haruto yang sedang memakaikan pakaian pada balita wanita yang terlihat anteng, namun setelah melihat ayahnya yang sudah siap dengan jas hitam membuat balita itu seketika merentangkan kedua tangannya.

Only Mine [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang