57. Cinta

4.9K 477 45
                                    

Berisiknya suara orang-orang berlalu lalang terdengar jelas di telinga, katanya tak henti menatap sekitar, kedua tangannya dimasukkan kedalam saku celana, dengan menggunakan pakaian tertutup Kim Junkyu berjalan tenang diantara banyaknya masyarakat berlalu-lalang.

Kakinya melangkah menuju toko roti, bunyi lonceng menjadi pertanda datangnya pelanggan, si Kim melangkah menuju satu meja di pojok ruangan.

Seorang pelayan datang membawakan menu, Junkyu mengambil buku menu itu dan membaca beberapa saat namun pandangannya tak henti berfokus kearah seorang wanita yang tak jauh darinya, dibalik kacamata hitam itu mata Junkyu menelisik gerak-gerik si wanita yang tak terlihat mencurigakan sama sekali.

5 menit telah berlalu, Junkyu memberikan kembali buku menu pada pelayanan tersebut, si pelayan tampak tersenyum ramah kembali membawa buku menu, kakinya mundur beberapa langkah kemudian berjalan membelakangi Junkyu, sebelah tangan di simpan di belakang tubuh, jarinya membentuk satu kode membuat Junkyu tersenyum dibalik masker hitam yang digunakannya.

"Target sudah terlihat"

"Kau harus tetap berhati-hati, ingat jangan gegabah atau kau tak akan pernah bisa bertemu Jihoon selamanya"

Junkyu menggerling bola matanya malas, pemuda itu menatap kearah luar jendela, gerimis mulai mengguyur kota tampak begitu tenang.

Jemarinya memainkan sebuah arloji berwarna silver.

15 menit dan pesanan Junkyu datang, pemuda Kim itu lantas berdiri setelah membawa satu bingkisan yang diberikan padanya.

Bersamaan dengan si wanita yang kini keluar dari toko roti tersebut, saat pintu dibuka seorang pemuda masuk sedikit menabrak pundak Junkyu.

Junkyu melirik sekilas dari sudut matanya, pemuda Kim itu mengangguk kecil tangannya mengambil sesuatu yang diberikan oleh pemuda di sampingnya kemudian melanjutkan langkahnya yang sempat tertunda.

Kaki Junkyu melangkah menyebrangi jalan, gerombolan orang-orang berjalan kaki membuat Junkyu terhuyung kesana-kemari.

Bruk!

"Astaga! Apa kau baik-baik saja?!"

Tepat sasaran.

Paper bag yang ada ditangan Junkyu terlepas sedikit terlempar, pemuda Kim itu meraba jalanan mencari sesuatu yang terlepas darinya.

"Ini, kemari biar saya bantu"

Tubuh Junkyu dituntun sampai ke tepi jalan, wanita itu menuntunnya duduk di kursi yang ada di sisi jalan.

"Apa roti ku baik-baik saja?"

"Roti mu masih bagus, masih layak untuk dimakan"

Junkyu tampak bernafas lega, pemuda itu tersenyum dibalik masker yang digunakannya.

"Terimakasih, terimakasih sudah membantuku"

"Sama-sama, ngomong-"

"Astaga David!"

Seseorang berteriak tak jauh dari mereka membuat keduanya serempak menoleh.

"Kak Changbin?"

"Ya! Seo David aku sudah berpesan untuk menungguku didalam kenapa kau masih saja nakal?!"

Seo Changbin pemuda itu membungkuk hormat kearah si wanita yang duduk disamping Junkyu.

"Maaf, saya benar-benar minta maaf jika adik saya merepotkan anda nyonya"

"Tidak apa, jangan memarahinya kasihan adikmu"

Changbin mengeluarkan beberapa lembar uang diberikannya pada wanita itu "Ini sebagai ucapan terimakasih saya"

Only Mine [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang