Bab 18. Kegilaan

1.7K 125 8
                                    

DUARR!!

Liliana terkesiap lalu menoleh cepat kearah dimana suara ledakan itu berasal.

Ia bisa melihat cahaya yang muncul dari balik jajaran pohon, tepat dimana rumahnya berada.

Pikiran pertama yang terlintas di kepala Liliana adalah itu merupakan kekuatan sihir milik Greta, ia bisa merasakannya.

Namun untuk pertama kalinya ia melihat gelombang kekuatan sihir yang begitu besar yang Greta keluarkan sepanjang Liliana tumbuh.

Tidak pernah ada satu waktu pun dimana Greta mengeluarkan kekuatan sihir sebesar ini dihadapan Liliana seumur hidupnya.

Ia hanya akan membuat tipuan dan trik sihir kecil yang tampak sederhana didepannya, itu pun dengan gerakan yang sedikit asal asalan tanpa keseriusan sama sekali.

Namun kali ini, melihat semburat cahaya terang yang sesekali memancar dari balik jajaran pohon dan berbagai bunyi dentuman. Liliana bisa merasakan kekuatan sihir Greta yang sangat besar.

Ia tanpa sadar menggigit bibirnya cemas, kedua tangannya terkepal erat.

Apakah ini akan baik baik saja?

Ia ingin melihat bagaimana situasi Greta.

Berbagai kecemasan kembali menyerang Liliana begitu pikirannya teringat akan kondisi Greta, ia benar benar ingin berlari menuju rumahnya saat ini.

Namun, sesaat ketika niat untuk pergi menyelimuti diri Liliana sepenuhnya. Sesosok tubuh tinggi dan tegap mendadak muncul dipikirannya, menatapnya tegas untuk menyuruhnya tetap tinggal.

Pikiran Liliana sedikit tercerahkan.

Ia memandang kearah dimana suara dentuman dan pancaran cahaya dikejauhan.

'Bibi Greta akan baik baik saja, dia bersama dengan Asher dan juga Kyle'

Berulang kali Liliana mengulang ucapan itu didalam kepalanya, berusaha menekan pikiran liar dan juga kecemasan yang menyelimuti dirinya.

Ia mencengkeram jubah pemberian Asher ditubuhnya erat, menatap lurus kearah depan. Dan terus mengucapkan kalimat yang sama berulang ulang kali.

Hingga tak lama, suara ledakan nyaring kembali terdengar yang membuatnya terkesiap untuk kesekian kali.



****




Bau menyengat darah menyelimuti keseluruhan udara ditempat itu, terasa sangat pekat dengan bau amis dan juga aura kematian.

Guyuran hujan yang sebelumnya mengguyur deras, perlahan mulai mereda. Menetes pada tubuh tubuh yang tergeletak diatas tanah basah. Menciptakan genangan berwarna merah yang tampak menutupi rerumputan hijau sebelumnya.

Diantara sekumpulan tubuh yang tergeletak begitu saja diatas tanah, beberapa sosok tampak masih saling berhadapan. Meluncurkan serangan kearah satu sama lain.

Greta terhuyung mundur beberapa langkah begitu pisau ditangannya melesat dan menancap dada pihak lawan, tubuhnya tampak telah mulai sulit untuk berdiri tegap diatas kakinya sendiri.

Seluruh tubuhnya basah, bahkan rambut panjangnya yang sebelumnya tampak tertata dengan rapi. Saat ini terlihat berantakan dengan helaian rambut yang menempel disekitar wajah serta lehernya.

Wajah cantiknya memiliki beberapa bekas cipratan darah yang berasal dari pihak lawan.

Ia meringis tertahan, menekan luka tusuk diperutnya. Darah tampak merembes dan terus mengalir keluar dari luka tusuk diperut Greta tanpa bisa wanita itu cegah.

FIELD OF DAISIES Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang